Breaking News:

Penyerangan di Mapolda Sumut

Analis Terorisme Sarankan Hal Ini agar Tewasnya Personel Polda Sumut Tak Terulang

Analis Terorisme UI Ridlwan Habib menyayangkan terjadinya serangan terhadap pos jaga Polda Sumut.

Editor: Rimawan Prasetiyo
TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA
Mianna Manalu (48), tak dapat membendung air matanya, saat menerima kedatangan jasad suaminya di Jalan Abdul Gani Siregar, Desa Silandit Kecamatan Padangsidempuan Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Senin (26/6/2017) pukul 06.00 WIB. 

TRIBUNWOW.COM, JAKARTA - Analis Terorisme UI Ridlwan Habib menyayangkan terjadinya serangan terhadap pos jaga Polda Sumut.

Seorang polisi meninggal dunia karena ditusuk berkali kali dengan pisau dapur oleh anggota ISIS.

"Sejak 3 hari sebelum lebaran, ISIS melalui kantor berita mereka An Nashir sudah memerintahkan agar melakukan serangan dengan pisau dan menabrakkan mobil, " ujar Ridlwan ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (27/6/2017).

Mianna boru Manalu (48), istri Aiptu Martua Sigalingging, di rumah duka di Desa Silandit, Kecamatan Padang Sidempuan Selatan, Senin (26/6/2017) Pukul 01.00 WIB.
Mianna boru Manalu (48), istri Aiptu Martua Sigalingging, di rumah duka di Desa Silandit, Kecamatan Padang Sidempuan Selatan, Senin (26/6/2017) Pukul 01.00 WIB. (TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA)

Menurut Ridlwan, serangan dengan pisau dan mobil itu merujuk pada fatwa Syekh Muhammad Al Adnani mantan juru bicara ISIS pada 2014 lalu.

Menurut Pengamat Ini Maksud Terduga Teroris Bunuh Polisi Gunakan Pisau Dapur

"Serangan dilakukan dengan alat alat yang ada di sekitar kita, tujuannya menimbulkan ketakutan bagi musuh musuh ISIS," kata Ridlwan.

Selain itu, serangan berbiaya murah itu bisa membangkitkan semangat sel-sel tidur ISIS yang sedang terpukul karena Suriah dan Irak jatuh ke pasukan koalisi.

"Istilahnya adalah low cost terrorism, serangan dengan alat yang murah dan sederhana tapi efeknya mematikan, " kata alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.

Mayat terduga teroris yang tewas ditembak setelah membunuh satu polisi yang berjaga.
Mayat terduga teroris yang tewas ditembak setelah membunuh satu polisi yang berjaga. (TRIBUN MEDAN)

Serangan juga makin nekad karena masuk ke jantung pertahanan musuh, yakni markas markas polisi.

Polisi yang Tewas di Tangan Terduga Teroris Tinggalkan Delapan Anak

"Lebaran tahun lalu serangan dengan bom motor di Mapolresta Solo, tahun ini dengan pisau di Polda Sumut, sangat berbahaya jika tidak waspada, " ujar Ridlwan.

Menurut Ridlwan, pelaku penyerangan Polda Sumut sebenarnya sudah memiliki karakter Isis yang sangat terbuka.

Misalnya memasang bendera ISIS di tembok rumahnya. Bahkan juga pernah pergi ke Suriah.

"Sangat disayangkan, Kapolda Sumut tidak melakukan pencegahan lebih awal dengan menangkap pihak pihak yang dicurigai akan melakukan teror, padahal Kapolri sudah memerintahkan agar tangkap dulu 7 x 24 jam, " tutur Ridlwan.

Polisi Temukan Barang Ini di Rumah Terduga Teroris yang Serang Mapolda Sumut, Anggota ISIS?

Penangkapan itu diatur dengan UU 15 / 2003.

"Lebih baik melakukan pencegahan daripada harus ada nyawa anggota yang hilang. Bima , Cianjur, Jambi, berhasil dicegah, Polda Sumut kecolongan, " katanya. (Tribunnews.com/Ferdinand Waskita)

Berita ini sebelumnya telah dipublikasaikan Tribunnews.com dengan judul: ISIS Perintahkan Serangan Dengan Pisau Dan Mobil.

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Polda SumutISISTeroris
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved