Pabrik Mercon Terbakar dan Tewaskan 49 Jiwa, Warga Alami Kejanggalan, Masih Ada Jasad Tertinggal?
Selain tidak mengetahui jika pabrik tersebut merupakan pabrik mercon, kebakaran tersebut juga menyisakan cerita tersendiri di masyarakat.
Penulis: Bima Sandria Argasona
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Terbakarnya pabrik petasan di Kompleks Pergudangan 99, Jalan Salembaran Jaya, Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, pada Kamis (26/10/2017) menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban.
Pasalnya, banyak cerita yang diungkapkan oleh keluarga korban pasca mengetahui pabrik tersebut terbakar.
Peristiwa tersebut menewaskan 49 orang yang merupakan karyawan pabrik petasan tersebut.
Karena kondisi luka bakar di tubuh membuat pihak rumah sakit sulit untuk mengidentifikasi identitas korban.
"Sekarang yang bisa kami lakukan dengan mencocokkan DNA jenazah dengan keluarganya. Itu membutuhkan waktu dua minggu. Seluruh DNA keluarga korban sudah kami ambil sampelnya," jelas Kombes Pol Argo Yuwono, Kabid Humas Polda Metro Jaya ketika dihubungi oleh wartawan pada Minggu (29/10/2017), dikutip dari Warta Kota.
Sejak mendengar kabar pabrik petasan terbakar, beberapa keluarga korban yang mengetahui jika ada sanak saudaranya meninggal langsung menuju rumah sakit untuk melihat keadaannya.
Hal ini dilakukan oleh Ano (57), warga Tasikmalaya, Jawa Barat, ketika mendengar pabrik tempat anaknya bekerja dilahap si jago merah.
Dilansir dari Warta Kota, ia datang ke Posko Ante Mortem Rumah Sakit Bhayangkara Said Sukanto (Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur pada Jumat (27/10/2017) pagi, untuk melihat jasat anaknya yang bernama Gunawan.
Gunawan baru saja lulus dari SMA dan memutuskan untuk bekerja di pabrik petasan.
Ano sempat ragu dan mengawatirkan keselamatan kerja Gunawan.
Namun Gunawan selalu meyakinkan orang tuanya jika dia baik-baik saja.
Hingga terdengar kabar jika pabrik petasan tersebut terbakar, dan menewaskan Gunawan yang baru berusia 17 tahun.
Padahal, semenjak Gunawan bekerja, Ano belum pernah bertemu anaknya lagi.
"Selama kerja memang belum sempat pulang ke rumah, cuma telepon aja. Saya dari pertama berangkat (merantau) sampai sekarang belum ketemu sama anak," ungkapnya.
Tak hanya Ano, kerabat korban lainnya, Siman mengaku jika ia tidak mengetahui jika keponakannya bekerja di pabrik petasan.
Keponanakannya yang masih berusia 15 tahun bernama Diana itu, bekerja di pabrik petasan setelah ia lulus dari SMP.
"Setahu saya sudah kerja dua minggu dia. Saya dan lainnya enggak tahu kalau itu pabrik mercon, kalau tahu pasti enggak saya bolehin," sesal Iwan, dikutip dari Kompas.com.
Tak hanya keluarga korban, bahkan warga sekitar juga tidak mengetahui, bangunan yang dulunya merupakan gudang menjadi sebuah pabrik petasan.
Dilansir dari Warta Kota, Suyatim, Ketua RW 03, Desa Cengklong, Kosambi, Tangerang mengatakan, sebelum adanya peristiwa ini, warga sekitar tidak tahu jika ada pabrik petasan di lingkungannya.
"Saya saja kaget. Saya tahunya itu adalah pabrik libah plastik. Baru tahu pas kebakaran kalau itu pabrik kembang api," ujar Suyatim di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (29/10/2017).
Selain tidak mengetahui jika pabrik tersebut merupakan pabrik mercon, kebakaran tersebut juga menyisakan cerita tersendiri di masyarakat.
Ada cerita mistis yang muncul di tengah-tengah masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Beni Benteng, Koordinator Keamanan Desa Cengklong, Kosambi, Kabupaten Tangerang.
Dilansir dari Warta Kota, Beny kerap menerima laporan cerita mistis dari warga sekitar.
"Banyak warga yang lapor ke aparat desa. Mereka mengaku kerasukan arwah para korban," ujar Beni saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (30/10/2017).
Hal itupun juga berdampak pada keluarga korban.
"Banyak juga keluarganya yang didatangin dalam mimpi. Anaknya minta tolong. Warga yang kerasukan, katanya arwahnya bilang kedinginan karena belum diurusin," ungkap Beni.
Beny mendapatkan laporan tersebut dari 20 warga.
Mereka bersikukuh jika masih ada jasad yang tertinggal di pabrik tersebut.
Namun, polisi dan warga sudah memeriksa puing-puing bangunan dan menyatakan tidak ada jasad yang tertinggal.
(TribunWow.com/Bima Sandria)