Waduh! Baru Saja Softlaunching, OKE OCE Trip Dianggap Terburu-buru dan Mengada-ada
Mengenai softlaunching itu, DPRD DKI Jakarta menganggap softlaunching OK OCE terburu-buru. William Yani menyebut Ok OCE Trip kebijakan mengada-ada.
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Hari ini (14/12/2017) Anies membuka softlaunching OK OCE Trip di Pendopo Balai Kota Jakarta.
Softlaunching ini dihadiri oleh Wagub Sandiaga Uno, Kepala Dinas Perhubungan Andriansyah, Direktur Utama Transjakarta Budi Kaliwono, dan beberapa pejabat Pemprov DKI lainnnya.
Mengenai softlaunching tersebut, DPRD DKI Jakarta menganggap softlaunching OK OCE terburu-buru.
Dilansir dari Warta Kota, Anggota DPRD DKI dari fraksi PDIP, William Yani menyebut Ok OCE Trip hanya kebijakan mengada-ada.
"Ujicobanya masih lama kok sudah soft launching," kata William, Kamis (14/12/2017).
BACA Kejutkan Fans, Lay Akhirnya Terlihat Berkumpul Kembali dengan Member EXO!
William menganggap terburu-buru lantaran sebenarnya konsep Ok OCE Trip sendiri belum jelas.
"Kami saja yang di dewan tak paham seperti apa konsepnya. Kajiannya saja tak jelas kapan diadakan," kata William.
Menurut William masih terlalu banyak pertanyaan terkait konsep Ok OCE Trip dan bagaimana sistemnya ketika berjalan nanti.
Bahkan Yani beranggapan Kadishub DKI maupun Dirut Transjakarta pun masih bingung dengan konsep Ok OCE Trip yang digagas Wakil Gubernur Sandiaga Uno.
"Itu Kadishub dan Dirut Transjakarta itu orang pintar. Tapi saya rasa mereka sekedar menjalankan perintah atasan saja itu. Dipaksakan jadinya," kata William.
Tapi William sadar kesempatan harus diberikan karena terlanjut soft launching.
BACA OK OCE Trip Softlaunching, Begini Cara Kerjanya
Efeknya dalam tenggang waktu sampai masa ujicoba pada Januari 2017 mendatang, Sandi harus mampu memberi penjelasan gamblang terkait Ok OCE Trip ke masyarakat.
"Sekarang ini kan cenderung tertutup. Kajiannya gimana kita tidak tahu dan lainnya. Itu yang harus disosialisasikan sekarang," kata William.
OK OCE Trip merupakan salah satu program kerja yang dijanjikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ketika dirinya melakukan kampanye.
Program ini mengintegrasikan kendaraan umum seperti Transjakarta dan Angkot dalam satu tarif. (*)