Breaking News:

Mengungkap Agama Gajah Mada dan Majapahit Sebenarnya setelah Disebut-sebut Kerajaan Islam

Para sejarawan pada umumnya mengakui, kerajaan Majapahit merupakan cikal bakal bangkitnya kerajaan Hindu-Buddha, tetapi...

Penulis: Maya Nirmala Tyas Lalita
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
Wikipedia
Majapahit 

TRIBUNWOW.COM - "Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa"

Begitu penggalan bunyi Sumpah Palapa yang diucapkan oleh tokoh sekaligus panglima perang kenamaan di zaman Majapahit, Gajah Mada.

Gajah Mada memang tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman itu.

Para sejarawan dan arkelog pada umumnya mengakui bahwa kerajaan yang muncul pada abad ke-14 ini merupakan cikal bakal bangkitnya kerajaan Hindu-Buddha.

Namun, belakangan sebuah tulisan karya Arif Baratadi situs portal-islam.id, terkait Gajah Mada dan Majapahit menjadi perbincangan hangat di jagat maya.

Benarkah Mahapatih Gajah Mada Berasal dari Lamongan?

Bagaimana tidak, tulisan yang mengutip buku 'Kesultanan Majapahit: Fakta Sejarah Tersembunyi' karya Herman Janutama itu menyatakan, Gajah Mada beragama Islam dan Majapahit pun merupakan kesultanan.

Ditayangkan pada 14 Juni 2017 lalu, karya tersebut seketika viral dan mengundang perdebatan.

Banyak warganet menilai tulisan ini justru membuat sejarah menjadi tidak jelas, seperti kata akun Jonner Tampubolon, "Meluruskan sejarah? Malah kabur!"

Namun, dari sekian banyak komentar, warganet juga tak dapat memberi penjelasan yang mendasar mengenai sejarah tersebut.

Pernah Diisukan Meninggal Karena Overdosis, Mantan Menantu Kerajaan Kelantan Ini Kini Jadi Pengusaha

Ditelusuri lebih lanjut, dalam sebuah diskusi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Kamis (22/6/2017) kemarin, arkeolog mengatakan bahwa ketika sejarah dan arkeologi tidak dipahami maka masyarakat bisa memiliki kesimpulan yang salah tentang Majapahit.

Dikutip dari KOMPAS.com, Arkeolog Universitas Indonesia, Hasan Djafar, mengakui bahwa artefak berbau Islam dari masa Majapahit banyak ditemukan.

Surya Majapahit
Surya Majapahit (Wikipedia)

Setidaknya ada 100-an nisan berhiaskan tulisan Arab yang berasal dari masa 1203-1533 Masehi.

Artinya, peninggalan bercorak Islam telah ditemukan sejak sebelum Majapahit berdiri pada tahun 1292.

Keberadaan Islam sebelum muncul Majapahit didukung oleh sejumlah catatan.

"Ada yang menyebutkan, tahun 1082, sudah ada masyarakat Islam di Gresik," kata Hasan, seperti dikutip dari KOMPAS.com.

Meski sudah ditemukan artefak berbau Islam, arkeolog tetap meyakini bahwa kerajaan Islman pertama di Nusantara adalah Samudera Pasai, bukan Majapahit.

Menurut Hasan, ia tidak melihat ada benih Islam terkandung dalam kerajaan Majapahit.

Tulisan Arab pada koin dan nisan bertuliskan kalimat syahadat belum cukup menjadi bukti bahwa kerajaan yang perah dipimpin oleh Hayam Wuruk ini menganut Islam.

"Majapahit tetap bercorak Hindu-Buddha, tecermin dalam peraturan perundang-undangan dan sistem teologinya. Saya tidak melihat benih-benih Islam sedikit pun," tegas Hasan.

Tak sampai di situ, arkeolog dan penulis buku 'Catuspatha: Arkeolog Majapahit', Agus Aris Nandar, mengatakan, keyakinan Majapahit sebagai kerajaan Hindu-Buddha didasarkan pada sumber-sumber arkeologi yang memiliki peringkat sendiri.

"Sumber peringkat pertama atau yang paling bisa dipercaya adalah prasasti yang sezaman. Lalu prasasti yang terkait dengan prasasti sezaman itu," katanya.

Sumber pada peringkat berikutnya adalah data arkeologis berupa monumen, fitur, dan artefak bergerak.

Ia pun mengungkapkan bahawa karya sastra yang lebih muda berada di peringkat paling rendah.

"Kalau ada artefak koin dengan tulisan Arab, itu tidak bisa langsung menghapus kekuatan sumber prasasti lalu dijadikan dasar mengatakan Majapahit kerajaan Islam," tuturnya.

Agus pun menjelaskan identitas agama Gajah Mada dan Majapahit.

Identitas tersebut dapat dilihat melalui prasasti hingga sistem pemerintahan yang dianut.

Gelar raja, disebutkan sebagai contoh yang bisa membuktikan bahwa Majapahit merupakan kerajaan bercorak Hindu-Buddha.

"Raden Wijaya bergelar Krtarajasa Djayawarddhana Anantawikramotunggadewa. Djayawardhana itu sudah jelas Hindu karena artinya keturunan Dewa Wisnu yang bertahta," jelas Agus.

Selain itu, identitas agama Majapahit juga terlihat dari konsep dewaraja, yang berarti setiap raja pemimpin Majapahit memiliki dewa pujaan pribadi.

Saat raja itu meninggal, dia diyakini akan bersatu dengan dewanya.

"Contoh, Tribhuanottunggadewi itu memuja Dewi Parwati, maka setelah meninggal diwujudkan sebagai dewa itu," tambah Agus. (TribunWow.com/Maya Nirmala Tyas Lalita)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Gajah MadaKerajaan MajapahitUniversitas Indonesia (UI)TribunWow.com
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved