Breaking News:

Lingkaran Setan Kasus Bullying di Dunia Pendidikan

Kasus bullying kepada mahasiswa berkebutuhan khusus di Universitas Gunadarma membuat resah para pengamat pendidikan.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
Instagram
Anji mengecam keras video viral anak autis di-bully 

TRIBUNWOW.COM - Kasus perundungan atau bullying kepada mahasiswa berkebutuhan khusus di Universitas Gunadarma membuat resah para pengamat pendidikan.

Peristiwa ini semakin menyesakkan hati mengingat para pelakunya diduga adalah sesama mahasiswa yang merupakan teman sekelas korban.

Asep Sapa'at, dari Orangtua Penyintas Perundungan dan Pemerhati Karakter Guru turut angkat bicara menyikapi kejadian ini.

Model Cantik Ini Ngaku Hamil, Kamu Pasti Kaget Tau Usia Kehamilannya!

Menurut Asep, dalam kasus perundungan, antara pelaku dan korban tak bisa serta merta dipisahkan.

Ia menilai jika para pelaku dalam masa lalunya berkemungkinan besar pernah menjadi korban sebelumnya.

Ngeri! Pengakuan Eksekutor di Jepang Ini Bikin Merinding

Karena tak tuntas ditangani, pelaku tersebut kemudian menduplikasi perundungan yang pernah dialaminya ke pihak lain yang dianggapnya lebih lemah.

"Anak yg suka berperilaku merundung orang lain bisa disebabkan karena pernah menjadi korban perundungan sebelumnya, pola asuh keluarga yg diwarnai kekerasan, pola didik di sekolah yg abai pada pembentukan sbg pribadi brtanggung jawab. Apalagi jika mereka menduplikasi perilaku tokoh masyarakat (pejabat) yang kerap menggunakan kekuasaan sbg legitimasi perilaku buruk mereka," ujar Asep saat dihubungi oleh TribunWow melalui pesan singkat.

Lingkaran setan ini akan terus berulang-ulang terjadi jika tidak ditangani serius.

Ada empat hal yang ia tekankan terkait kasus perundungan ini.

1. Para pelaku perundungan harus diberi pengertian supaya menghargai perbedaan dan tak merampas hak orang lain.

2. Tak hanya fokus kepada siswa yang baik dan berprestasi, para guru juga harus cerdas dalam memberikan perhatian kepada siswanya, terlebih para siswa yang bandel.

Mereka berpotensi besar untuk menjadi pelaku perundungan. Untuk itu para harus memberikan perlakuan yang tepat bagi tiap anak didiknya.

3. Dunia pendidikan gagal memainkan perannya untuk membentuk pribadi anak yang bertanggungjawab.

4. Pengajaran di sekolah dan kampus miskin 'pengalaman belajar' dan 'refleksi belajar' atas setiap pengalaman belajar anak.

Alih-alih ingin mencapai keberhasilan dalam mendidik, peserta didik malah semakin frustrasi karena memersepsikan belajar sebagai beban akademik yang menyulitkan hidupnya.

Selain empat hal tersebut, untuk mencegah perundungan Asep memberikan perhatian khusus kepada para stakeholder pendidikan.

"Para pemangku kebijakan harus memastikan semua infrastruktur kebijakan (manajemen sekolah, kompetensi guru, dsb) siap mengelola siswa berkebutuhan khusus. Karena tanpa kesiapan infrastruktur kebijakan, anak berkebutuhan khusus akan terus mendapatkan perilaku diskriminasi," ungkap Asep.

Ia juga meminta kepada pemerintah untuk terus berperan aktif dalam mendorong instansi pendidikan berperilaku adil dan egaliter.

"Pemerintah mendorong sekolah sebagai tempat komunikasi yang terbuka dan saling percaya antar masyarakat untuk bisa menerima anak kebutuhan khusus apa adanya. Karena perbedaan ini mesti disikapi arif dan bijaksana. Jangan karena orang lain berbeda, lantas kita merampas hak-hak mereka sebagai sesama warga negara Indonesia," terangnya.

Ia juga mengingatkan, kejadian perundungan ini merupakan kaca refleksi yang menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia masih harus dibenahi.

Mengenai penyelesaian lewat jalur hukum dalam kasus perundungan ini, Asep menilai jika langkah tersebut adalah langkah terakhir yang harus ditempuh.

Dengan azas keadilan, hak-hak pelaku dan korban harus diperhatikan jika terpaksa harus bersentuhan dengan ranah hukum.

Terlepas dari itu, Asep menekankan akan pentingnya sinergisitas yang berkelanjutan antara pihak keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk merawat generasi masa depan. Minimal kejadian perundungan ini tak lagi terulang. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Universitas GunadarmaKasus BullyingTribunWow.com
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved