Dinding Beton MRT Seberat 3 Ton di Kebayoran Baru Jatuh hingga 1 Pemotor Terluka, Penyebabnya. . .
Diduga, saat para pekerja mulai pengerjaan, kondisi di jalan yang ada di bawah proyek belum dipastikan steril.
Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
TRIBUNWOW.COM - Peristiwa nahas terjadi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Jumat (3/11/2017) malam, terjadi kecelakaan di proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jalan Wijaya II, Kebayoranbaru, Jakarta Selatan.
Seperti dikutip dari Tribunnews beton parapet seberat 3 ton terjatuh dari crane.
Dijelaskan Kasubag Humas Polrestro Jakarta Selatan, Komisaris Purwanta, peristiwa itu berlangsung sekitar pukul 22.30 WIB.
Berkaitan dengan insiden nahas ini, sejumlah fakta pun terkuak.
Dihimpun Tribunwow.com, berikut ulasan lengkapnya:
Jelang Pernikahan Putri Jokowi, Dosen Pembimbing Kahiyang juga Terima Undangan, Ini yang Ia Siapkan!
1. Satu pengendara sepeda motor jadi korban
Diketahui, akibat kejadian ini, seorang pengendara motor jadi korban.
Pasalnya, saat dinding beton jatuh, pengendara motor itu melintas di sekitar Jalan Wijaya II.

Hal tersebut pun dibenarkan oleh Corporate Secretary PT MRT Jakarta Tubagus Hikmat.
"Overhead catenary system (OCS atau sumber energi) parapet ini menimpa kendaraan bermotor roda dua yang sedang melaju dan mengenai pengendara," kata Hikmat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/11/2017) malam sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Korban kemudian langsung dibawa ke RS Pertamina.
Dijelaskan Hikmat, penanganan korban serta kendaraan akan menjadi tanggung jawab PT MRT Jakarta.
Peringati Hari Sandwich Sedunia, Ini yang Diberikan Subway kepada Para Pelanggan
2. Korban memar di kaki, kendaraannya ringsek parah
Diungkapkan Corporate Secretary PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah sebagaimana dikutip dari Tribunnews akibat peristiwa ini korban mengalami memar di kaki.
"Korban atas nama Syamsuddin. Luka di pergelangan kaki memar, tidak ada luka serius," ujar Hikmat melalui pesan singkat, Jumat (3/11/2017) malam.
Sementara itu, diberitakan Kompas.com Syamsudin sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit setelah mendapat beberapa perawatan.
"Sudah mau pulang dari RS," kata Hikmat, Jumat malam.
Dalam pesan yang sama, Hikmat menjelaskan proses evakuasi dinding beton yang terjatuh masih dilangsungkan hingga pukul 23.00 WIB.
"Hingga pukul 23.00, proses evakuasi di lapangan sedang berlangsung dan perwakilan manajemen MRT Jakarta dan kontraktor dalam perjalanan menuju ke RS Pertamina untuk memastikan korban mendapatkan perawatan yang memadai," ujar Hikmat.

Urus Pembebasan Lahan Proyek MRT, Anies Baswedan Lakukan Hal Kasar Bareng Warga
3. Akibat dari kelalaian
Dijelaskan Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim, peristiwa yang terjadi Jumat malam merupakan imbas dari kelalaian sejumlah pihak.
Diungkapkannya lebih lanjut, hal tersebut bisa terjadi lantaran pengerjaan tidak dilakukan sesuai metode yang sudah disepakati.
"Berdasarkan investigasi dari kami yang dilakukan malam dan tadi pagi, memang tampaknya ada pekerja lifting itu sendiri yang tidak melakukan (pekerjaan) sesuai metode yang sudah kami sepakati. Kemudian kami juga mendapatkan adanya kurang kordinasi," kata Silvia saat ditemui media di lokasi kejadian, Sabtu (4/11/2017) sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Menurut Silvia, saat pengerjaan dinding beton tersebut, kondisi di jalan yang ada di bawah proyek MRT belum sepenuhnya steril.
Dalam standarnya, saat akan melakukan lifting harusnya ada penghentian traffic di jalan lebih dulu, lalu diteruskan dengan memposisikan parapet ke lokasi, setelah aman, baru di buka kembali.

"Jadi ada dua kelengahan yang terjadi sekaligus yang mengakibatkan pengendara motor yang terkena OCS Parapet. Saat kejadian tadi malam, ternyata stop traffic belum selesai pengerjaan sudah mulai duluan di atas. Ada komunikasi yang kurang antara tim di atas dan di bawah," ujar Silvia.
4. Wejangan Sandiaga Uno
Berkaitan dengan peristiwa ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menyatakan rasa prihatinnya.
"Pertama-rama saya prihatin atas kejadian tersebut dan semoga yang tertimpa segera pulih dan dapat beraktivitas seperti biasa lagi," ujarnya di kawasan BSD, Serpong, Tangerang, Sabtu (4/10/2017), sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut, Sandi menegaskan perlunya keamanan dalam proses pengerjaan semua proyek.

Ia juga mengingatkan agar sosialisasi terkait proyek tertentu dilakukan secara benar.
"Saya titip sama temen-temen MRT, karena dikebut kan ini harus operation Maret 2019, jangan sampai aspek keselamatan dikompromi, kita harus jaga, safety first," tuturnya.
"Ke depan kalau bangun infrastruktur harus ada Amdal lalinnya (lalu lintas) dan harus dipastikan sosialisasinya cukup," kata dia. (Tribunwow.com/Dhika Intan)