'Pembelaan' Ibu yang Pukul dan Semprot Pembasmi Serangga ke Anak hingga Tewas, Geram karena. . .
"Penganiayaan di kediamannya itu dilakukan dengan cara sabet pakai sapu lidi, cubit, menampar, pukul, hingga menutup wajah anaknya dengan plastik."
Editor: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
TRIBUNWOW.COM - Novi Wanti jadi tersangka tindak penganiayaan.
Tak tanggung-tanggung, wanita berusia 26 tahun tersebut tega melakukan sederet kesalahan pada anak kandungnya yang masih berusia lima tahun.
Beberapa kali, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini tak segan memukuli anaknya yang berinisial GW.
Akibatnya, bocah tak berdaya tersebut meninggal dunia setelah mendapat tindak kekerasan dari Novi.
Berkaitan dengan peristiwa ini, Novi kemudian memberikan sejumlah pernyataan.
Kondisi kejiwaannya pun telah diperiksa.
Lebih lanjut, dihimpun Tribunwow.com, berikut ulasan lengkap soal sederet 'pembelaan' wanita yang kini ditetapkan jadi tersangka itu:
1. Niat memberi hukuman
Sebagaimana dikutip dari Tribunnews, Novi beberapa kali kedapatan menganiaya sang anak.
Diungkapkan Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Roycke Harry Langie, Minggu (12/11/2017), wanita itu ternyata hanya berniat memberi hukuman pada sang anak.
"Penganiayaan di kediamannya itu, dilakukan dengan cara sabet pakai sapu lidi, cubit, menampar, pukul, hingga menutup wajah anaknya dengan plastik, serta menjerat leher anaknya dengan tali rafia," katanya.

Lebih lanjut, hukuman ini muncul lantaran korban sering kali mengompol di tempat tidur hingga membuat Novi kesal.
"Pengakuannya pelaku (Novi) cuman memberi pelajaran kepada anaknya. Sebab si anak suka mengompol di kasur. Karena suka mengompol di kasur dia jadi kesal," tambah Roycke.
Selain itu, dijelaskan Roycke alasan lain dari kekesalan Novi terhadap sang anak adalah lantaran korban sudah tak lagi mendengar ucapan pelaku beberapa waktu terakhir.
Anies Baswedan Naik Podium untuk Pidato, Beberapa Peserta Malah Lakukan Walk Out, Ada Apa?
"Tidak hanya itu, sikap anak yang belakangan terlihat berubah, salah satunya tidak menuruti dengan orangtua. Hal ini menjadi alasan tambahan Novi menyiksa si anak," ujarnya.
2. Himpitan ekonomi
Selain soal kesal lantaran ulah korban, Novi juga diduga mengalami tekanan batin lantaran faktor ekonomi.
Diketahui, Novi selama ini tinggal berdua dengan bayinya tersebut.
Sehari-hari, ia bekerja sebagai buruh cuci serta memiliki penghasilan yang tak tetap.
"Pelaku (Novi) kondisi stres ekonomi keluarga. Dalam desakan tidak memiliki pekerjaan tetap, mau tak mau pelaku ini pun diwajibkan hidup bersama anaknya (GW), dalam kondisi minim keuangan," terang Kombes Roycke.
3. Terancam hukuman 15 tahun penjara
Berkaitan dengan tindakannya, Novi bakal diganjar hukuman penjara.

Gara-gara Masalah Sepele, Seorang Adik Tega Habisi Nyawa Kakak Kandungnya Sendiri
Tak tanggung-tanggung, seperti diberitakan Wartakota, ancaman yang diberikan untuk ibu yang tega menganiaya anak tersebut bahkan mencapai 15 tahun.
"Pelaku (NW) terancam hukuman penjara yang selama 15 tahun. Beberapa saksi yang saat ini terus kami periksa, memang NW kerap berikan tindak kekerasan terhadap anaknya.
Mengenai proses penyelidikan terhadap NW, masih kami lakukan sampai saat ini," jelasnya Roycke. (*)