Prabowo Sebut Bantuan Jokowi Kadang Tak Sampai ke Rohingya, Begini 5 Faktanya
Prabowo Subianto mengungkapkan, bantuan dari Indonesia untuk etnis Rohingya adalah pencitraan dan terkadang tidak sampai ke tujuan.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengungkapkan, bantuan dari Indonesia untuk etnis Rohingya adalah pencitraan dan terkadang tidak sampai ke tujuan.
"Kalaupun kita sekarang kirim bantuan menurut saya itu pencitraan. Kirim bantuan pun tak sampai kadang-kadang. Jadi saudara-saudara di sini saya harus kasih tahu supaya tidak emosional," kata Prabowo kepada Kompas.com saat aksi di Bundaran Patung Kuda, Jakarta, Sabtu (16/9/2017).
Prabowo Subianto Sebut Bantuan ke Rohingya Pencitraan hingga Tanggapi Permintaan Senjata FPI

Benarkah bantuan dari Indonesia tidak sampai ke tujuan?
Berikut ini faktanya!
Video Wawancara Pengungsi Rohingya Bikin Geram, Banyak yang Tidak Tahu, Ini Fakta Sesungguhnya!
1. Dilepas langsung oleh Jokowi
Bantuan dari pemerintah Indonesia dikirim pada hari Rabu (13/9/2017) pagi.
Pengiriman dilakukan melalui Base Ops Halim Perdanakusuma, Jawa Timur.
Bantuan tersebut dilepas langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo.
2. 34 ton bantuan untuk etnis Rohingya
Indonesia mengirimkan 34 ton bantuan untuk etnis Rohingya.
Bantuan tersebut berisi berbagai kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh para pengungsi.
Antara lain adalah, makanan siap saji, paket sembako, family kit, tangki air, tenda untuk pengungsi, pakaian anak serta selimut.
Wali Kota Batu Tertangkap OTT KPK Hingga Antarkan Istri Gantikan Jabatannya
Bantuan tersebut diangkut oleh empat pesawat Hercules.
3. Bantuan belum sampai
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengatakan jika bantuan dari Indonesia akan didistribusikan ke Cox's Bazar.
Wilayah tersebut merupakan tempat terdekat dari lokasi para pengungsi etnis Rohingya.
Jaraknya sekitar 170 kilometer dari Bandara CHittagong, Banglades.
Namun jika mengutip dari laporan BBC Indonesia, bantuan tersebut belum juga sampai ke tujuan.
Menurut wartawan BBC di Cox's Bazar, Justin Rowlatt, truk bantuan Indonesia belum muncul di kamp pengungsian.
Lembaga-lembaga bantuan juga menyebut bahwa bantuan itu belum juga sampai pada yang membutuhkan.
4. Koordinasi buruk dengan pemerintah Banglades
Kepada BBC, para perwakilan lembaga mengungkapkan rasa frustasinya karena kurangnya koordinasi dengan pemerintah Banglades.
Data dari PBB menyebutkan, populasi kamp mencapai 70.000 - 'jauh melampaui titik jenuh.'
Jadi, ada 400.000an pengungsi baru yang terdampar di luar kamp.
Mereka kini sangat membutuhkan bantuan berupa makanan dan obar-obatan.
Namun lembaga PBB yang mengurusi pengungsi, UNHCR tidak memiliki wewenang untuk memberikan bantuan tersebut kepada pihak yang membutuhkan.
Wewenang tersebut hanya dimiliki oleh pemerintah Banglades.
5. Apa kata jubir Kemenlu?
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Natsir alias Tata mengakui jika saat ini bantuan dari Indonesia belum sampai ke tangan para pengungsi.
Namun ia mengatakan jika bantuan tersebut sudah sampai di Bandara Chittagong.
Bantuan juga sudah diserahterimakan ke Pemerintah Banglades.
Bantuan hanya tinggal disalurkan ke para pengungsi oleh UNHCR dan IOM.
"Mereka yang memiliki kapasitas di lapangan dan mengetahui wilayah-wilayah pengungsi yang membutuhan bantuan kemanusian dan jenis jenis," kata Tata saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (17/9/2017).
"Ada proses, pesawat Hercules dan barang hanya bisa mendarat di Chittagong dan utk membawa ke Cox Bazar dan daerah sekitarnya perlu waktu untuk di proses," tambahnya. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)