Breaking News:

Gunung Agung Meletus

PVMBG Prediksi Letusan Besar Gunung Agung Terjadi Pada Waktu Ini

Kepala Bidang Mitigasi PVMBG I Gede Suantika menjelaskan letusan hebat Gunung Agung akan terjadi pada pada waktu ini.

Editor: Lailatun Niqmah
Istimewa
Gunung Agung terkini 

TRIBUNWOW.COM - Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) I Gede Suantika menjelaskan, kepulan asap mengandung abu vulkanik secara visual mengepul makin tinggi, tebal dengan tekanan lava pun makin kuat menuju permukaan dasar kawah Gunung Agung.

"Infusi lava ke dasar kawah makin besar debit volumenya. Kita masih berharap letusan ini efusif. Kawah penuh dan lava meluber dengan berlahan, sehingga tidak sampai eksplosif (ledakan hebat)," ujar Gede Suantika.

Dilansir Tribun-Bali.com, Pihaknya justru mengkhawatirkan tiba-tiba terjadi penambahan debit volume lava yang keluar dalam waktu singkat, sementara ruang yang dimiliki saluran magma terlalu kecil.

Hal inilah yang kerap menyebabkan letusan eksplosif (letusan besar).

"Saat ini lobang dasar kawah sudah hancur atau bertambah. Lava sudah di dasar kawah dan terus bertambah untuk memenuhi dasar kawah," jelas Gede Suantika

Dengan kondisi letusan saat ini, jika mengacu pada letusan tahun 1963, kemungkinan masih membutuhkan waktu sekitar 1 bulan untuk Gunung Agung mengalami letusan eksplosif.

"Siklusnya sama seperti tahun 1963. Didahului letusan eflusif seperti saat ini. Kepulan asap terus terjadi, hingga sebulan kemudian diawali adanya gemuruh dan diikuti ledakan eksplosif. Mungkin dulu dasar lava masih dangkal, lava keluar dan langsung meleleh," jelasnya.

Viral: Trending YouTube! Pengacara Bilang Setnov Stress di Rutan hingga Tuding KPK Lakukan Cyber War

Sementara hujan abu terus mengguyur beberapa wilayah.

PVMBG menerima laporan, hujan abu juga sudah mencapai Pulau Nusa Penida.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Agung kembali meletus, sejak erupsi freatik pertama pada Sabtu (25/11/2015) sekitar pukul 17.30 WITA dengan ketinggian 1.500 meter dari puncak kawah.

Minggu (26/11/2017) sekitar pukul 05.05 WITA, erupsi terjadi dengan tinggi kolom abu kelabu gelap bertekanan sedang mencapai 2.000 meter, kemudian pada pukul 05.45 WITA ketinggian mencapai 3.000 meter.

Saat meletus Sabtu (25/11/2017) malam, sempat terlihat lava dari Gunung Agung.

Menyikapi hal ini, I Gede Suantika mengatakan, lava masih berada dalam Gunung Agung dan belum meluber keluar.

"Merah-merah itu dari sinar lava, masih ada dalam kawah dan belum meluber," kata Suantika, Minggu (25/11/2017).

Menurut dia, diameter kawah Gunung Agung 900 meter dengan kedalaman 200 meter. Lava akan meluber jika tekanan dari bawah terus mendorong ke arah atas.

Baca juga: Gunung Agung Meletus, Bandara I Gusti Ngurah Rai Masih Beroperasi, Begini Alasannya

"Tinggal keluar, tergantung apakah ada dorongan dari bawah," katanya.

Dalam proses ini akan terus terjadi pengisian lava ke kantong permukaan.

Jika semakin membesar, tetapi mengalami sumbatan bisa menyebabkan terjadinya ledakan besar.

Hal ini sekaligus mempertegas bahwa kini Gunung Agung mengalami letusan magmatik.

"Sekarang ini sudah letusan magmatik," ujarnya.

Karena itu, pihaknya akan terus mengevaluasi kondisi Gunung Agung, termasuk mempertimbangkan kenaikan status dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas).

Berdasarkan pantauan pada Minggu (26/11/2017), semburan abu mencapai puluhan kilometer, meliputi wilayah Karangasem dan Kabupaten Klungkung.

Tebalnya abu vulkanik menutupi sinar matahari sehingga menyebabkan langit terlihat lebih gelap daripada biasanya.

Warga dihimbau agar tidak melakukan aktivitas apa pun di dalam radius 6 kilometer ditambah perluasan sektoral sejauh 7,5 kilometer ke arah utara-timur laut, tenggara, dan selatan-barat daya.

Baca: Berhasil Bobol Gawang Chelsea, Mohamed Salah Tak Selebrasi karena Alasan Mengharukan!

Kini, sejumlah pengungsi mulai berdatangan di Gor Swecapura, pengungsi yang sebagian berasal dari Karangasem dan BPBD Klungkung bahu-membahu membangun tenda pengungsian.

Kalak BPBD Klungkung, Putu Widiada, Minggu (26/11), mengungkapkan setidaknya terdapat lima tenda yang dibangun saat ini.

Di mana dalam satu tenda, mampu dihuni sebanyak 25 jiwa.

Jumlah kuota maksimal bangunan GOR Swecapura mampu menampung sebanyak 3500 jiwa, sementara yang terisi saat ini baru 1200 jiwa.

"Pembangunan tenda, tidak lain adalah untuk antisipasi dari lonjakan pengungsi. Dimana hingga kini, jumlahnya masih terus mengalami peningkatan. Nanti langsung kami pasang lampu juga," katanya.

Jumlah logistik yang tersedia di sana saat ini sebanyak 33,175 tob beras, yang masih mampu memenuhi kebutuhan pengungsi selama sebulan.

Selain beras di pengungsian juga tersedia masker sebanyak 122 ribu dan sudah disebarkan 10 ribu pada pagi, Minggu (26/11/2017).

"Termasuk juga kebutuhan selimut, alas tidur, serta bantal, juga masih tersedia, dan nanti akan langsung kami persiapkan," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Tags:
Gunung AgungErupsiBali
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved