Kulit Bocah Melepuh hingga Berdarah Usai Minum Obat Demam, 'Saya Nggak Bisa Nuduh Dokternya'
Yanti menyebut musibah yang dialami anaknya bermula setelah ia memberikan obat demam dari seorang dokter kepada bocah berusia lima tahun itu.
Editor: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
TRIBUNWOW.COM - Citra Abelian mengerang kesakitan di atas tempat tidur Rumah Sakit Imelda Medan, Kamis (23/11/2017) pagi.
Bocah berusia lima tahun itu berulangkali memanggil ibunya yang duduk di samping tempat tidur perawatan, karena luka bakar di tubuhnya terus mengeluarkan lendir bercampur darah yang menempel di kain batik pembungkus tubuhnya.
Saat hendak diobati perawat, Citra yang punggung dan matanya melepuh hanya bisa berbaring ke arah kiri sisi tempat tidur.
Itu dilakukan agar punggungnya yang melepuh tak menempel ke kain seprai tempat tidur.
"Ma, sakit ma. Ma, adek mau pulang," erang Citra berusaha membuka kedua matanya yang ikut melepuh. Dengan sabar, ibunya Yanti (29) mengelus-elus kepala anak semata wayangnya itu. Yanti mengusap lembut bagian dahi anaknya sembari berbisik agar Citra kuat.
"Iya sayang, ini mama nak. Sabar ya sayang. Nanti kalau sudah sembuh, kita pulang ya," kata Yanti dengan suara bergetar menahan air matanya.
Gagal Operasi Plastik, Wanita Ini Lepas Pakaian dan Lontarkan Makian di Rumah Sakit, Lihat Videonya!
Salah satu perawat diketahui bernama Andi yang datang membawa salep oles kemudian minta izin pada Yanti untuk melihat luka di tubuh Citra.
Perawat itu pelan-pelan membuka kain batik yang dijadikan selimut tersebut. Namun, tanpa sengaja, Andi menyenggol kain batik yang menempel pada luka Citra.
Sontak, Citra mengerang pilu menahan sakit karena kulitnya terkelupas mengeluarkan darah. "Maaaa, sakit ma. Sakit," katanya.
Ketika Citra mengerang, perawat tadi terdiam. Ia buru-buru mengambil tisu mengelap darah yang mengucur dari pinggul Citra.
"Ini mama nak. Enggak apa-apa. Om nya mau obati Citra. Sabar nak," kata Yanti. Usai diolesi salep, Citra kembali tenang.
Yanti terus memegang erat tangan lembut bocah tersebut.
Setelah kondisi Citra benar-benar tenang, Tribun Medan menanyai Yanti tentang kondisi kesehatan sang anak.
Diceritakannya, hal tersebut bermula saat Citra mengonsumsi obat dari seorang dokter.
"Awalnya Citra demam tinggi sekitar seminggu lalu. Pada Rabu (15/11/2017) malam, kami bawa lah dia ke dokter di Jalan Metal," kata Yanti. Ketika diperiksa, dokter menyatakan anaknya itu demam biasa.
Kemudian, dokter berinisial FRD memberikan sejumlah obat termasuk sirup antibiotik. Dengan perasaan lega, Yanti membawa anaknya pulang.
Namun, rasa was-was kembali muncul ketika bintik merah kehitaman layaknya cacar muncul di tubuh Citra.
Relationshiop Goals! Pasangan Kekasih Ini Berhasil Kumpulkan Uang 265 Juta, Caranya Unik
"Saya kasih dia minum obat tiga kali. Setelah itu, barulah muncul bintik-bintik seperti ini," kata Yanti.
Karena khawatir, keesokan harinya Yanti kembali bertanya pada dokter FRD.
Kata dokter, bintik merah kehitdi tubuh anaknya muncul karena alergi makanan.
"Dokter hanya bilang itu saja. Terus saya bilang, saya enggak ada kasih dia makan apa-apa dok. Saya cuma kasih dia nasi biasa dan obat dari dokter saja," kata Yanti.
Karena Yanti tak paham menyangkut masalah kesehatan, ia pun kembali ke rumahnya di Jalan Islamiah, Kampung Agas, Mabar Hilir, Sumatera Utara.
Namun, luka di tubuh Citra kian parah dan kulitnya mengelupas.
Pada Jumat (17/11/2017) lalu, Yanti dan suaminya Listiono (31) kemudian membawa sang anak ke Rumah Sakit Imelda Medan.
Di sana, Citra kemudian dirawat di ruang ICU.
Dari keterangan pihak rumah sakit, Citra mengalami penyakit Sindrom Steven-Johnson atau kelainan kulit.
Hampir seminggu di ruang ICU, Citra pun kemudian dipindahkan ke ruang Matahari.
Di ruangan ini, Citra diinfus dan kondisinya terus dipantau pihak rumah sakit.
"Kemarin dia sudah mau makan setelah luka di mulutnya kering. Tapi sekarang enggak mau makan lagi karena mulutnya kembali luka.
Mungkin di kupas-kupasnya luka itu," kata Yanti.
Karena Citra tak mau makan, nasi dari rumah sakit yang di tempatkan di wadah besi diletakkan begitu saja di samping tempat tidur perawatan.
Yanti juga bingung harus berbuat apa, apalagi harus memikirkan biaya rumah sakit.
Ditanya lebih lanjut mengenai Citra, Yanti belakangan diam.
Ia takut jika terlalu banyak bicara, karena khawatir salah menyampaikan informasi.
"Ini enggak apa-apa kan pak saya kasih informasi. Saya sih enggak bisa menuduh dokternya (malpraktek).
Tapi begitu minum obat dari dokter itu (FRD), beginilah jadinya anak saya," kata Yanti yang matanya tampak berkaca-kaca.
Saat Tribun Medan berbincang, Citra yang sempat tertidur kemudian kembali terjaga.
Ia memanggil ibunya karena ingin buang air besar. Lantaran kondisinya cukup memprihatinkan, Yanti meminta Citra agar buang air besar di atas kasur saja.
Namun, Citra tak bisa buang air besar dalam posisi tidur menyamping seperti itu.
"Adek gak bisa berak (BAB) ma. Sakit kali perutnya," ucap Citra dengan suara bergetar bercampur tangis.
Sayangnya, dokter yang menangani Citra di RS Imelda belum hadir.
Perawat yang bertugas juga tidak berani memberikan keterangan.
Kata perawat, diagnosis sementara karena Sindrom Steven-Johnson. Penyakit itu adalah kelainan kulit. (Ray/tribun-medan.com)