Aksi Bonek di Bandung Resahkan Warga, dari Ngamen Paksa Minta Uang hingga Jarah Makanan Pedagang
Kedatangan Bonek ke Bandung untuk mendukung tim kesayangan yang berlaga lawan PS Mojokerto Putra di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
Editor: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
TRIBUNWOW.COM - Sejumlah supporter tim Persebaya Surabaya tengah berada di Bandung, Jawa Barat.
Kedatangan mereka untuk mendukung tim kesayangan yang berlaga melawan PS Mojokerto Putra di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Pertandingan tersebut bakal dilangsungkan pada Selasa (21/11/2017) mulai pukul 15.00 WIB.
Namun, sebelum pertandingan dilangsungkan, sejumlah oknum supporter Persebaya atau yang biasa dipanggil Bonek sempat berulah.
Tak main-main, tingkah para oknum tersebut membuat sejumlah warga yang ada di sekitar Stadion Gelora Bandung Lautan Api resah.
Apa saja yang mereka lakukan? Berikut Tribunwow.com hadirkan ulasan lengkapnya sebagaimana dikutip dari Tribun Jabar:
Mantan Staf Ahok Bantah Pernyataan Anis Soal Pembiayaan Tim Gubernur, Begini Katanya
1. Ngamen dan minta uang secara paksa
Beberapa oknum Bonek diketahui membuat resah warga di Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung.
Dikatakan Yusuf Muharam (33), seorang petugas keamanan di kompleks Cempaka Arum Blok D wilayah Kelurahan Rancanumpang, banyak warga yang melapor kepadanya soal ketidakamanan di wilayah tersebut.
Adapun, perilaku yang dilakukan sejumlah oknum bonek ini adalah dengan mengamen di depan kediaman warga serta meminta uang secara paksa.
"Banyak warga juga yang lapor sama saya. Beberapa orang yang memakai atribut klub sepak bola berwarna hijau itu katanya ada yang ngamen sampai maksa-maksa minta uang," ujarnya, Selasa (21/11/2017).
Selain itu, petugas keamanan yang lainnya, Dadang Suharjo (62), Linmas Kelurahan Rancanumpang dan Abdul Hamid (24), Trantib Kecamatam Gedebage juga memberikan keterangan yang hampir sama.
Irfan Hakim Unggah Video Jelang Ayahnya Dimakamkan, Netizen: Sedihnya
Akibat peristiwa ini, puluhan personel Linmas dan Trantib dikerahkan untuk melakukan patroli di sekitar kompleks yang berada dekat Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
2. Ambil dagangan warga tanpa bayar
Irsad hanya bisa pasrah saat segerombolan oknum Bonek mendatangi lapaknya.
Pria berusia 20 tahun tersebut menjajakan pisang cokelat di dekat Stadion GBLA Gedebage, Bandung.
Ia menceritakan peristiwa pencurian barang dagangannya tersebut terjadi pada Senin (20/11/2017).
"Kejadiannya kemarin pagi. Ada sekira lima orang yang pakai atribut klub sepak bola. Warnanya hijau, Persebaya. Seorang di antaranya tiba-tiba ngambil pisang cokelat lalu pergi," ujarnya.
Irsad pun mengatakan dirinya tak berani melawan oknum bonek yang menjarah dagangannya tersebut.

"Saya nggak berani melawan, mereka soalnya banyakan. Mereka nggak ngasih uang habis ngambil pisang cokelat itu?" ujarnya.
Akibat peristiwa ini, Irsad mengaku lapaknya cenderung lebih sepi.
Pada Selasa (21/11/2017) sekitar pukul 11.00 WIB, belum ada pembeli yang hendak mencicipi dagangannya.
Padahal, Irsad mengaku setiap hari biasanya mengantongi penghasilan hingga Rp 200 ribu.
3. Aksi Bonek menjarah makanan digagalkan
Uus (62) pedagang pukis di lokasi yang berdekatan dengan Stadion Gelora Bandung Lautan Api pun mengalami nasib yang sama.
Senin (20/11/2017), sekelompok Bonek pun mendatangi lapaknya.
Mereka pun tampaknya hendak menjarah makanan yang dijajakan Uus.
"Kejadiannya kemarin. Ada sekelompok bonek (sebutan untuk pendukung Persebaya) yang lewat. Mereka pakai atribut Persebaya. Yang mau ngambil itu yang sudah dewasa, sepertinya umurnya 25-an," ujar Uus, Selasa (21/11/2017).
Namun, tidak seperti Irsad, Uus lebih berani menghadapi para preman tersebut.
Diceritakannya, saat kejadian oknum bonek tersebut sudah menyentuh pukis dagangan.
Kemudian, Uus memelintir tangan mereka.
"Tangannya sudah nyentuh pukisnya. Tapi secara cepat saya pegang tangannya, terus saya pelintir," ujar Uus sembari mempraktikan gerakan memelintir tangan.
Ampuh saja, setelahnya oknum bonek tersebut kemudian meminta maaf pada Uus.

"Kata si boneknya, 'iya maaf pak, ini saya mau bayar kok, saya bawa uang'. Uangnya Rp 20 ribu," kata pria yang mengenakan kemeja motif kotak-kotak itu.
Uus pun memilih tak menerima uang tersebut.
Ia kemudian menyuruh Bonek untuk pergi dari tempatnya berdagang.
"Kalau nggak dikasih pelajaran yang mereka nggak akan jera. Kalau saya lewat mereka juga kadang suka takut dan menghindar. Pedagang yang lain banyak juga yang cerita sama saya, dagangannya ada yang diambil," ujarnya. (*)