Breaking News:

Manuver Politik Perindo, 3 Bos Media Massa Dukung Jokowi di Pilpres 2019

Meski demikian, Pangi melihat ada hal lain yang menguntungkan atas bergabungnya Perindo ke kubu Jokowi ini.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Tinwarotul Fatonah
KOMPAS.com/M WISMABRATA
Jokowi di Pasar Notoharjo, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (18/5/2015). 

TRIBUNWOW.COM - Langkah putar haluan yang dilakukan oleh Partai Perindo yang mendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Umum 2019 mendapat komentar dari pengamat politik.

Menurut pengamat politik dan pendiri Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, dukungan Perindo tak akan banyak memberi pengaruh kepada Jokowi.

Hal ini disebabkan karena Perindo termasuk sebagai partai yang baru di kancah perpolitikan Tanah Air.

Perindo yang dipimpin oleh Hary Tanoesoedibjo ini tercatat tak memiliki kursi di parlemen.

5 Teguran Galak Jokowi, Sindir Menteri hingga Kekalahan Indonesia dari Malaysia

Padahal kursi tersebut memiliki peran besar sebagai modal untuk mendukung Jokowi di Pilpres 2019 nanti.

Sebagai parpol baru, Perindo juga dinilai tak mempunyai basis massa yang kuat.

Meski demikian, Pangi melihat ada hal lain yang menguntungkan atas bergabungnya Perindo ke kubu Jokowi ini.

Hary Tanoe punya media massa

Pemimpin Perindo, Hary Tanoe juga merupakan bos dari MNC Group yang menaungi berbagai media, mulai dari media televisi, media online hingga media cetak.

Jaringan media massa inilah yang menjadi keuntungan bagi Jokowi jika Hary Tanoe turut bergabung mendukungnya.

Menurut Pangi, media yang berada di bawah komando MNC Group selama ini kerap mengkritik kebijakan penguasa.

Namun pasca-wacana dukungan Perindo untuk Jokowi ini, ia memperkirakan akan adanya perubahan dalam frame pemberitaan.

"Ini kemenangan politik Jokowi. Akhirnya HT dan media yang selama garang mengkritik kebijakan pemerintah menyerah tanpa syarat," Pangi kepada Kompas.com, Rabu (2/8/2017).

Dukungan tiga media

Selain Hary yang memiliki MNC Group, Jokowi juga didukung oleh dua parpol yang memiliki media massa.

Kedua parpol tersebut adalah Nasdem dan Golkar.

Nasdem saat ini dipimpin oleh Surya Paloh yang merupakan bos dari Media Group.

Media pimpinan Surya Paloh ini juga bergerak di bidang media televisi, online dan cetak.

Sedangkan dari pihak Golkar, Jokowi akan mendapat dukungan penuh dari Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie.

Aburizal Bakrie juga memiliki jaringan media yang besar, yakni Viva Group.

Pangi mengatakan, pemberitaan media akan menjadi senjata yang ampuh untuk membangun pencitraan Jokowi guna memenangkan Pemilu 2019 mendatang.

Mengejutkan! 7 Foto Perubahan Drastis Ratu Sinetron ini Bikin Pangling, Apalagi Nomor 5

Deal politik Jokowi-Hary Tanoe

Selain soal keuntungan politik, Pangi menilai jika manuver politik yang dilakukan oleh Perindo ini berkaitan dengan kasus hukum yang menjerat Hary Tanoe.

Hary Tanoe kini diketahui telah menyandang status tersangka dalam kasus dugaan ancaman melalui pesan singkat kepada Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto.

Kejaksaan Agung juga tengah menyelidiki tindak pidana korupsi terhadap pembayaran restitusi atas permohonan PT Mobile 8 Telecom tahun 2007-2008, yang diduga melibatkan nama Hary Tanoe selaku komisaris di perusahaan tersebut.

Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo saat memberikan kata sambutan di DPP Partai Perindo, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/4/2017). Partai Perindo menggelar syukuran keunggulan Anies-Sandi dari Ahok-Djarot, dalam hitung cepat semua lembaga survei terkait Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo saat memberikan kata sambutan di DPP Partai Perindo, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/4/2017). Partai Perindo menggelar syukuran keunggulan Anies-Sandi dari Ahok-Djarot, dalam hitung cepat semua lembaga survei terkait Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. (Tribunnews/Jeprima.)

"Setelah HT (Hary Tanoesoedibjo) disandera kasus SMS dan menjadi tersangka, HT mulai berpikir rasional," kata Pangi kepada Kompas.com.

Pangi menilai jika langkah Hary Tanoe semakin realistis.

Mengutip teori D Laswell, kata Pangi, politik selalu bicara apa, dapat apa, siapa, bagaimana dan di mana.

"Mungkin paling tidak sudah ada tim Jokowi yang menemui HT, ada deal ke arah itu. Karena memang MNC Group terlalu bising dan runcing runcing mengkritik pemerintah," kata Pangi.

"Tidak mungkin tidak ada deal-deal politik, apalagi HT menguasai media. Dugaan saya dukungan ke Jokowi berpotensi HT lolos atau selamat dari kasus hukum yang sedang menjeratnya," lanjut Direktur Eksekutif Voxpol Center ini. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
JokowiHary TanoeSurya PalohAburizal BakrieMNC Group
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved