Breaking News:

Dua Tahun Lalu Kehilangan Putrinya, Keluarga Ini Bisa Mendengar Detak Jantungnya Lagi?

Semenjak kematian putrinya, Mark selalu ingin mendengar detak jantung sang putri yang terus berdetak.

Penulis: Ika Alya Iqlima Ghaisani
Editor: Tinwarotul Fatonah
New Straits Times
Mark Kok Wah (kiri) dan Seren Lee (kanan) 

TRIBUNWOW.COM - Sebuah berita pasangan yang kehilangan putrinya menjadi viral di dunia maya.

Mark Kok Wah dan istrinya, Ariess Tan, kehilangan putri mereka Carmen, dua tahun yang lalu.

Carmen meninggalkan orangtuanya di Penang, Malaysia, untuk melanjutkan studi keperawatan.

Ia pindah ke Singapura untuk mengejar mimpinya.

Mengejutkan! Pria Ini Simpan Buaya di Kolam Rumahnya, Alasannya Tak Masuk Akal

Nahas, hanya tiga bulan berselang, Carmen harus meregang nyawa.

Pembuluh nadi di otak gadis berusia 18 tahun itu pecah.

Setelah dirawat selama 25 hari, otaknya pun berhenti berfungsi, dan Carmen harus menghembuskan nafas terakhirnya.

Mark dan Ariess
Mark dan Ariess (New Straits Times)

Pihak rumah sakit memberi pilihan bagi Mark untuk mendonasikan organ-organ sang putri sebelum meninggal.

Hal ini tentu menjadi sebuah konflik dan dilema bagi kedua orangtua Carmen.

Banyak anggota keluarga yang melarang Mark.

Namun, Mark merasa bahwa putrinya akan sembuh, sehingga ia menyetujui pilihan tersebut.

Layaknya Kendaraan, Pria Ini Berhenti Menunggu Lampu Lalu Lintas Hijau Baru Jalan

"Saat itu, seorang teman dekat yang berprofesi sebagai dokter mengatakan 'Allah lebih sayang Carmen'. Aku pun sadar bahwa aku tak memiliki kuasa apapun untuk putri kecilku," ungkapnya pada New Straits Times.

"Akhirnya aku memutuskan untuk mendonasikan organ-organnya pada bulan Juli 2015 lalu," tambah Mark.

Hari ini, Carmen 'hidup' di 8 tubuh yang berbeda.

Foto-foto Carmen
Foto-foto Carmen (New Straits Times)

Meski dua tahun berlalu, Mark dan Ariess tak pernah menyentuh atau mengutak-atik kamar mendiang putrinya.

Bahkan sepatunya pun masih ada di pintu masuk rumah mereka.

"Setiap malam aku akan ke atas untuk menangis, sementara istriku menangis di lantai bawah. Kematian gadis kecilku benar-benar sulit bagi kami berdua," tambahnya, seperti dikutip oleh World of Buzz.

Semenjak kematian putrinya, Mark selalu ingin mendengar detak jantung sang putri yang terus berdetak.

Ia bahkan menulis di laman Facebook miliknya bahwa ia mau bersepeda sejauh 14 ribu mili jauhnya.

Rupanya, Mark tak sadar bahwa penerima donor jantung Carmen ada di antara follower media sosialnya.

Ialah Serene Lee (37).

Serene sudah mengikuti Facebook Mark sejak Carmen meninggal dunia.

Ia mengetahui tentang mereka dan Carmen dari berita.

Serene Lee
Serene Lee (New Straits Times)

Serene rupanya menderita kardiomiopati yang melebar.

Ia harus hidup dengan bantuan mesin pemompa jantung.

Satu minggu sebelum mendapatkan donor jantung dari Carmen, Serene sudah menyerah.

Ia ingin namanya dicoret dari daftar penerima donor jantung, tapi orang-orang melarangnya.

Beruntung Serene tak jadi menyerah!

Video Momen Menjengkelkan saat Laga Indonesia Vs Thailand Ini Justru Trending di YouTube

Ia mendapatkan donor jantung Carmen dan hidup sehat wal afiat dengan anak-anaknya.

Setelah membaca cerita Mark, Serene pun mengirim pesan pada ayah Carmen tersebut.

Ia ingin bertemu dengan Mark dan meminta nomor yang bisa ia hubungi.

Keduanya sama-sama menangis saat saling mendengar suara masing-masing.

Mark, Ariess, dan Serene bahkan membuat grup WhatsApp untuk terus saling berkomunikasi.

"Kini putri kami berusia 37 tahun," ungkap Mark.

Bahkan Serene pun terbang ke Penang pada Jumat (15/9/2017) lalu agar Mark dan istrinya bisa mendengar detak jantung putri mereka lagi. (TribunWow.com/Alya Iqlima)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
SingapuraMalaysiaWorld of buzz
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved