Beredar Isu Permen Mengandung Narkoba di Banyumas, Begini Kata Kepala BNNK Mendengar Hasil dari BPOM
Kepala BNNK Banyumas AKBP Azis Nurwanto Sulistyo mengatakan, ada dugaan, pengembangan isu permen mengandung narkoba sengaja dilakukan oknum tertentu.
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Masyarakat diresahkan dengan peredaran permen susu yang diduga mengandung narkoba di Banyumas.
Dilansir dari Tribun Jateng Kamis (21/12/2017), hal ini bermula dari seorang anak balita di Kecamatan Banyumas jatuh sakit hingga tidur berhari-hari dan lemas usai mengonsumsi permen itu.
Dugaan menjadi kuat setelah kabarnya hasil tes urin balita itu oleh BNNK Banyumas menunjukkan positif psikotropika golongan benzodiazepin.
Namun belakangan, hasil uji BPOM RI terhadap permen itu menunjukkan produk tersebut negatif psikotropika.
Sebelumnya juga santer berita mengenai permen mengandung narkoba, namun ketika di uji di laboratorium hasilnya negatif narkoba.
Kepala BNNK Banyumas AKBP Azis Nurwanto Sulistyo mengatakan, ada dugaan, pengembangan isu permen mengandung narkoba sengaja dilakukan oknum tertentu untuk menjatuhkan produk pesaing bisnis.
Pihaknya menengarai, untuk dua kasus permen itu, diduga karena persaingan bisnis yang tidak sehat sehingga isu itu digemborkan.
"Kemungkinan itu bisa saja terjadi. Karena saat itu ada banyak anak yang terpapar namun terlokalisir. Bisa jadi mereka sebar produk yang sama dengan produk pesaing di lokasi tertentu, namun sudah dikasih zat psikotropika untuk hancurkan produk itu,"katanya, Kamis (21/12/2017).
BACA Donor Ginjal untuk Lunasi Utang, Pasca Operasi Ita Diana Malah Dapat Makian dan Ancaman
Kabar ini berawal dari keresahan seorang nenek di Kecamatan Banyumas saat cucu belianya berusia 4 tahun mengalami sakit panas usai menelan beberapa butir permen susu, Selasa (5/12) lalu.
Oleh pembantu orang tua tersebut, bocah itu diberi ibuprofen sirup untuk penawar sakitnya.
Karena tak kunjung sembuh, keesokan harinya, anak itu diberi parasetamol syrup selain ibuprofen selama tiga hari berturut-turut, hingga Jumat (8/12).
Namun, selama itu pula, anak itu lebih banyak tidur. Ia hanya bangun untuk meminum obat atau ke kamar mandi dalam kondisi lemas.
Anak itu juga selalu muntah ketika diberi makan. Karena kondisi kesehatannya yang terus menurun, oleh neneknya, anak itu diperiksakan ke seorang dokter dengan keluhan mual dan muntah, namun tidak panas.
Oleh dokter, anak itu diberi resep berupa sirup obat dan puyer untuk menyembuhkan penyakitnya. Setelah meminum obat dari resep dokter, kondisi kesehatan anak itu pun berangsur membaik dua hari kemudian, Minggu (10/12).
BACA JUGA Penghina Istrinya Ditangkap Polisi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Berterima Kasih
Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Banyumas sempat memeriksa urin anak tersebut dan hasilnya positif psikotropika (benzodiazepin). Namun pihaknya belum mengetahui muasal zat itu dari mana.
"Kami tidak menyebut permen itu positif benzo, karena harus diuji dulu di laboratorium," kata Kepala BNNK Banyumas AKBP Azis Nurwanto Sulistyo, Kamis (21/12).
Untuk memastikan apakah permen susu itu mengandung psikotropika atau tidak, sampel permen susu yang masih tersisa satu dibawa petugas untuk diperiksa di Balai Besar POM Semarang.
Petugas juga membawa beberapa sampel permen susu dari warung yang dibeli anak itu.
Balai BPOM Semarang merilis hasil pengujian permen itu kemarin, Rabu (20/12), yang menyatakan, permen merek Pindy dengan kemasan warna biru pink dan biru putih negatif narkoba, atau tidak mengandung psikotropika golongan Benzodiazepin.
Badan POM RI akhirnya memberikan klarifikasi terhadap informasi yang sempat viral di dunia maya itu. (*)