Monyet Ekor Panjang Keliaran dan Serang Warga Boyolali, Fakta No 5 Soal 'Karma' Korban?
Monyet ekor panjang berkeliaran di pemukiman warga belakangan ini. Mereka bahkan menyerang dan menggigit tubuh warga.
Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
TRIBUNWOW.COM - Warga Boyolali, Jawa Tengah sedang dibuat bingung.
Hal ini lantaran sejumlah monyet ekor panjang diketahui berkeliaran di pemukiman warga sekitar Desa Sendang, Karanggede, Boyolali.
Tak tanggung-tanggung, hewan-hewan tersebut pun menyerang sejumlah warga hingga melukai bagian tubuh korban.
Lebih lanjut, sejumlah fakta soal kejadian ini pun terkuak.
Zoya Dibakar Hidup-hidup, LBH GP Ansor: Main Hakim Sendiri Ancaman Serius Terhadap Sistem Hukum
Dihimpun Tribunwow.com, berikut ulasannya:
1. Bermula sejak Juli 2017
Slamet Sukeri, Kepala Resort Konservasi (BKSDA) Wilayah Surakarta, menyatakan kepada Kompas.com setidaknya empat desa menjadi sasaran monyet-monyet tersebut.
"Menurut catatan kami, ada 12 kasus gigitan terhadap orang. Lokasi serangan berada di 2 kecamatan, Karanggede dan Kemusu. Dan dari informasi warga, ada dua sampai tiga ekor yang melakukan penyerangan," kata Slamet, Senin (7/8/2017).

Jangan Sampai Tertipu! Begini Cara Mudah Bedakan Tak Original dan KW
Sementara itu, informasi terbaru yang dihimpun Tribun Jateng jumlah korban hingga saat ini sudah mencapai 14 orang.
Kepala Desa Sendang, Sukimin, menyatakan serangan monyet-monyet itu sudah terjadi sejak Juli 2017 lalu.
"Seorang warga bernama Karinah digigit di bagian kaki saat menyapu di pekarangan rumahnya. Kejadian itu pada bulan Juli. Dan ternyata ada laporan serupa di sejumlah desa. Sekarang warga meningkatkan ronda untuk mengantisipasi serangan dari monyet," kata Sukimin.
Waspada! Bayi Tersedak Air Liur Bisa Meregang Nyawa! Begini Cara Atasinya
2. Kasus monyet menyerang manusia dinilai unik
Kejadian yang menghebohkan ini ternyata membuat heran sejumlah pihak.
Pasalnya, jika monyet tersebut kelaparan, seharusnya mereka menyerang kebun buah bukan tubuh warga.
"Di desa lokasi serangan terdapat kebun buah-buahan dan kalau mereka mencari makan, tentu kan menyerang kebun buahnya dan bukan manusia," demikian disampaikan Slamet Sukeri, Kepala Resort Konservasi BKSDA Wilayah Surakarta, Senin (7/8/2017) seperti dikutip dari Kompas.com.
Berkaitan dengan hal ini, pihak terkait pun masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Ironis! 4 Fakta Terbongkarnya Kasus Pembuatan Sertifikasi Palsu yang Libatkan 300 Oknum Guru
3. Tidak ganggu habitat
Beredar dugaan yang menyebut warga sekitar menganggu habitat asli monyet ekor panjang.
Sehingga, hewan-hewan tersebut menyerang kediaman warga.
Namun hal tersebut tidak dibenarkan oleh Slamet.
Fakta-fakta Ngeri Insiden Pelajar SD di Sukabumi Tewas Usai Kelahi dengan Temannya
"Berita yang berkembang saat ini tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Sebetulnya lokasi penyerangan bukan habitat dari monyet ekor panjang, jadi tidak ada istilah merusak habitat. Jumlah monyet ekor panjang tidak banyak hanya beberapa ekor dan satwa ini mengancam keselamatan manusia," ungkapnya.

4. Bekas peliaraan yang lepas
Dugaan lain soal penyebab insiden ini pun diungkap Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Suharman.
Dikatakannya, kejadian tersebut mungkin saja disebabkan karena monyet-monyet tersebut merupakan hewan peliharaan yang lepas.
3 Mantan Raffi Ahmad Pernah Dibayar Nagita Slavina, Nomor 2 Posting Foto Panas di Ranjang
"Monyet ekor panjang itu bekas piaraan yang dilepas dan sudah sangat berubah sifatnya," kata Suharman, Selasa (8/8/2017).
Sementara itu, berkaitan dengan hal ini, Pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah akan berkerjasama dengan Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) Jawa Tengah.

Dua pihak ini akan melakukan pencarian terhadap monyet yang meresahkan warga tersebut.
"Kami sudah kirim permohonan bantuan agar Perbakin membantu menangani permasalahan konflik satwa ini," kata Suharman, kepala BKSDA Jateng, Selasa (8/8/2017).
Kepindahannya Terus Diperbincangkan, Ini Pengakuan Gareth Bale Usai Menangkan Piala Super Cup!
5. Umpatan korban berbalik
Dijelaskan Sukimin, kepala Desa Sendang, monyet-monyet tersebut sebelumnya menggigit hewan ternak warga.
"Lalu, ada seorang warga yang menyiapkan jebakan menggunakan pisang dicampur apotas dan jarum. Ternyata, monyet itu malah semakin garang dan menggigit kambing," jelas Sukimin ketika ditemui di rumahnya di Dukuh Nglimas, Desa Sendang, Kecamatan Karanggede, Boyolali, Senin (7/8/2017).

Belakangan, monyet-monyet tersebut pun menyerang warga secara acak.
Dikatakan Sukimin, korban-korban pun memiliki kesamaan.
Gugatan Cerai Sang Istri Pernah Digugurkan, Kini Giliran Ibnu Jamil yang Ajukan Cerai
Mereka kebanyakan adalah lansia.
Selain itu, banyak dari korban yang termakan karma.
Pasalnya, korban tersebut sebelumnya sempat mengumpat akan membunuh monyet itu.
"Ini secara logika nggak nalar. Ini namanya musibah," kata Sukimin.
Sikumin pun dibuat heran lantaran para monyet tak menyerang lahan sumber makanan namun justru menggigit manusia.
"Tidak ada perambahan lahan, dari dulu seperti itu. Di ladang banyak palawija, jagung, pisang," katanya mengeluh. (Tribunwow.com/Dhika Intan)