Bocah Pengidap Autis Tulis Surat Bunuh Diri yang Memilukan dan Coba Regang Nyawanya Pakai Gunting
Jack Rogan bocah yang mengidap autisme ini menulis surat yang mengharapkan ibunya untuk membunuhnya.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNWOW.COM - Seorang ibu mengungkapkan bahwa dirinya telah menunggu beberapa minggu untuk mendapatkan bantuan bagi putranya yang berusia delapan tahun yang mencoba bunuh diri dan menulis surat yang memilukan.
Melansir dari Metro pada Kamis (14/12/2017), Jack Rogan bocah yang mengidap autisme ini menulis surat yang mengharapkan ibunya untuk membunuhnya.
Tak hanya itu, dalam suratnya Jack juga menuliskan 'apa yang salah dengan saya'.
Kerry Linnell (43), sang ibu juga membacakan ada kata-kata seperti 'bakar saya hidup-hidup' dan 'tempatkan saya di sebuah kuburan'.
Bahkan, Jack juga sudah melakukan percobaan bunuh diri menggunakan gunting.
Sang ibu pun langsung melarikan Jack ke Alder Hey Childern's Hospital, Liverpool, Inggris, pada bulan Oktober setelah bocah itu mencoba mencabut nyawanya sendiri.
Namun, saat itu tidak ada ruangan spesialis yang tersedia bagi Jack meski para dokter sadar betul bahwa Jack dalam keadaan yang tertekan.
Linnell pun memuji staf rumah sakit karena sudah mengupayakan segala yang terbaik untuk anaknya.
BACA: Tak Menyesal Dikeluarkan Dari Sekolah, Siswi SMA yang Dituduh Pelakor Unggah Hal Ini dengan Bangga
Pihak rumah sakit pun menempatkan Jack di bangsal yang tidak ada perawatan kesehatan mental dan dirawat di sana selama tujuh minggu.


Linnell pun mengatakan bahwa Jack mulai terbuka soal upayanya bunuh diri setelah berjuang mengatasi adaptasi di sekolah barunya tahun lalu.
"Ini adalah situasi yang mengerikan dan saya tidak menyadarinya. Saya tidak dapat memberikan apa yang ia butuhkan," kata Linnell.
"Jack telah menulis surat yang meminta saya untuk membunuhnya, bertanya siapa dirinya, mengapa ia menjadi orang yang berbeda dengan yang lainnya, dan meminta orang-orang lain untuk melupakannya," tambahnya.
Linnell juga menjelaskan bahwa anaknya tersebut bertanya-tanya mengapa dirinya tidak memiliki teman dan juga meminta untuk dimasukkan di dalam tanah dengan tanda RIP di atasnya.
"Seiring bertambahnya usia, dia menyadari betapa berbedanya dunia terhadapnya dan membuat ia merasa seperti orang jahat," jelas Linnell.

"Dia akan menendang dan memukul saya, menarik rambut saya, menggigit dirinya sendiri dan mencoba menarik telinganya. Kemudian ia akan mulai terisak-isak sesudahnya dan mulai meracau," tambahnya.
Sebuah akun Facebook bernama Justice for Jacko pun dibentuk oleh teman-teman dan keluarganya dan sebuah petisi telah diluncurkan untuk meminta lebih banyak ruang kesehatan bagi anak-anak dengan masalah kesehatan mental.
Bahkan sebelumnya, bintang lapangan hijau dari Liverpool FC mengunjungi Jack yang merupakan penggemar Everton.
Bintang Liverpool FC ini pun melakukan kunjungan yang mengharukan kepada fans muda Everton.
Anggota parlemen Liverpool, Luciana Berger mengatakan bahwa kasus Jack menyoroti krisis kesehatan mental anak-anak yang besar.
BACA JUGA: Tak Disangka Susu yang Diminum Produk Palsu, Bayi Ini Alami Demam Tinggi & Tubuhnya Penuh Ruam Merah
Di rumah sakit, Linnell tinggal di samping tempat tidur Jack sepanjang waktu untuk mencegahnya melukai dirinya sendiri.
Berger, seorang anggota parlemen buruh untuk Wavertree dan menteri bayangan untuk kesehatan mental mengatakan di Parlemen, sebuah rencana pemerintah baru tidak melakukan apa-apa untuk anak kecil yang mengalami hal serupa seperti Jack.
Ia juga menyampaikan kekhawatiran bahwa anak-anak muda seperti Jack menghadapi siksaan, kesedihan, dan rasa sakit sepanjang tahunnya.
Juru bicara Alder Hey menjelaskan bahwa Alder Hey ditugaskan untuk memberikan layanan rawat inap untuk anak-anak dan remaja di bawah usia 13 tahun dengan kondisi kesehatan mental yang kompleks.
Unit spesialis Dewi Jones berbasis di Waterloo merupakan satu dari enam unit yang didedikasikan untuk kondisi kesehatan mental anak-anak di Inggris.
Pasalnya, ada permintaan signifikan untuk layanan kesehatan mental anak-anak di seluruh negeri dan ada tantangan secara nasional dalam memenuhi permintaan ini.
Prioritas utama adalah memastikan anak-anak tetap aman dan dirawat sementara ada pihak yang bekerja keras untuk menyediakan ruangan spesialis sesegera mungkin.
Jackie Doyle-Price, menteri konservatif untuk perawatan dan kesehatan mental mengatakan bahwa rencana pemerintah baru mencakup target waktu tunggu, dorongan perekrutan, dan investasi untuk membawa layanan bersama. (*)