5 Fakta Ajudan Jokowi Berasal dari Papua, Cetak Sejarah hingga Kapolri Merasa Tak Seberuntung Johnny
Presiden Joko Widodo telah memilih Kombes Johnny Edizon Isir sebagai ajudan pribadinya.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo telah memilih Kombes Johnny Edizon Isir sebagai ajudan pribadinya.
Hal ini disampaikan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian kepada Kompas.com.
Posisi ajudan presiden ini sebenarnya telah lama tak terisi.
• Doa Tifatul untuk Presiden Jokowi Gemukkanlah Badan Beliau Ya Allah
Hal ini karena, Brigjen Listiyo Sigit Prabowo yang sebelumnya menjadi ajudan telah pindah tugas menjadi Kapolda Banten pada Oktober 2016 silam.
Untuk mengisi kekosongan tersebut, Jokowi kemudian memilih Johny sebagai ajudan.

1. Cerita dibalik dipilihnya Johnny sebagai ajudan Jokowi
Kepada Kompas.com, Tito menceritakan bagaimana awalnya Jokowi memilih Johnny.
Dalam acara HUT Bhayangkara, 10 Juli 2017 silam, Jokowi melihat Tito memiliki seorang ajudan yang berasal dari Papua, bernama Stevanus.
Jokowi kemudian meminta tanggapan Tito, bahwa dirinya juga ingin memiliki ajudan pribadi yang berasal dari Papua.
• Tersebar Video Duel Panas Antara 2 Menteri Jokowi!
"Beliau menanyakan kepada saya, ' Ajudan Pak Kapolri orang Papua?', (saya jawab) 'Ya betul Pak. (Beliau tanya) 'Bagus enggak?', (saya jawab) 'Bagus Pak, lima tahun bersama saya, cerdas, loyal, bisa memahami apa yang kita inginkan, dan seterusnya lah'," ujar Tito menirukan percakapannya dengan Jokowi di Mapolda Metro Jaya, Rabu (16/8/2017).
Tito kemudian mengusulkan nama Johnny sebagai ajudan Jokowi.
Tito menilai, Johnny memiliki kesamaan dengan para ajudan Jokowi lainnya yang berasal dari TNI AU, AD, dan AL.
2. Johnny penerima penghargaan Adhimakayasa
Tito mengungkapkan, Johnny dan tiga ajudan Jokowi lainnya sama-sama berasal dari lulusan Akademi Kepolisian/Militer angkatan 1996.
Selain itu, Johnny adalah penerima penghargaan Adhimakayasa di angkatannya.

Johnny yang ditempatkan di wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi dan berhasil mengelola keamanan di kawasan tersebut juga menjadi pertimbangan Tito.
• Terungkap! Ini Alasan SBY Tak Hadiri Sidang Tahunan MPR Era Jokowi untuk Ketiga Kalinya
"Kalau namanya mencari ajudan bukan hanya masalah kemampuan, tetapi juga ngeklik enggak, satu chemistry enggak. Beliau begitu dihadapkan, langsung, 'Ya saya pilih dia'," kata Tito.
Johnny sebelumnya menjabat sebagai Direktur Reskrimsus Polda Riau.
Johnny juga pernah menempati sejumlah jabatan, yakni Wakasat Reskrim Polwiltabes Surabaya pada 2008, Wakapolres Surabaya pada 2009, Kapolres Jayawijaya pada 2013 dan Kapolres Manokwari pada 2016.
3. Orang Papua pertama yang menjadi ajudan
Diangkatnya Johnny menjadi ajudan Jokowi menjadi catatan baru dalam sejarah Papua.
Johnny tercatat sebagai orang Papua pertama yang menjadi ajudan Presiden RI.

"Sejarah, (baru) pertama kali orang Papua bisa menjadi ajudan presiden. Pertama juga orang dari Polri ajudan presiden orang Papua," ujar Tito kepada Kompas.com.
Hal ini menurut Tito juga menunjukkan rasa nasionalisme yang tinggi dari Jokowi.
• 4 Fakta Sidang Tahunan di Gedung Nusantara, Jokowi-JK Kenakan Baju Adat hingga Kelakar Ketua MPR
Sebab, Jokowi tidak memandang suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) dalam memilih ajudan.
"Saya berpendapat bahwa Presiden (Jokowi) menunjukan nasionalisme beliau. Karena memilih orang dari papua, kedua, yang beragama non-muslim, tiga lagi ajudan beliau kan muslim ya. Ini ada non-muslimnya," ucap dia.
"Menunjukan bahwa semua sama di mata beliau, rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, agama apa pun adalah rakyat beliau," kata Tito.
4. Memotivasi masyarakat untuk berprestasi
Tito juga berharap, dipilihnya Johnny sebagai ajudan Jokowi dapat memberikan efek positif.
Ia berharap masyarakat bisa termotivasi untuk terus berprestasi.
Terpilihnya Johnny, juga membuktikan bahwa prestasi tak mengenal dari wilayah mana kita berasal.
"Harapan saya generasi muda lainnya, termasuk masyarakat di Papua, anak-anak mudanya, pemudanya merasa makin yakin, makin percaya diri bisa bersaing dengan yang lain yang mungkin secara pendidikan lebih maju, seperti Jawa dan Sumatera," ujar Tito.

5. Tito : saya tak seberuntung Johnny
Terpilihnya Johnny sebagai ajudan juga membuat Tito bangga.
Menurutnya, tak gampang seseorang bisa menjadi ajudan pribadi presiden.
• Saling Tukar Baju Adat di Sidang Tahunan MPR Ternyata Ide Jokowi, Maksudnya. . .
"Jadi seorang ajudan itu tidak gampang, untuk terpilih banyak faktornya. Saya sendiri tidak seberuntung Johnny," ujar Tito.
Banyak yang menjadi kepala polisi, namun tak banyak yang bisa menjadi ajudan presiden.
"Untuk menjadi ajudan adalah orang terpilih, terpilih dalam bidang semua hal, kesehatan, jasmani, psikologi, kecerdasan, chemistry yang susah. Apalagi Pak Presiden hampir 7 bulan belum menentukan ajudan dari Polri," kata Tito.
(TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)