Google Doodle Pasang Sosok Olaudah Equiano, Kisah Hidup Pejuang Anti Perbudakan yang Mengiris Hati
Hari ini, Google memperingati hari lahir Olaudah Equiano yang dikenal sebagai Gustavus Vassa.
Penulis: Galih Pangestu Jati
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Hari ini, Google memperingati hari lahir Olaudah Equiano yang dikenal sebagai Gustavus Vassa.
Tepat pada hari ini, Senin (16/10/2017) merupakan hari ulang tahunnya yang ke 272.
Bagi masyarakat Indonesia, mungkin namanya cukup asing terdengar.
Lalu, siapa sosok Olaudah Equiano atau Gustavus Vassa?
Dilansir dari Daily Mirror, Equiano adalah seorang Afrika yang terkemuka di London, Inggris.
Melalui autobiografinya, ia turut membantu mengakhiri perdagangan budak di Inggris.
Tidak ada catatan terkait kehidupan awal pria tersebut.
Sudah Kenal dengan Bagong Kussudiardja yang Jadi Google Doodle Hari Ini?
Namun, melalui autobiografinya, ia menceritakan bagaimana ia dan kakaknya diculik saat berusia 11 tahun.
Ia dijual oleh pedagang budak lokal dan dikirim melaintasi Atlantik ke Barbadis dan kemudian Virginia.
Di Virginia, Equiano dijual kepada Michael Pascal yang merupakan seorang letnan di Royal Navy yang memberi namanya Gustavus Vassa.
Ia dan Pascal menempuh perjalanan samudera selama delapan tahun.
Selama itu, ia belajar menulis dan membaca.
Tak hanya itu, ia pun mengenal agama Kristen dan akhirnya dibaptis.
Namun, setelah itu, Pascal menjual Equiano keseorang kapten kapal di London yang membawanya ke Montserrat.
Di sana, ia dijual kepada seorang pedagang terkemuka bernama Robert King.
Ia bekerja di bagian pengiriman di tokonya.
Kenalan dengan Asima Chatterjee, Sosok yang Menjadi Google Doodle Hari Ini!
Namun, ia juga memiliki usaha dagang smapingan.
Pada 1765, ketia berusia 20 tahun, Equiano berjanji akan membeli kebebasannya seharga 40 pounsterling yang sekarang senilai dengan 6 ribu pounsterling.
Dalam waktu kurang dari tiga tahun, ia pun menghasilkan banyak uang dan dibebaskan pada 1767.
Setelah itu, ia memutuskan untuk menghabiskan 20 tahun perjalanan keliling dunia.
Pada 1786, ia terlibat dalam gerakan penghapusan perbudakan.
Ia merupakan sanggota 'Sons of Africa', sebuah kelompok kulit hitam yang berkampanye menghapus perbudakan.
Pada 1789, ia menerbitkan autobiografinya yang berjudul "The Interesting Narrative of the Life of Olaudah Equiano or Gustavus Vassa, the African".
Autobiografinya inilah yang menggemparkan publik.
Buku tersebut memicu gerakan anti-perbudakan yang berkembang di Inggris, Eropa, dan Dunia Baru.
Sosok Google Doodle Hari Ini, Sang Pelopor Tari Ballet
Pengakuannya cukup menggetarkan jiwa.
Bahkan beberapa pembaca hingga malu saat mengetahui penderitaan yang dialami karena perbudakan.
Autobiografinya tersebut membantu pembentukan Undang-undang Perdagangan Budak tahun 1807 yang mengakhiri perdagangan Afrika untuk Inggris dan koloninya.
Pada 1792, Equiano menikahi seorang perempuan Inggris bernama Susanna Cullen dan mereka dikaruniai dua anak perempuuan.
Ia meninggal lima tahun kemudian pada 31 Maret 1797. (TribunWow.com/Galih Pangestu J)