Remaja Ini Dapat Nilai Jelek Gara-gara Kukunya yang Super Panjang, Kamu Bakal Syok Liatnya

TRIBUNWOW.COM - Mempercantik kuku memang menjadi hobi bagi sebagian besar wanita.

Tak heran banyak wanita yang ingin memanjangkan kukunya agar cantik saat dipoles kutex ataupun mengenakan nail-art.

Meski memanjangkan kuku, para wanita sudah seharusnya tetap memotong kukunya untuk menjaga kebersihan.

Namun beda halnya dengan siswi bernama Simone Taylor ini.

Ia memanjangkan kukunya sampai sepanjang mungkin dan belum pernah memotong kukunya sekalipun sejak Agustus 2014.

Awas! Jangan Asal Gunakan Batik Motif Ini di Lingkungan Keraton kalau Tak Mau. . .

Namun, sekarang ini kukunya sangat menghambatnya untuk mengerjakan tugas sekolah.

Gadis 16 tahun asal Nuremberg, Jerman ini cukup kesulitan melakukan berbagai tugas sehari-hari.

Pasalnya kuku jempolnya saja sepanjang 5,8 inci (sekitar 15 cm) dan kuku jarinya 4,6 inci( 12 cm).

Dia bahkan mengatakan sulit baginya untuk mandi dan berpakaian di pagi hari.

Gambar di bawah ini adalah kuku Taylor, setahun setelah dia mulai menumbuhkannya pada bulan Oktober 2015.

Angka Perceraian Mencapai Ribuan, Ternyata Ini Pemicu Perpisahan Pasutri di Kota Bekasi

Terlebih lagi, dia harus menggunakan buku-buku jarinya untuk mengetik dan ia tidak bisa memegang pena.

Keputusannya itu bisa berpotensi menghancurkan masa depannya.

Angka Perceraian Mencapai Ribuan, Ternyata Ini Pemicu Perpisahan Pasutri di Kota Bekasi

"Saya ada ujian waktu-waktu ini dan sulit untuk menulis, setelah satu jam menulis, tangan saya benar-benar sakit," jelas Taylor dilansir dari Viralthread.

Ia pernah mematahkan satu kukunya, dan kesedihan yang dirasakannya membuatnya tidak pernah memotongnya lagi.

Lihat kukunya sekarang!

Padahal untuk remaja 16 tahun di sekolah-sekolah Eropa memang diminta untuk mengikuti ujian demi menentukan masa depan mereka.

Itulah sebabnya para guru di sekolah Taylor memintanya untuk memotong kukunya agar dia memiliki kesempatan mendapatkan karir yang bagus.

Kita semua tahu bagaimana rasanya membuat keputusan bodoh saat remaja.

Tapi kita harus bisa berubah untuk menjalani kehidupan dewasa kita.

Dan membuat dirimu tidak dapat menulis karena kukumu adalah hal yang benar-benar menyedihkan.

Taylor menceritakan saat-saat yang membuatnya trauma gara-gara dia mematahkan salah satu kuku berharganya.

"Teman-temanku dan aku sedang memanjat gerbang yang macet, dan saat aku melompat turun, kuku tengahku terjepit di logam lalu pecah," tuturnya.

"Saya menangis dan menjerit, 'Kenapa kuku saya? Apa saja tapi jangan kuku saya. Teman-teman saya mencoba menenangkan saya tapi tidak berhasil," ungkapnya.

Namun karena kuku panjangnya itu, Taylor mendapatkan nilai yang buruk dalam pelajaran olahraga.

"Pelajaran Olahraga adalah masalah besar. Saya tidak bisa bermain bola voli, bola basket atau semacamnya. Guru olahragaku selalu berusaha meyakinkanku untuk memotong kuku saya," katanya.

"Mereka tidak akan pernah berhasil meyakinkan saya, tapi itu membuat nilai saya di pelajaran Olahraga sangat buruk."

Taylor memutuskan untuk berhenti memotong kukunya setelah dia terinspirasi oleh nail-art tutorial di internet.

Namun, awalnya dia tak berniat memanjangkan kuku hingga sepanjang itu.

"Bukanlah niat saya untuk menumbuhkannya begitu lama, tapi saat mereka lebih panjang, aku semakin dipuji dan kukuku semakin menjadi bagian dari diri saya," ungkapnya.

"Selama tahun pertama saya memanjangkannya saya selalu berpikir, 'Saya akan memotong mereka besok' tapi saya tidak pernah bisa melakukannya," tutur Taylor.

Parahnya lagi Simone Taylor menghabiskan sekitar £25 atau Rp 414 ribu untuk merawat kukunya setiap bulan.

Nah, meski mendapatkan pujian dan itu merupakan trend yang bisa dibanggakannya, apakah hal itu keren jika merusak masa depannya sendiri?

Apakah itu bukan hal bodoh? (TribunWow.com/Ekarista Rahmawati P.)