Saat Kecil Dikucilkan dan Di-bully, Lihat Nasib Pengungsi Rohingya Ini Sekarang! Bikin Melongo!
Mohamad Rahman Iman Hussein begitu diintimidasi saat masih kecil. Tidak pernah terbayang dalam hidupnya, akan menjadi mahasiswa paling populer.
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Mohamad Rahman Iman Hussein begitu diintimidasi saat masih kecil.
Tidak pernah terbayang dalam hidupnya, akan menjadi mahasiswa paling populer di kampus.
Siapa sangka dia yang terusir dari tanah kelahirannya kini menjadi pujaan para wanita di negara orang.
Pemuda 22 tahun itu membuat terkesan teman sebayanya sehingga mereka memilihnya sebagai raja prom di universitas mereka tahun ini.
Tapi hidup itu tidak selalu manis bagi Mohamad Rahman, yang dijuluki "Pangeran" oleh teman-temannya.
Miris! Perkosa Gadis 13 Tahun hingga Melahirkan Anak, Pria Ini Malah Tuntut Hak Asuh
"Ketika aku masih anak-anak, aku tidak diterima karena statusku sebagi seorang pengungsi. Aku dihakimi oleh beberapa orang yang tidak menginginkanku menjadi bagian dari komunitas mereka. Aku merasa sangat terisolasi."
"Guruku memberitahu semua orang di kelas, aku berbeda dari yang lain karena aku adalah seorang pengungsi. Aku merasa malu dan trauma atas insiden itu," tambahnya.
Di usia sebelas tahun, Mohammad mendaftar di Harvest Center (sekarang dikenal sebagai Dignity for Children Foundation) di mana dia belajar berbicara dan menguasai bahasa Inggris.
Namun, Mohammad masih belum siap mengungkapkan status pengungsinya saat ia masuk kuliah beberapa tahun kemudian.
7 Seragam Paling Seksi di Dunia, Nomor 4 di Universitas Ini
"Aku tidak pernah mengatakan kepada siapapun tentang statusku sebagai pengungsi karena diskriminasi yang aku terima di masa lalu. Aku ingin membangun citra diriku sendiri dan tidak ingin orang-orang berbicara buruk tentangku.
"Aku tidak memberi tahu siapa pun kecuali dua sahabat terdekatku di perguruan tinggi," katanya.
Kehidupan Mohammad berubah lebih baik saat dianugerahi beasiswa belajar di Monash University Malaysia tahun lalu, yang membuatnya bisa keluar dari dari masa lalunya.

"Ketika aku datang ke Monash, aku terkejut betapa banyak orang yang menerimaku di sini.
"Orang-orang mengatakan, ceritaku inspirasional, dan seharusnya aku tidak menyembunyikan jati diriku.
Buat yang Jomblo, Nih! Populer karena Nikahi Bule, Pria Ini Buka Jasa Kencan
"Saat itulah aku mulai bersikap lebih terbuka tentang diriku. Saat aku berbagi cerita kepada anak-anak pengungsi, aku mengatakan kepada mereka agar tidak merasa malu dan bangga atas jati diri mereka sendiri."
Anak kedua dari lima bersaudara ini, ingin memberi contoh kepada generasi muda yang masih belajar di Dignity for Children Foundation, begitu juga pengungsi Rohingya lainnya.
"Ke depan, aku ingin menjadi motivator, terutama bagi bangsaku.
"Aku ingin menyentuh kehidupan orang-orang. Aku merasa ini adalah tugasku sebagai seorang pengungsi."
"Saya ingin membayarnya ke depan," tambahnya. (Grid.id/Ismayuni)
Berita ini telah diterbitkan oleh Grid.id dengan judul "Dulu Dikucilkan dan Dibully, Pengungsi Rohingya Ini Malah Jadi Mahasiswa Populer di Kampusnya!"