Breaking News:

Terdengar Kumandang Azan Saat Badai Menerjang Puncak Gunung Andong, Ternyata. . .

Para pendaki Gunung Andong, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dihebohkan dengan suara azan ketika badai menerjang.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Galih Pangestu Jati
Tribun Jogja/Khaerur Reza

TRIBUNWOW.COM - Para pendaki Gunung Andong, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dihebohkan dengan suara azan ketika badai menerjang.

Malam itu, Sabtu (8/7/2017) malam di atas gunung Andong tampak indah dengan pemandangan dari hamparan lampu kota.

Pemandangan langit di atas gunung juga tak kalah indah dengan pesona bulan penuh yang merona.

Malam yang sempurna untuk para pendaki yang ingin melepaskan penat sejenak dari hiruk pikuk rutinitas harian.

Tenda-tenda para pendaki juga tampak berjejeran memenuhi puncak Andong.

Hingga tak banyak ruang yang tersisa saat itu karena banyaknya pendaki yang naik di akhir pekan.

Namun, pada pukul 22.30 WIB kabut mulai menebal dan menutupi puncak gunung setinggi 1.463 meter di atas permukaan laut.

Para pendaki tak menduga akan apa yang bakal terjadi di balik kabut itu.

Mereka masih asyik bercanda, dan bernyanyi sembari meneguk hangatnya kopi.

Pada pukul 23.00 WIB, angin kencang mulai berembus membuat hawa gunung semakin dingin.

Para pendaki mulai merangsek masuk ke tendanya masing-masing.

Bikin Merinding, Sesosok Makhluk Halus Tertangkam Kamera! Jangan Lihat Kalau Penakut!

Seperti halnya yang dilakukan oleh Eko Pribadi, pendaki dari Grobogan.

Karena hawa dingin di luar, ia memutuskan untuk bermain kartu di dalam tenda bersama lima rekannya.

"Awalnya, kami masih asyik ngopi di luar sambil ngobrol, namun angin kencang tiba-tiba datang, kami pun memilih untuk bermain kartu di dalam tenda," Ujar Eko Pribadi.

Saat itu angin bertiup semakin kencang membelai puncak gunung yang berbentuk perisai itu.

Muncul perasaan was-was dari mereka jikalau sewaktu-waktu datang badai menerjang.

Guna mengantisipasi hal terburuk yang akan terjadi, mereka keluar tenda untuk mengecek tenda dan memastikan semua telah terpasang dengan baik dan benar.

Setengah jam kemudian, sekitar pukul 23.30 WIB, kekhawatiran mereka menjadi kenyataan.

Badai disertai angin ribut datang menerjang membawa butir-butir air yang membuat tenda mereka menjadi basah.

Selama dua jam mereka menunggu dan berjaga dengan penuh rasa was-was.

Tiba-tiba, muncul suara dari luar yang memanggil-manggil dan meminta bantuan.

"Pada saat kami masih berjaga sambil bermain kartu, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil dan meminta untuk bergabung bersama di tenda kami, setelah kami cek keluar, ternyata tenda mereka sudah rubuh diterpa badai, ada tiga tenda yang rubuh saat itu," ungkap Eko Pribadi.

Eko pun dengan senang hati membiarkan satu dari dua tenda rombongannya digunakan oleh pendaki yang tendanya rubuh itu.

"Sesama pendaki di gunung, kami persilahkan mereka menggunakan tenda kami, lagipula mereka perempuan, kasihan kalau kedinginan diluar," ungkap Dian, rekan Eko dalam pendakian.

Tenda rubuh di Andong
Tenda rubuh di Andong (IST)

Malam semakin larut, tetapi badai tak juga berhenti saat itu.

Rombongan Eko pun memutuskan untuk istirahat dan tidur.

Dalam cuaca yang ekstrim itu, mereka pun mengaku tidurnya tidak nyenyak.

"Merem melek tidurnya, baru saja tidur sebentar, tiba-tiba tenda kita berguncang karena badai, begitu terus sampai hampir subuh," ujar Dian.

Di tengah badai yang berkecamuk itu, tiba-tiba muncul suara azan menggema.

Eko dan rekan-rekannya pun kaget dan bertanya-tanya mendengar suara itu.

Merasa penasaran, mereka pun sedikit membuka pintu tendanya.

Tak Antarkan Pelanggan, Sekelompok Driver Ojek Online Malah Antarkan Pengantin! Lihat Videonya!

Tak disangka-sangka, ternyata suara adzan itu berasal dari pendaki yang akan melangsungkan ibadah Salat Subuh berjamaah.

"Kaget saya, kok ada suara azan, setelah ditengok ternyata ada rombongan yang hendak menjalankan Salat Subuh," ungkap Eko.

Hingga pagi menjelang, badai masih mengamuk di atas gunung Andong.

Namun Eko memutuskan untuk keluar tenda guna mencari tahu siapa sosok yang mengumandangkan azan saat badai menerjang itu.

Setelah bertanya-tanya pada para pendaki lain, akhirnya Eko bertemu dengan sosok yang mengumandangkan azan saat badai tersebut berlangsung.

Ia adalah Rifky Maulana, seorang pendaki asal Desa Karangasem, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.

Pemuda yang mengaku berasal dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ini mengaku melantunkan adzan untuk mengingatkan para pendaki yang beragama Islam supaya menjalankan ibadah Salat Subuh.

"Supaya ingat, walaupun mendaki gunung harus tetap salat, dalam kondisi apapun, meski terjadi badai," ungkap Rifky.

Rifky Maulana
Rifky Maulana (IST)

Rifky yang telah berkali-kali mendaki gunung ini mengaku gelisah melihat para pendaki yang lalai menjalankan salatnya ketika berada di atas gunung.

Kepada para pendaki yang beragama Islam, Rifky berpesan agar mereka tidak meninggalkan salatnya.

"Salat itu jangan dilupakan, kapan pun, di mana pun dalam kondisi apa pun," pungkasnya.

Ambil Order Jam 3 Pagi di Kuburan, Driver Ojek Online Ini Ternyata Dapat Penumpang. . .

Badai di atas gunung Andong baru berhenti mengamuk sekitar pukul 08.00 WIB, Minggu (9/7/2017).

Saat badai berhenti, kabut yang tebal mulai tersingkap dan gunung Andong pun memperlihatkan keindahannya yang alami.

Berikut ini beberapa fotonya.

Pemandangan Gunung Andong
Pemandangan Gunung Andong (IST)
Pemandangan Gunung Andong
Pemandangan Gunung Andong (IST)
Pemandangan Gunung Andong
Pemandangan Gunung Andong (IST)

(TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
MagelangJawa TengahGrobogan
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved