Kronologi Tahanan Tewas Diduga Bunuh Diri di Sel, Keluarga Temui Kejanggalan & Tuntut Keadilan!
Tewasnya tahanan Polsek Batangtoru bernama Rifzal Riandi Siregar (25) dipermasalahkan oleh pihak keluarga. Rifzal diduga tewas karena dianiaya petugas
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNWOW.COM, MEDAN - Tewasnya tahanan Polsek Batangtoru, Sumatera Utara, bernama Rifzal Riandi Siregar (25) dipermasalahkan oleh pihak keluarga karena mencuat dugaan, Rifzal tewas karena dianiaya petugas polsek selama ditahan kepolisian.
Melansir dari Tribunnews.com, pihak keluarga merasa tidak terima dengan kematian korban dan meminta pendampingan pada Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).
Rifki Sawali Siregar (27), kakak korban mengungkapkan kronologi kejadian adiknya yang sempat terlibat cekcok dengan Bripda Fadli pada 27 Agustus 2017 silam.
5 Model Tas Punggung Bisa Bikin Gayamu Kece Maksimal!
"Saat kejadian, adik saya memang mabuk. Lalu, adik saya cekcok dengan Bripda Fadli," ungkap Rifki, saat ditemui di Sekretariat KontraS di Jalan Brigjend Katamso, Gang Bunga, Selasa (19/9/2017).
Setelah beradu fisik, Bripda Fadli yang kalah tenaga pulang ke komando dan kemudian memanggil empat temannya yang lain.
"Petugas itu datang lagi ke lokasi menemui adik saya. Kemudian adik saya dipegangi, dan dia dipukul petugas lagi," ungkap Rifki.
Kejam! Demi Berpesta, Wanita Ini Kunci Anaknya hingga Tewas di Rumahnya!
Dalam kondisi setengah sadar, almarhum Rifzal pun kemudian diboyong ke Polsek Batangtoru.
Pada tanggal 28 Agustus 2017, ibu korban datang ke Polsek untuk memohon agar masalah ini didamaikan karena Rifzal baru saja memiliki anak.
"Polisi tidak mau berdamai, karena alasan harga diri. Lalu pada tanggal 30 Agustus, datanglah surat penahanan pada kami," kata Rifki dengan mata berkaca-kaca.
Selama ditahan di polsek, Rifzal pun kerap mengeluh bahwa dirinya kerap dipukuli petugas.
Beredar Foto-foto Terbaru Ratu Felisha, Netizen Heboh Gara-gara Bentuk Mukanya Berbeda!
Pada tanggal 3 September, muncul kabar Rifzal meninggal dunia.
"Adik kami meninggal tanggal 3 September sekitar pukul 21.30 WIB. Tapi polisi ngasih kabar ke kami pada 4 September sekitar pukul 05.30 WIB. Ada rentang waktu delapan jam," kata Rifki.
Kasus ini terlihat janggal karena wajah almarhum Rifzal terlihat lebam-lebam.
Kemudian, juga ada kain yang entah berasal darimana yang diklaim polisi sebagai alat bagi korban untuk gantung diri.
Heboh di Medsos, Temuan Patung Kepala Raksasa di Umbul Butho Klaten Ditanggapi Begini Oleh Warga
"Banyak kejanggalan. Kami minta otopsi di Rumah Sakit Padang Sidempuan, justru diarahkan ke RS Bhayangkara. Sampai sekarang hasil otopsinya tidak kami terima," ungkap Rifki.
Bahkan, pihak keluarga sempat dipaksa untuk menandatangani satu surat pernyataan, namun permintaan polisi tersebut ditolak.
"Polisi juga berulang-ulang meminta baju yang dipakai adik kami saat meninggal dunia. Tapi ini tidak kami berikan," ungkap Rifki.
Namun, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Rina Sari Ginting belum memberikan jawaban terkait masalah ini, ia mengatakan dirinya sedang ada kegiatan.
Salah Orang, Pria Ini Malah Perkosa Saudara Kembar Pasangannya! Nasibnya Kini Tragis!
Koordinator KontraS, Amin Multazam pun turut mempertanyakan masalah ini.
Menurutnya, banyak kejanggalan yang terjadi dalam kasus ini.
"Kami juga mempertanyakan kenapa pihak kepolisian terlalu lama memberi kabar korban meninggal dunia. Kemudian, kenapa pihak keluarga sempat dihalangi untuk melihat jenazah keluarganya," kata Amin.
Oleh karena itu, Komisi Untuk Orang Hilang dan KontraS oun melaporkan jajaran Polsek Batangtoru ini ke Komisi III DPR RI.
Pura-pura Jadi Fans Super Junior Demi Dapatkan Wanita Impiannya, Akhir Kisah Pria Ini Bikin Haru!
Laporan ini sendiri terkait dengan dugaan penganiayaan Rifzal.
"Selain melapor ke Komisi III, kami juga meminta bantuan pendampingan dari Komnas HAM. Besar harapan kami, kasus ini menjadi perhatian Komisi III," kata Kordinator KontraS, Amin Multazam, Selasa (19/9/2017) dilansir dari Tribun Medan.
Amin juga mengatakan bahwa ada dugaan tindak kesewenang-wenangan dalam proses penyidikan dan pemeriksaan tidak dapat dibenarkan.
Apalagi, karena kasus ini, tahanan meninggal dunia.
Kronologi Mengerikan Wanita Muda Terjun dari Lantai 30 Apartemen Grand Lake, Tubuh Langsung Hancur!
"Polisi mengatakan korban bunuh diri di dalam sel. Tapi kami menemukan banyak kejanggalan, satu di antaranya menyangkut posisi korban saat ditemukan," ungkap Amin.
Rifki sang kakak pun juga mengatakan, ketika dikatakan adiknya gantung diri, posisi Rifzal masih menginjak lantai.
Kemudian, wajah adiknya juga tampak lebam-lebam.
"Kalau dikatakan bunuh diri, kami tidak dapat menerimanya. Sebab, kaki adik kami itu masih bisa menginjak lantai," ungkap Rifki.
Kucing di Pemakaman Ini Bikin Nangis Banyak Orang, Warganet: Subhanallah Allah Maha Mengetahui
Ia mengatakan, jika benar adiknya meningga karena bunuh diri, yang menjadi pertanyaan, dari mana kain tersebut diperoleh.
Padahal, pihak keluarga juga tidak pernah sama sekali memberikan kain seperti yang disebutkan polisi.
"Di dalam sel, adik kami itu hanya sendirian. Kemudian, tak pernah sekalipun kami memberikan ia kain sebagaimana yang dijelaskan polisi," ungkap Rifki.
Kahiyang Blak-Blakan Soal Kisah Cintanya dengan Bobby Hingga Alasan Menerima Pinangan Sang Kekasih
Besar harapan keluarga korban, kasus kematian adiknya bisa terungkap. Bagi siapa saja yang terlibat, keluarga meminta agar Kapolda Sumut memberikan hukuman yang setimpal. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)