Breaking News:

Gramedia Pustaka Utama Terbitkan Buku 'Memupuk Kesuburan, Menebar Kemakmuran'

Jika Indonesia bisa mencapai ketahanan pangan pada 2045, akan memenangkan Perang Proksi, atau yang sering disebut sebagai Perang Generasi Keempat

Editor: Wulan Kurnia Putri
ISTIMEWA
Buku berjudul “Memupuk Kesuburan, Menebar Kemakmuran”, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, pada bulan Juli 2017 ini. 

TRIBUNWOW.COM - Buku berjudul “Memupuk Kesuburan, Menebar Kemakmuran”, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, pada bulan Juli 2017 ini.

Buku ini, ditulis oleh delapan penulis muda, yakni Gary Eka Luviano, Ummu Mu’minah Shoraya, Adinda Mirza Maulidya, Yehezkiel Adiperwira, Iyan Fajri, Deni Dwiguna Sulaeman, Muhammad Ihwan Fahrurrazi dan Taufik Aldila Armaputra yang sehari-harinya adalah pegawai Petrokimia Gresik.

Editor buku ini adalah Rahmad Pribadi, Direktur SDM Petrokimia Gresik dan yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Semen Baturaja.

Direktur Utama Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Wandi S Brata mengatakan, buku tersebut merupakan satu diantara jalan keluar, yang bisa pemerintah dan bangsa Indonesia, agar ibu pertiwi tidak tergantung pada impor pangan dari negara lain.

Raffi Ahmad Pernah Unggah Foto Mangap Nagita Slavina, Ini Balasan Memsye

“Saya kira, ini terobosan strategis yang dilakukan oleh Rahmad Pribadi sebagai Direktur SDM yang dengan berani mendorong dan sekaligus mau memberi kepercayaan kepada generasi muda untuk melihat masa depan bangsa dan negaranya. Buku ini merupakan cara pandang generasi muda terhadap masa depan negaranya, yang sebenarnya masa depan mereka sendiri. Ini penting sekali, karena menentukan posisi Indonesia ketika kelak para penulis muda ini menerima tongkat estafet kepemimpinan,” tegas Wandi S Brata kepada awak media, Senin (3/7/2017).

Menurut Wandi S Brata, cukup jarang seorang Direksi memberi kepercayaan kepada generasi muda yang terkait dengan hal-hal strategis.

Buku “Memumpuk Kesuburan, Menebar Kemakmuran” ini memberikan pencerahan dan petunjuk bagi bangsa Indonesia, untuk segera melakukan sesuatu, agar Indonesia tidak terbeli oleh negara asing atau tergantung dengan negara lain.

Buku ini, kata Wandi, sangat penting bagi masyarakat, lantaran tahun 2050, jumlah penduduk dunia diperkirakan mencapai 10 miliar orang.

Kisah Para Jurnalis yang Selamat dari Jatuhnya Heli Basarnas, Ada yang Selfie Sebelum Kecelakaan

Jumlah penduduk yang besar, tentu membutuhkan pangan yang banyak.

Hal ini mendorong seluruh negara, termasuk AS dan China, yang memiliki banyak penduduk mencari sumber pangan dan air.

Untuk mencari sumber pangan dan air ke tempat lain, artinya harus menguasai negara yang dituju dengan berbagai cara.

Menguasai sebuah negara melalui kontrol atas pangannya, adalah inti dari perang proksi (G-IV) sebagaimana prediksi Menlu AS, Henry Kissinger pada 2012.

8 Penumpang Helikopter Basarnas Jatuh Tewas, Ini Daftar Nama Selengkapnya!

Dengan merujuk pada ramalan Henry Kissinger, jika Indonesia bisa mencapai ketahanan pangan pada tahun 2045, maka Indonesia akan memenangkan Perang Proksi, atau yang sering disebut sebagai Perang Generasi Keempat (G-IV).

“Jika kita melihat prediksi mantan Menlu AS Henry Kissinger pada tahun 2012, saya menjadi paham mengapa buku ini harus terbit. Meminta generasi muda menulis buku ini merupakan keputusan yang luar biasa dan sangat berani yang diambil Rahmad Pribadi selaku Direktur SDM Petro karena setidaknya ada dua kesulitan dalam penulisan. Yang pertama adalah, bagi generasi muda saat ini, menulis adalah sebuah kesulitan dan kesulitan kedua kedua, mereka harus menulis tentang masa depan bangsanya,” ungkap Wandi S. Brata.

Saat ini, Indonesia memang belum dapat mencapai kedaulatan pangan, mengingat sebagian bahan pangan diperoleh melalui impor, seperti gandum, bahan baku roti dan mie.

Sementara, tanaman gandum tidak dapat hidup di alam tropis seperti Indonesia.

Biasa Tampil Seksi, Pose Dewi Persik Dikolam Renang Ini Tuai Pujian Padahal Pakai Baju Begini!

Jika ketahanan pangan tercapai pada tahun 2045, diharapkan pada 2085 mimpi bangsa Indonesia dapat terwujud.

Indonesia harus mencapai ketahanan pangan ketika berusia 100 tahun kemerdekaan, agar mimpi sebagai bangsa besar pada tahun 2085 dapat terwujud.

Namun demikian, ketahanan pangan pada tahun 2045 itu dapat tercapai, jika bangsa Indonesia bekerja keras.

Buku ini merupakan pengamatan jeli dari para penulisnya, dimana sebagian besar provinsi Indonesia yang menggunakan bahan pangan sebagai lambang daerah.

Lahir Darurat di Bahu Jalan Tol, Akhirnya Bayi Ini Diberikan Nama yang Tidak Biasa!

Meski digunakan sebagai lambang, ketahanan pangan ternyata belum bisa terwujud dalam pembangunan daerah.

Ada berbagai istilah terkait dengan pangan yakni, swasembada, kemandirian, ketahanan ataupun kedaulatan, yang memiliki pengertian yang berbeda.

Melalui buku ini, masyarakat Indonesia diajak membangun ketahanan pangan, termasuk mewaspadai pola dan budaya pangan agar tidak terjadi food losses (bahan pangan yang hilang) ataupun food waste (makanan yang terbuang). (*)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
IndonesiaChinaGramedia Pustaka Utama (GPU)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved