Breaking News:

6 Fakta Anak Kapolsek Daftar Sekolah Pakai Surat Miskin: Ngapain Sombong, Saya Orang Susah Kok

Kapolsek Galang, AKP Marhalam Napitupulu mendaftarkan anaknya ke SMA Negeri 1 Medan melalui jalur rawan melanjutkan pendidikan (RMP).

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
Tribun Medan/Royandi
Kapolsek dan Pemilik Mobil Wrangler Ambil Surat Miskin 

TRIBUNWOW.COM - Kapolsek Galang, AKP Marhalam Napitupulu mendaftarkan anaknya ke SMA Negeri 1 Medan melalui jalur rawan melanjutkan pendidikan (RMP).

Untuk mendaftar melalui jalur tersebut, ia harus menyertakan surat miskin.

Marhalam pun mengusahakan untuk mendapatkan surat miskin tersebut agar anaknya bisa sekolah di SMA N 1 Medan.

Menarik! Putra Sulung Presiden Saling Ketemu, Begini Perbedaan Mentereng Gaya Keduanya

Ia mengaku tak mempermasalahkan tindakannya tersebut asalkan anaknya bisa bersekolah di sekolahan yang telah diidamkannya.

"Anak saya mau sekolah di sana. Saya juga pengin anak saya sekolah di sana," ujar Marhalam melalui sambungan telepon seluler, Senin (7/8), dikutip dari Tribun Medan.

Terkena penyakit Langka, Bayi Ini Tak Bisa Disentuh

1. Tak ada jalur lain

Marhalam mengatakan jika tak ada jalur lain lagi untuk anaknya agar bisa sekolah di tempat tersebut.

Untuk itulah ia melakukan berbagai cara agar anaknya bisa diterima di SMA N 1 Medan.

"Anak saya tidak bisa masuk SMA 1 Medan, karena nemnya (nilai UN) rendah. Makanya saya daftarkan melakui jalur itu," ujarnya.

Ketika disebut jalur itu untuk keluarga yang miskin, dan anaknya sudah mengambil hak orang miskin, Marhalam tidak mau ambil pusing.

"Tidak apa-apa. Ngapain saya pikirin anak orang lain. Anak sayalah yang saya pikirin," ujarnya.

2. Bagaimana caranya mendapat surat miskin?

Diketahui sebelumnya, jabatan Marhalam tergolong tinggi di kepolisian.

Namun bagaimana cara Marhalam untuk mendapatkan surat miskin tersebut?

Ia mengaku telah melalui prosedur hingga akhirnya mendapat surat tersebut.

"Kan ada prosedurnya, nyatanya kan keluar. Ternyata dikasih," ujarnya.

Ketika ditanya apakah ia tak malu menyandang predikat keluarga miskin padahal memiliki jabatan sebagai Kapolsek, Marhalam merasa jika hal tersebut biasa saja.

"Nggak apa-apa. Kenapa? Ngapain sombong. Saya orang susah kok," ujarnya

3. Tempat tinggal Marhalam

Marhalam tinggal di Perumahan Griya Mora Indah, Lingkungan XIII, Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang.

Ia memiliki rumah berlantai dua.

Saat dikunjungi Tribun Medan, tampak di depan rumahnya terdapat dua unit sepeda motor.

Sekretaris Desa Limau Mani,s Azril Abdulah mengatakan, Lingkungan XIII, termasuk Kompleks Griya Mora Indah dihuni oleh orang-orang berada.

Kawasan tersebut juga tidak pernah mendapat bantuan berupa raskin.

"Dari 13 lingkungan di Desa Limau Manis ini, cuma di lingkungan itu yang tidak pernah dapat raskin. Itulah sangkin orang berada semua di sana. Harga rumah di kompleks tersebut rata-rata berharga Rp 500 jutaan satu unit," ujar Azril.

4. Banyak orang tua mendaftarkan anaknya lewat jalur RMP

Ternyata banyak orangtua siswa lainnya, yang melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Marhalam.

Mereka memanfaatkan jalur RMP untuk memasukkan anaknya di SMA N 1 Medan.

Seperti halnya,Yandrinal Amiruddin.

Ia membenarkan jika telah memasukkan anaknya ke sekolah tersebut lewat jalur RMP.

Menurutnya, tindakan tersebut tidak merugikan orang lain.

Ia menambahkan, jalur masuk tersebut tidak dimanfaatkan maksimal oleh orang-orang yang berhak.

"Itu kan ada 30 orang kuotanya. Yang daftar hanya 10 orang. Makanya saya tidak ada merugikan orang lain kok. Yang jelas saya sampaikan saya tidak mengeluarkan uang sepersepun untuk memasukkan anak saya ke SMA Negeri 1 Medan," ujar Yandrinal saat ditemui di kantornya.

Ia juga memiliki alasan yang sama dengan Marhalam kenapa memilih jalur tersebut untuk anaknya.

"Anak saya bukan anak guru. Anak saya bukan yang berprestasi dari nonakademik. Nah, yang melalui jalur akademik anak saya tidak bisa, karena nilainya tidak mencukupi," ujarnya.

Ketika ditanyakan apa yang membuat dia berusaha menyekolahkan anaknya di SMA Negeri 1 Medan, ia mengaku, punya alasan tersendiri.

Ia memiliki alasan tersendiri kenapa anaknya harus menempuh jalur pendidikan di sekolahan tersebut.

5. Yandrial miliki mobil mewah

Yandrial diketahui tingggal di Perumahan Bumi Asri, Lingkungan VII, Kelurahan Cinta Damai, Kecamatan Helvetia, Kota Medan.

Saat Tribun Medan mendatangai rumah Yandrial, Jumat (4/8/2017), terlihat deretan mobil mewah parkir di halaman.

Tampak mobil Jeep Wrangler Sahara 4-door dan satu unit mobil jenis 4WD, dan mobil jenis sedan bermerek BMW.

Menurut situs yang banyak mengulas mobil mewah, Arenaotomotif.com, Jeep Wrangler Sahara 4-door yang harganya Rp 1.115.000.000 per unit.

Orang yang memiliki mobil jenis ini juga masih terbatas di Indonesia.

Kepala Lingkungan VIII, Asrul, mengatakan jika mobil Yandrial tak hanya yang ada di parkiran rumahnya.

"Banyak mobilnya. Bukan cuma itu," ujarnya di rumahnya Jumat (4/8/2017).

Menurut Asrul, Yandrial adalah pengusahan sukses yang bergerak dalam bidang event organizer.

Yandrial juga merupakan anak dari Amiruddin, yang menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Medan di periode 2009-2014.

6. Sekolah tak memiliki wewenang

Humas SMA Negeri 1 Medan, Boang Agus membenarkan kabar jika anak dari Marhalam dan Yandrial masuk ke SMA Negeri 1 Medan melalui jalur RMP.

"Melalui jalur rawan melanjutkan pendidikan yang dua ini. Ada 13 orang sebenarnya yang masuk melalui jalur yang sama. Di sini jatahnya untuk jalur itu ada 30 orang," ujarnya kepada Tribun Medan, Selasa (8/8/2017).

Ia mengaku tak memiliki wewenang untuk mengambil tindakan atas masuknya dua anak orang berada ini di SMA N 1 Medan.

Menurutnya, yang berwenang adalah Dinas Pendidikan Sumatera Utara.

"Iya sudah kita tahu. Ada tiga orang sementara ini kami tahu orang berada dari 13 orang tadi. Cuma satu lagi namanya tidak ingat saya. Kalau bongkar-bongkar berkas lagi susah, udah campur-campur berkasnya," ujarnya.

Pegawai Tata Usaha (TU) SMA N 1 Medan, Syawal, awalnya telah mengetahui jika kedua anak tersebut berasal dari keluarga berada, dan sudah mengingatkannya.

"Kalau yang polisi pakai seragam waktu itu datang mendaftarkan anaknya. Sudah kami bilang juga bahwa jalur tersebut untuk orang miskin. Tapi, dia tetap ngotot. Nah, karena punya surat rekomedasi dari dinas sosial, kami tidak berani. Kalau yang satu lagi, kami lihat dari alamatnya yang di Bumi Asri," ujarnya. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
AKP Marhalam NapitupuluMedanDeliserdang
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved