Cuma Ada di Indonesia, Tradisi Halal Bi Halal Ternyata Bagian dari Jejak Sejarah Bangsa
Masih hangat dengan suasana Lebaran, biasanya ada satu tradisi lagi yang hampir tak pernah terlewati, yaitu halal bi halal.
Penulis: Maya Nirmala Tyas Lalita
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
Kiai Wahab kemudian memberi saran kepada Bung Karno untuk mengadakan silaturahim, sebab Hari Raya Idul Fitri akan tiba dan seluruh umat Islam disunahkan bersilaturrahmi.
Mendengar saran itu, Bung Karno tak lantas meyakininya.
Ia sempat mengatakan, silaturahmi merupakan istilah biasa di negara ini.
"Silaturrahmi kan biasa, saya ingin istilah yang lain," kata Bung Karno seperti dikutip dari NU online.
Kiai Wahab kemudian menjelaskan tujuannya menyelengarakan silaturahmi.
"Begini, para elit politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturrahmi nanti kita pakai istilah 'halal bi halal", jelas Kiai Wahab kepada Bung Karno.
Beranjak dari pemikiran itu, Bung Karno kemudian mengajak seluruh instansi pemerintah untuk menghadiri acara halal bi halal sesuai saran Kiai Wahab.
Acara itu sejatinya tak hanya dihadiri oleh kalangan elite pemerintahan, melainkan masyarakat umum juga ikut dilibatkan.
Jadi, Bung Karno bergerak lewat instansi pemerintah, sementara Kiai Wahab menggerakkan warga dari bawah.
Sejak itulah hala bi halal menjadi kegiatan rutin dan membudaya di Indonesia terutama saat Hari Raya Idul Fitri. (TribunWow.com/Maya Nirmala Tyas Lalita)