Waspada Unggah Selfie di Media Sosial! Fotomu Bisa Disalahgunakan Masuk ke Dalam Prostitusi Online!
Banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab akan menyalahgunakan data-data dan bahkan foto-fotomu untuk tujuan yang tidak baik.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNWOW.COM - Behati-hatilah dalam mengunggah segala sesuatu di media sosial.
Banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab akan menyalahgunakan data-data dan bahkan foto-fotomu untuk tujuan yang tidak baik.

Melansir dari World of Buzz yang mengutip dari The Star pada Senin (20/11/2017), ditemukan akun Twitter di Malaysia yang tidak bermoral dan selalu mencuri foto-foto orang lain.
Foto-foto tersebut nantinya digunakan untuk dimasukkan ke dalam prostitusi online di media sosial.
Layanan pun beragam, mulai dari video seks hingga pelacuran.
Tentunya kamu tidak ingin kan wajahmu dikaitkan dengan layanan seperti itu?
Thiago Silva Yakin Philippe Coutinho Akan Beri Kejutan Besar di Akhir Tahun!
Ditemukan kicauan-kicauan akun Twitter ini seperti memesan seorang gadis lengkap menampilkan foto-foto gadis yang berbeda.
Foto-foto gadis tersebut digambarkan sebagai wanita yang tersedia untuk 'melayani' pelanggan.

Foto-foto tersebut menampilkan gadis-gadis yang sedang selfie di berbagai tempat seperti di dalam mobil, cermin kamar mandi, bahkan di tempat kerja mereka.
Ditemukan ada beberapa wanita yang aktif di media sosial dan foto mereka di Facebook maupun Instagram telah dicuri dan disalahgunakan.
Pihak The Star pun mencoba untuk menghubungi sebuah akun porni ini dan admin akun tersebut mengatakan,
"Ya, mereka semua adalah anak perempuan saya. Kirimkan saya uang dan akan saya atur semuanya".
Citra Kirana Bawa Kabar Duka di Postingan Instagram Terbaru, I Love You Always
Mereka pun dikatakan memberikan instruksi untuk mentransfer pembayaran sebesar 300 Ringgit Malaysia atau sebesar Rp 978 ribu.
Setelah ditransfer, admin aun tersebut akan berjanji akan mengatur waktu dan kamar hotel tempat di mana gadis 'pesanan' tersebut akan menunggu.

Tidak ada pilihan untuk membayar langsung di tempat dan ini menyebabkan beberapa pengguna dideteksi sebagai scam.
Setelah pemesan membayar jumlah penuh, admin akun tersebut pun kemudian akan menghilang dan tidak bisa dihubungi kembali.
Tentu saja, apa yang sudah ia janjikan dan atur untuk pertemuan dengan perempuan 'pesanan' tersebut adalah omong kosong.
Nasib Hubungan Aurel Hermansyah dan Rabbani Zaki Jadi Pertanyaan, Fakta Sesungguhnya Kini Terungkap!
Aktivis hak digital dari Sinar Project, Tan Sze Ming menjelaskan bahwa cybercrime bukanlah hal yang baru dan telah lazim terjadi beberapa waktu ini.
"Penipuan dan pelacuran adalah kejahatan utama di sini (Malaysia). Sedangkan untuk foto curian, korban hanya bisa mengejarnya sebagai kasus pencemaran nama baik, meski tidak semua korban akan mampu membayar biaya hukum. Kebanyakan orang tidak sadar bahwa hal0hal yang mereka unggah di media sosial dapat digunakan secara bebas oleh pihak ketiga untuk tujuan apapun" jelasnya.
Kebijakan privasi di media sosial memang tidak melindungi pengguna.
Diketahui, begitu pengguna membagikan unggahannya ke publik, maka informasi tersebut dapat diakses oleh siapapun yang menggunakan internet.
Penampilan Agnez Mo saat Hadiri American Music Awards 2017
Kebijakan Facebook sendiri menyatakan,
"Dalam beberapa kasus, orang yang tidak Anda ajak berbagi dan komunikasikan dapat mengunduh atau membagikan ulang konten ini kepada orang lain dan mematikan layanan kami".
Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC), menjelaskan bahwa penyalahgunaan foto dan informasi pribadi secara online untuk meminta layanan seks adalah pelanggaaran berdasarkan Undang-undang Malaysia.
Yaitu Bagian 233 dari Undang-Undang Komunikasi dan Multimedia.
Juarai China Open 2017, Kevin Sanjaya Tak Percaya Bisa Tembus Final di Tujuh Series
Dan dari tahun 2015 hingga 2017, diketahui sebanyak 78 kasus pelanggaran ini telah diselidiki,
Namun, hukum cybercrime Malaysia masih dianggap kuno dan tidak melindungi privasi pengguna media sosial.
Chied Excecutive CyberSecurity Malaysia (CSM), Datuk Dr Amirudin Abdul Wahab pun juga memberi pernyataan.
"Kami akan membantu memberitahukan kepada masing-masing penyedia layanan untuk mencatat profil atau konten iklan yang menyinggung. Kami menyarankan para korban untuk mengajukan laporan polisi, disertai bukti untuk mendukung laporan mereka. Salinan laporan polisi dapat diberikan kepada kami untuk analisis lebih lanjut dan ekskalasi ke Twitter akan diambil tindakan lebih lanjut" ujarnya. (*)