Melukis dengan Mulut hingga Diakui sebagai Pelukis Hebat Dunia, Tenyata Masa Lalu Antonio 'Kelam'
Ia terus berkarya menghasilkan lukisan-lukisan berkelas dunia walau tangannya menderita kelumpuhan.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM - Keterbatasan tak membuat Antonio Davis menyerah pada ketertarikannya di dunia seni.
Ia terus berkarya menghasilkan lukisan-lukisan berkelas dunia walau tangannya menderita kelumpuhan.
Menggunakan mulutnya, seniman kelahiran Chicago, 24 Maret 1975 tetap piawai menggoreskan kuasnya di atas kanvas.
Menggambar dan melukis merupakan kegemarannya sejak ia masih muda.
Nikita Willy Unggah Foto Masa Kecil di Instagram, Mirip Keponakan Raisa
Ia bahkan sempat mendalami pengetahuan tentang desain grafis di Prosser Vocational High School di Chicago.
Sejak saat itu, ia terus mengasah kemampuannya utnuk menjadi pelukis profesional.
Namun, pada 1994 lalu, sebuah kecelakaan tragis memupus impian besar Antonio.
Ia menderita luka tembak di bagian dada yang membuat tangan dan kakinya lumpuh.
Saat itu ia merasa telah hancur dan terpuruk. Tanpa kedua tangannya, Antonio tak lagi bisa menggapai cita-citanya.
Foto-foto Viral Protes Tak Lazim Imbas Zoya Dituding Maling dan Tewas Dibakar Massa
Antonio kemudian dirawat di panti jompo untuk menjalani rehabilitasi pada tahun 1996.
Di tempat itu, ia merasa hidupnya telah berakhir di neraka yang membakar semua angan-angannya.
Namun, dugaan Antonio ternyata salah besar. Di panti jompo itulah, harapannya lahir kembali.
Di sana ia mendapat terapi fisik dan terapi okupasi yang mampu membangkitkan kembali saraf-sarafnya.
Tak hanya itu, ia bahkan mendapat terapi seni yang membuat kanvas hidupnya kembali berwarna.
Ia juga mendapat dorongan kuat dari teman-temannya untuk melukis lagi.
Berangkat dari tekad dan dukungan itu, Antonio akhirnya menggunakan mulutnya untuk memoles warna dengan kuasnya.
Semakin lama berlatih di panti, kemampuan melukis dengan mulutnya semakin terasah.
Melahirkan di Dalam Taksi Online, Ini yang Terjadi Selanjutnya pada si Bayi . . .
Bangkit dari keterpurukan
Setahun kemudian ia memutuskan untuk keluar dari panti jompo dan menyewa sebuah apartemen dengan kekasihnya, Juanita.
Apartemen itu menjadi saksi sejarah Antonio yang bangkit dari keterpurukan.
Ia berani menghadapi dunia dan mengambil langkah besar untuk belajar di Institut Seni Illinois guna mempelajari teori warna, dan pemodelan 3D.
Ia juga mengadiri beberapa pameran seni untuk memperluas referensinya dalam berkarya.
Saat berkunjung ke Disability Expo, Antonio berkesempatan untuk bertemu dengan Robert Thome, dari MFPA (Mouth & Foot Painters Association).
Robert tersentuh oleh tekad Antonio. Ia pun mendorong Antonio untuk mengembangkan keahliannya sebagai pelukis mulut.
Dia juga menyarankan Antonio untuk menyerahkan karyanya ke MFPA untuk dipertimbangkan sebagai kandidat penerima beasiswa.
Gayung pun bersambut, pada tahun 2006, Antonio berhasil mendapat beasiswa dari MFPA untuk mengembangkan bakatnya sebagai pelukis mulut.
Kemampuan Antonio diakui dunia
Antonio semakin produktif dan menghasilkan karya-karya yang fantastis.
Lukisan Antonio juga telah mendapat pengakuan dari dunia dan MFPA.
Melalui seni ia telah menemukan kembali sisa hidupnya yang hilang.
Dengan karya-karyanya itu pula Antonio mendulang penghasilan yang mampu untuk menopang hidupnya beserta keluarga.
Kini ia bertekad untuk menyebarkan kisah inspiratif hidupnya ini kepada semua orang.
Ia ingin membuktikan kepada semua orang bahwa segala hambatan, ketakutan dan keterbatasan selalu bisa ditaklukkan.
"Jika ada kemauan, pasti ada jalannya, dan gua rasa takut harus dijelahahi untuk menemukan harta Anda," ujar Antonio dalam laman blognya.
Berikut ini karya-karya masterpiece dari Antonio yang diunggah di laman Instagramnya.

(TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)