Breaking News:

5 Fakta Meninggalnya Suporter Indonesia vs Fiji, Nomor 3 Sungguh Mulia dan Berjasa

Kejadian ini telah menambah daftar panjang catatan buruk yang mencoreng nama baik sepak bola Indonesia.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Tinwarotul Fatonah
KOMPAS.com/JESSI CARINA
Suasana pemakaman suporter yang tewas terkena petasan usai pertandingan timnas Indonesia VS Fiji di Stadion Patriot, Minggu (3/9/2017). 

TRIBUNWOW.COM - Laga antara Indonesia melawan Fiji di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (2/9/2017) petang WIB telah menelan korban jiwa.

Seorang suporter bernama Catur Juliantono (32) meninggal dunia karena terkena petasan saat menyaksikan pertandingan tersebut.

Kini jenazah Catur telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Sumur, Minggu (3/9/2017).

Terungkap Momen Gentleman Hamish pada Raisa saat Naik ke Pelaminan, Simak Videonya!

Kejadian ini telah menambah daftar panjang catatan buruk yang mencoreng nama baik sepak bola Indonesia.

1. Kronologi kejadian

Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria, diketahui telah turun tangan untuk menyelesaikan insiden tersebut.

Kepada Kompas.com, ia juga menjelaskan bagaimana kronologi kejadian ironis tersebut.

Menurut Tisha, korban meninggal usai terkena petasan yang dilepaskan dari tribun selatan ke tribun timur setelah pertandingan selesai.

Petasan tersebut mengarah cepat dan tak sempat dihindari oleh korban.

Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga di Kota Bekasi untuk mendapatkan perawatan.

Namun, nyawa korban tak dapat tertolong dan menghembuskan nafas terakhirnya saat perjalanan ke rumah sakit.

Jangan Akhiri Pesan Singkat dengan Tanda ‘Titik’, Begini Alasannya!

2. Sekjen PSSI berjanji usut tuntas

Sekjen PSSI, Tisha Destria yang datang di kediaman Catur, terlihat menahan tangis ketika mengikuti proses pemakaman.

Dengan suara terbata-bata, ia berjanji akan mengusut tuntas kasus petasan tersebut.

"Kita akan lawan ini, kita akan usut ini sampai tuntas, kita akan cari pelakunya bersama kepolisian setempat," ujar Tisha kepada Kompas.com di rumah duka di Jalan Kampung Sumur, Klender, Jakarta Timur, Minggu (3/9/2017).

Pihaknya juga akan melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

"Kita tidak akan pernah memaafkan orang-orang atau siapapun atau apapun yang ingin mencoreng citra sepak bola Indonesia ke depan," ujar Tisha.

PSSI juga akan memberikan santunan kepada keluarga korban.

"Berapapun, apapun santunan yang kita berikan tidak akan cukup untuk menutup kepedihan ini. Jadi saya rasa ini tidak bisa terbayar oleh apapun," kata Tisha.

Diabetes Disebut sebagai ‘Ibu dari Berbagai Penyakit’, Begini Penjelasannya!

3. Tewas karena selamatkan keponakan

Nurhasan, ayah mertua dari korban, juga memberikan penjelasan bagaimana petasan tersebut bisa mengenai Catur.

Menurut Nurhasan, Catur terkena ledakan petasan karena berusaha menyelematkan keponakannya, Haikal (13) dan Taufik (13).

Nurhasan mendapatkan cerita tersebut dari Haikal, yang juga merupakan anak dari Nurhasan.

"Ceritanya itu tahu-tahu petasan itu lewat di depan muka anak saya Haikal," ujar Nurhasan kepada Kompas.com di Jalan Kampung Subur, Klender, Minggu (3/9/2017).

Petasan itu pun mengarah ke Taufik yang duduk di samping Haikal.

Catur kemudian dengan cepat mendorong Taufik agar tidak terkena petasan itu.

Namun nahas, petasan tersebut malah mengenai pelipis kiri Catur.

"Tadinya mau kena Taufik, tapi didorong (oleh Catur) dan kena kepalanya," kata Nurhasan.

Setelah kejadian tersebut, Haikal kemudian menghubungi keluarga Catur.

"Anak saya si Haikal telepon kakaknya (istri Catur), Ismi. 'Kak, Om Catur kena petasan'," ujar Nurhasan.

Raisa-Hamish Sah Jadi Suami Istri, Lucunya Saran Netizen di Instagram soal Malam Pertama

4. Keluarga ikhlas

Kejadian tragis yang menimpa Catur kini telah diikkhlaskan oleh pihak keluarga.

Hal ini diungkapkan oleh Nurhasan kepada Kompas.com.

Ia tak ingin menuntut apapun atas musibah yang terjadi pada menantunya tersebut.

"Saya sudah bikin surat pernyataan dari pihak kita enggak ada tuntutan," ujar Nurhasan.

"Kalau kami menuntut, nanti digali lagi kuburannya. Kami sudah ikhlas, sudah ridho," jelasnya.

Mereka hanya meminta kepada pihak penyelenggara pertandingan agar memperketak keamanan stadion agar kejadian serupa tak terulang lagi.

"Kita minta dari polisi dan PSSI lebih diperketat lagi keamanan bagi pendukung timnas," ujar Nurhasan.

Punya Followers Terbanyak se-Asia, Bukan Ayu Ting Ting yang Muncul di Story Akun Resmi Instagram

5. Terancam 5 tahun penjara

Pelaku yang menyalakan petasan di stadion kini tengah diburu oleh pihak kepolisian.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, juga akan menyelidiki kasus tersebut hingga tuntas.

"Nanti dilihat apakah dia sendiri, atau bersama-sama, bagaimana dia melakukan itu," kata Argo kepada Kompas.com, Minggu (3/9/2017).

Dari penyelidikan awal, diduga Catur meninggal karena terkena petasan berjenis 'flare'.

Argo menambahkan, petasan seharusnya tidak boleh dibawa masuk ke stadion.

Namun ia mengakui jika pihak kepolisian yang menjaga stadion telah kecolongan.

Atas kejadian tersebut, pelaku dikenai pasal 395 KUHP dan terancam hukuman penjara maksimal lima tahun.

"Sengaja atau tidak, bisa kena Pasal 359 KUHP yang karena kesalahannya menyebabkan matinya orang," ujar Argo. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
FijiBekasiCatur Juliantono
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved