Soal Yerusalem, Raja Salman dan PM Turki Desak Umat Muslim di Dunia Bersatu untuk Palestina
Raja Arab dan PM Turki dalam pertemuan itu menekankan pentingnya status Yerusalem.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Raja Salman dan Perdana Menteri (PM) Turki Binali Yildirim mendesak agar umat muslim bersatu untuk Palestina.
Dilansir Aljazeera, hal tersebut disampaikan dalam pertemuan dua negara tersebut pada Rabu (27/12/2017) di Riyadh, Saudi Arabia.
Mereka berdua meminta umat muslim bertindak dan bersatu melawan keputusan AS yang mengakui Yerusalem.
Sebanyak 128 negara menolak pengakuan AS, 9 negara mendukungnya, dan 35 negara abstain.
Akan tetapi Amerika Serikat tetap enggan mencabut kembali pernyataan pengakuannya itu.
Meski AS telah kalah pada sidang voting PBB, AS dan negara yang mendukungnya , seperti Guatemala tetap memindahkan kantor kedutaan mereka ke Yerusalem.
Raja Arab dan PM Turki dalam pertemuan itu menekankan pentingnya status Yerusalem.
Mereka meminta umat muslim membantu untuk melindungi hak-hak warga Palestina.
Gadget Terbaru! Seharga Rp 2,9 Jutaan, Begini Spesifikasi Oppo A83 yang Perlu Kamu Ketahui
Seperti diketahui, Arab Saudi dan Turki merupakan salah satu negara yang mengkritik keras keputusan Presiden AS Donald Trump.
Bahkan, Presiden Turki Recep Tayyip Edorkan menyebut AS garis merah untuk umat Islam.
Tak hanya itu, Edorgan juga mengancam akan memutuskan hubungan dengan Israel.
AS Potong Anggaran PBB
Donald Trump mengancam akan memotong bantuan ke negara-negara yang memberikan suara untuk memilih rancangan resolusi PBB yang mengecam keputusan AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
DKI Jakarta: Sandiaga Uno Akan Berikan Hal Ini Terkait Sektor Wisata Kepulauan Seribu, Netter Ramai Beri Saran
"Mereka mengambil ratusan juta dolar dan bahkan miliaran dolar, dan kemudian mereka memberikan suara menentang kita. Baik, kita melihat suara itu. Biarkan mereka memberikan suara melawan kita. Kita akan menghemat banyak. Kami tidak peduli," kata Donald Trump dikutip kantor berita Reuters.
Amerika Serikat, sesuai dengan ancamannya sebelum sidang veto dilakukan itu menyatakan akan merealisasikannya.
AS mengatakan pihaknya akan memotong lebih dari seperempat miliar dolar anggaran untuk PBB.
Anggaran sebanyak $ 285 miliar tersebut diperkirakan akan dipotong dari anggaran operasional PBB tahun depan.
Pilkada Jabar: Tanggapi Postingan Deddy Mizwar Soal Pilkada Jabar 2018, Fahri Hamzah: Jie, Aku Ikut Memikul Beban
Langkah tersebut diambil AS setelah PBB menolak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Tawaran AS untuk Palestina
Menurut pimpinan Hamas Ismail Haniya pada Selasa (26/12/2017), Amerika telah menawarkan kepada otoritas Palestina sebuah daerah pinggiran Yerusalem, Abu Dis.
Daerah tersebut menurut AS dapat digunakan sebagai alternatif selain Yerusalem Timur untuk ibu kota Palestina di masa depan.
Baca juga: Tak Jadi Usung Deddy Mizwar di Pilkada Jabar 2018, Presiden PKS Sebut Demiz Sosok Seperti Ini
"AS masih terus menawarkan kesepakatan kepada pihak Otoritas Palestina (PA) dengan cara apa pun, untuk memberi mereka modal atau entitas di daerah Abu Dis, yang jauh dari Yerusalem, dengan jembatan yang menghubungkan ke Masjid al-Aqsa memungkinkan warga Palestina bebas untuk sholat, "katanya.
Haniya mengatakan beberapa pasukan regional berusaha untuk membagi Tepi Barat menjadi tiga bagian, selain menciptakan entitas politik di Jalur Gaza dengan kekuatan penguasaannya sendiri.
Trending: Kampanye Celup Viral, Beredar Klarifikasi Penggagas Ide Minta Maaf dan Hanya Bilang Tugas Kuliah
Keputusan Amerika itu sangat dikecam oleh Haniya.
Selain menentang Amerika, Haniya juga meminta Palestina untuk terus berjuang melawan AS. (*)
Top 5 News! Pasangan Polwan Cantik yang Digerebek Kejutkan Komandan hingga Dituding Hina Ustaz Wartawan Dipecat