'Kejanggalan' Tindakan Medis di RS Sebelum Bayi Jessica Wafat, Orangtua Tak Tahu Darah Diambil

TRIBUNWOW.COM - Kepergian bayi Jessica di Medan pada pertengahan Agustus lalu jadi perbincangan.

Hal ini lantaran adanya hal tragis di balik kepergian bocah berusia empat tahun tersebut.

Diketahui dari unggahan Facebook warganet pemilik akun Birgaldo Sinaga, Jessica meninggal dunia saat hendak menjalani check up di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan.

Diketahui, Jessica memang mengidap GBS (Guillain Barre Syndrome) atau radang polineuropati demielinasi akut.

Oleh dokter yang menanganinya, Jessica dirujuk agar menjalani tes laboratorium di RSUP Adam Malik.

Meski begitu, Jessica dinyatakan sudah lepas dari masa kritis.

Awalnya Cuma Check Up, Ini Kronologi Bayi Jessica Wafat Diduga Korban Malpraktik RS Adam Malik Medan

Namun, saat menjalani check up dan pemeriksaan di rumah sakit tersebut, kondisi Jessica justru semakin memburuk.

Hal tersebut berujung pada kepergian anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Lebih lanjut, berkaitan dengan insiden yang menimpa bayi Jessica, sejumlah kejanggalan kemudian terkuak.

Hal itu tampak dari tulisan Birgaldo Sinaga yang diperoleh dari cerita orangtua Jessica.

Lebih lanjut, dihimpun Tribunwow.com, berikut ulasan lengkapnya:

1. Tindakan medis tanpa persetujuan orangtua

Diketahui, Jessica bersama keluarganya pergi ke RSUP Adam Malik pada Rabu (23/8/2017) pagi.

Setibanya di rumah sakit tersebut, Jhonson Parsaoran Sianipar, ayah Jessica langsung bergegas mencari lahan parkir.

Sementara sang ibu, Kristin Aviani Simbolon, harus lebih dulu mengurus administrasi rumah sakit.

Sebelum Insiden Pelemparan Batu di Tol Cipali, Manajemen Persija dan Persib Sudah Beri Peringatan

Jessica pun ditemani nenek dan kakeknya di kamar UGD.

Setelah selesai dengan urusan masing-masing, orangtua Jessica kembali ke ruang perawatan sang putri.

Ibunda Jessica pun dibuat kaget lantaran darah Jessica sudah diambil.

Di momen yang sama, Jessica pun tampak ketakutan.

"Lho kenapa anakku? Apa yang terjadi? Kenapa jadi begini kondisinya? " ucap Ibu Jessica terperanjat menyaksikan anaknya tampak ketakutan.

"Lho kenapa diambil darah anakku? " protesnya lagi.

Perawat yang bertugas menjelaskan bahwa darah yang diambil dari selakangan Jessica itu diperlukan untuk tes laboratorium.

2. Mendadak kritis

Tak berselang lama setelahnya, kondisi Jessica justru makin menurun.

Dokter menyarankan agar bocah itu diopname.

"Lho kok jadi parah begini dokter. Saya bawa kemari untuk medical check up seperti rujukan Dokter Yazid," ucap ibunda Jessica.

"Kondisi anak ibu kritis. Kritis," ketus dokter Nina yang tampak emosi karena dipertanyakan diagnosanya.

3 Insiden Saling Lempar Batu Bus Persija-Persib, No 2 Buat Jokowi Kecewa

3. Penanganan molor

Setelahnya, Jessica divonis harus mendapat asupan CVC.

Hal ini lantaran cairan infus biasa sudah tak bisa lagi menolongnya.

"Jessica harus dilakukan CVC bu. CVC diperlukan untuk menyelamatkan Jessica. Infus biasa tidak mampu lagi," terang dokter.

Diketahui, dokter sempat mengatakan bahwa pasien harus segera mendapat pasokan CVC.

Hal tersebut lantaran kondisi tubuhnya yang makin kritis.

Namun, keluarga dibuat berang lantaran pihak rumah sakit tak kunjung melakukan pemasangan CVC.

Mereka berdalih tak ada ukuran CVC yang tepat.

Padahal disebutkan sebelumnya, kondisi Jessica sudah makin lemah.

Ahok hingga Glenn Fredly Disebut Pernah Jajal Kenikmatan Sesaat di Alexis, Faktanya. . .

4. Dokter tak tahu

Tak sabar menanti keputusan soal pemasangan CVC, kakek Jessica pun sempat menanyakan hal tersebut pada dokter yang bertugas.

Dokter Nina, yang saat itu ditanya oleh kakek Jessica menyatakan tak tahu perihal tindakan medis untuk sang cucu.

Setelahnya, ibu Jessica meminta pada dokter yang lain agar anaknya dipindahkan rumah sakit bila tak ada alat CVC yang memadai.

Namun, pihak rumah sakit menolak lantaran alasan medis. (Tribunwow.com/Dhika Intan)