7 Pahlawan yang Rela Gugur di Usia 20-an Demi Memperjuangkan Indonesia, No 4 Paling Tampan
Pencapaian dari jerih payah sebelum tanggal 17 Agustus 72 silam ini tak akan bermakna jika kamu tak mengenali siapa sosok di balik perjuangan ini.
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
TRIBUNWOW.COM - Sehari lagi kita akan merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Hari perayaan ini tentunya sudah bukan hal yang baru buatmu, tapi semangat baru tentunya harus tetap dihadirkan.
Pencapaian dari jerih payah sebelum tanggal 17 Agustus 72 silam ini tak akan bermakna jika kamu tak mengenali siapa sosok di balik perjuangan ini.
Milenial di zaman sekarang jika mereka hidup pada masa perjuangan kemerdekaan, tentu sudah ikut untuk angkat senjata.
Mereka yang maju di medan perang, telah bersiap untuk menyerahkan nyawanya, bahkan dengan cara yang tragis sekalipun.
Namun, di masa kini kamu tak perlu angkat senjata dan tak usah maju ke medan pertempuran untuk bisa menjadi seorang pahlawan yang berbudi pekerti luhur.
Ingat Gloria yang Dicoret dari Anggota Paskibraka Karena Kewarganegaan? Begini Nasibnya Sekarang
Dimulai dengan hal-hal positif yang mampu untuk membangkitkan rasa saling menghargai sesama.
Karena seumuran dengan kaum milenial, ada 7 pahlawan sebelum dan setelah kemerdekaan yang harus rela meregang nyawa demi nasib baik bangsa.
Jika tak mau merdeka, sudah tentu para pemuda ini tak bersedia angkat senjata.
Merekalah yang gugur di usia yang masih sangat muda, jika dibandingkan denganmu sekarang yang masih kuliah atau bekerja.
Dengan pasrah, pahlawan muda ini rela menyerahkan nyawa usia 20-annya untuk bangsa.
1. Wolter Monginsidi (24 tahun)
Semasa hidupnya (1925-1949), Monginsidi adalah seorang guru asal Sulawesi.
Kegiatan mengajarnya harus terhenti demi hasrat bergabung dengan pejuang lainnya menentang Belanda.
Gara-gara Ini, Seorang Istri Tanya Apakah Suaminya Akan Poligami, Jawabnya Tak Terduga, Bikin Mewek
Namun sayang, Monginsidi justru mendapati 8 peluru dari Belanda bersarang ditubuhnya saat tak bersedia diajak berunding.
2. Kartini

Wanita inilah sang pendobrak dan pejuang kesetaraan gender (1879-1904)
Buku 'Habislah Gelap Terbitlah Terang' karyanya hingga kini telah melegenda.
Perjuangannya mencerdaskan wanita Jawa kala itu harus terhenti di umur 25 tahun karena sakit preeklampsia seusai melahirkan anaknya.
3. Halim Perdanakusuma (25 tahun)

Yang kita kenal, nama ini kini telah diabadikan sebagai nama sebuah bandara di Jakarta.
Ternyata di balik kegagahan namanya ini tersingkap kisah kepahlawanan yang singkat (1922-1947).
Berpendidikan sebagai navigator dan andil besarnya untuk AURI, Halim ditugaskan memimpin pasukan penerjun di Kalimantan.
Kegagahannya ini harus menyerah dalam kecelakaan pesawat bersama Opsir Iswahyudi di Malaysia.
4. Pierre Tendean (26 tahun)

Sebagai seorang ajudan Jenderal AH Nasution, Pierre Tendean menjadi sosok perwira yang setia (1939-1965).
Dirinya menjadi korban penculikan saat peristiwa 1965 bersama 6 jenderal lain.
Demi melindungi AH Nasution yang akan diculik, Pierre mengaku jika dirinya adalah sang jenderal.
Lalu dia dibawa pergi dan tak pernah kembali.
5. I Gusti Ngurah Rai (29 tahun)

Pahlawan asal Badung, Bali ini, sudah sering kita melihatnya di dompet.
Wajahnya diabadikan dalam cetakan uang nominal Rp 50 ribu.
Selain itu namanya juga terabadikan sebagai bandara di Bali.
I Gusti Ngurah Rai-lah yang memimpin 'Puputan Margarana' di Bali.
Sebuah perlawanan habis-habisan kepada Belanda yang membuat pasukan I Gusti terdesak dan gugur dengan gagah berani (1917-1946).
6. Martha Christina Tiahahu (17 tahun)

Usia yang sangat belia untuk wafat di medan pertempuran.
Putri dari Kapitan Pattimura ini terkenal sebagai gadis berkonsekuensi tinggi berjuang di samping ayahnya (1800-1818).
Saat akan melepaskan Pattimura yang dihukum mati, Martha justru ditangkap kompeni dan dibuang ke Pulau Jawa hingga menemui ajalnya, 2 hari sebelum ulang tahunnya yang ke-18.
7. Slamet Riyadi (22 tahun)

Banyak kisah heroik yang muncul dari sosok Letnan Kolonel Ignatius Slamet Riyadi asal Solo.
Mulai masa perjuangannya di Jawa Tengah hingga penumpasan pemberontakan RMS di Maluku (1927-1950).
Dikenal sangat licin dan sudah ditangkap Belanda, Slamet Riyadi terpaksa roboh saat sebuah peluru dari sniper menembus perutnya saat Gerakan Operasi Militer di Maluku.
Itulah kisah berani mati 7 pahlawan di atas yang nggak urusan dengan umur mereka, yang penting Indonesia merdeka.
Bercermin dari cerita-cerita mereka, hal positif apa yang sudah kamu lakukan untuk keberlangsungan negara ini?
Di usia negara yang telah 72 tahun ini, semoga perayaan kemerdekaan yang ada dapat diresapi dan dimaknai dengan tepat.
Tak hanya sekedar sebagai rutinitas tahunan belaka! (Delta Lidina/TribunStyle.com)
Berita ini telah dimuat di Tribun Style dengan judul: 7 Pahlawan Indonesia Ini Rela Mati Muda dan Gugur di Usia 20-an Demi Bangsa! Nomor 4 Paling Tampan