Pernah Dibui, Pasangan Disabilitas Asal Yogya Pilih Jualan Roti hingga Sanggup Luluskan Anak SMK
Parjan yang berusia 42 tahun merupakan seorang tuna netra. Sementara istrinya memiliki kekurangan fisik di bagian kaki.
Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
TRIBUNWOW.COM - Parjan dan Erni merupakan pasangan asal Yogyakarta.
Tak seperti kebanyakan pasangan lain, sejoli ini menyandang kebutuhan khusus.
Parjan yang berusia 42 tahun merupakan seorang tuna netra.
Sementara istrinya memiliki kekurangan fisik di bagian kaki.
Terkuak Makna Tangisan Bayi dan Cara Menenangkannya, Para Ibu Wajib Tahu!
Meski memiliki kekurangan, pasangan ini rupanya tak pernah pantang menyerah menghadapi hidup.

Keduanya sehari-hari berjalan sejauh enam kilometer dari rumahnya di Gang Tongkol IX Minomartani, Ngaglik Sleman menuju kawasan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di daerah Gejayan.
Hal ini mereka lakukan demi mengais rezeki dengan cara berjualan roti dan makanan ringan.
Pekerjaan sebagai pedangan makanan dipilih pasangan ini lantaran keduanya merasakan trauma.
Punya Adik Baru dari Ibu Tirinya, Verrell Bramasta Ikut Kebingungan Karena Hal Ini
Pasalnya, pada 2013 lalu, Parjan dan Erni pernah menjalani pekerjaan sebagai pengamen.
Saat mengais rezeki di Jalan Malioboro, keduanya lantas terjaring razia.

Parjan dan Erni kemudian mendekam dalam bui lantaran peristiwa tersebut.
"Kami benar-benar kapok ngamen. Kalau udah ketangkap, di dalam sel itu nggak enak," kenang Parjan sebagaimana diberitakan Tribun Jogja.
Niat Selingkuh, Pria Beristri Ini Malah Kalah Sebelum Perang, Perlakukan Si Wanita Bikin Tertegun!
Parjan juga mengatakan perjuangannya bertahan hidup di sel tahanan.
Ia merasa miris dengan keadaan dalam jeruji tahanan tersebut.

"Saya sangat kecewa dengan Satpol PP waktu itu. Kami dianggap orang gila. Padahal saya sudah bicara sebenarnya kalau kami mengamen buat tambahan modal jualan saja," kesalnya.
Setiap hari, pasangan ini bekerja mulai pukul 07.00 hingga 13.00 WIB.
Berkunjung ke Yogyakarta, Dalang Tunanetra Berhasil Buat Obama Berdecak Kagum
Sementara itu, di hari Minggu, Parjan dan Erni biasanya menjajakan dagangan di Sunday Morning Universitas Gadjah Mada (UGM).
Satu bungkus makanan ringan yang dijual pasangan ini dibanderol dengan harga Rp 1500.
Harga yang sangat murah ini bahkan sempat diprotes para pembeli.
Bukan karena mereka merasa terlalu mahal, melainkan karena pembeli merasa harga yang dipatok Parjan dan Erni tak pernah naik dari waktu ke waktu.
Duduk Bareng Pengeroyok hingga Diprotes Pengacara Hermansyah, Kapolda Tegas Beri Pembelaan Ini
"Katanya orang jujur itu mujur. Malah banyak yang beli itu protes kok harganya nggak mundak-mundak (naik-naik) to, Pak?," kata Parjan menirukan ucapan pembeli.
Setidaknya, Rp 100 ribu terkumpul setiap harinya dari usaha keduanya tersebut.
Berkat usaha makanan ringan ini, pasangan tersebut bahkan mampu membiayai sekolah putri mereka hingga bangku SMK.
Bikin Baper! Begini Romantisnya 10 Foto Pre Wedding Fendy Chow dan Stella Cornelia
Saat ini, pasangan tersebut tinggal di sebuah rumah sederhana.
Namun tetap saja, rumah yang mereka huni tersebut bukanlah milik pribadi.
"Ini punya saudara saya, suruh ninggalin sementara. Kalau ada yang rusak ya kami perbaiki. Bila suatu saat nanti diminta, ya kami mesti pindah," ujar Erni.
Setelah Sembunyikan Kelahiran, Beyonce Akhirnya Pamer Foto Bersama Bayi Kembarnya
Hanya ada dua buah lincak di teras depan.
Viral Foto Obama di Jalan Malioboro, Padahal Tempat Ini yang Akan Dikunjungi Selama di Yogya
Memasuki ke dalam, sebuah dipan besar terbentang tepat di depan pintu masuk.
Kiri kanan bangunan masih berujud dinding semen.
Parjan dan Erni pun memiliki sedikit harapan jika kelak keduanya bisa menyewa ataupun membeli ruko untuk tempat usaha. (Tribunwow.com/Dhika Intan)