Luapan Kekecewaan Konsumen Kawasaki Yogyakarta Jadi Viral
Lulut mengaku kecewa dengan pelayanan diler Kawasaki saat ia hendak membeli D-Tracker SE untuk putranya.
Editor: Rimawan Prasetiyo
TRIBUNWOW.COM - Salah satu konsumen Kawasaki di Yogyakarta yang juga merupakan builder nasional pengagas Kustomfest, Lulut Wahyudi, melayangkan postingan di sebuah akun sosial.
Lulut mengaku kecewa dengan pelayanan diler Kawasaki saat ia hendak membeli D-Tracker SE untuk putranya.
Menurut postingan yang ditulis pada 7 Juni 2017, Lulut mengaku dipaksa untuk membeli apparel Kawasaki senilai Rp 1,5 juta yang terdiri dari satu jaket dan dua jersey saat akan melakukan transaksi pembelian motor untuk anaknya.
Hal ini pun mengundang banyak komentar pedas di akun jejaring sosialnya.
Ditertawakan karena Gagal Pamer Freestyle, Geng Motor Serang Satu Perumahan
"Aku tuh mau beli motor untuk anak janji habis ujian, sudah tanya harga dan harga sudah keluar, saat mau transaksi taunya ada pemberitauan diharuskan membeli apparel seharga Rp 1,5 juta. Saya tanya ini keputusan siapa, mereka bilang pusat."
"Saya kalau beli motor justru biasanya dapat doorprize seperti helm jaket, dan lainnya ini kok malah dalam artikata tanda kutip dipaksa beli," ucap Lulut saat dihubungi KompasOtomotif, Jumat (9/6/2017).
Menurut Lulut, hal ini cukup tidak logis, bukan dari sisi nominal uang, tapi caranya yang tidak etis.
Meski sudah ada konfirmasi dari pihak diler yang bersangkutan, namun Lulut cukup menyayangkan kejadian tersebut.
"Mereka sudah minta maaf secara tertulis dan mengembalikan uang, dan akan mencabut kebijakan tersebut, saya juga sudah anggap selesai."
Bim Sala Bim Motor Yamaha RX King Milik Sopir Gojek Tua Ini Disulap Jadi Kinclong
"Tapi masalahnya bukan soal uang, apalagi saya beli untuk anak, tapi lebih kepraktiknya yang tidak elegan. Pertanyaanya apakah hal ini terjadi di sini (Yogyakarta) saja atau di setiap diler Kawasaki," ucap Lulut.
Saat mencoba untuk mengkonfirmasi ke pihak Kawasaki Motor Indonesia (KMI), KompasOtomotif mendapat jawabannya bahwa praktik-praktik tersebut tidak dibenarkan.
"Pastinya tidak benar dan itu bukan kebijakan dari kami. Untuk masalah apparel itu juga ternyata bukan apparel resmi dari Kawasaki, mereka buat apparel sendiri."
"Karena bila apparel resmi harus ada persetujuan dari kami, apalagi ada tulisan Kawasaki yang notabennya itu merupakan license juga. Untuk masalah ini sudah kami selesaikan, kami juga sudah berikan teguran keras ke pihak diler," ucap Michael Chandra Tanadhi, Deputy Head Sales & Promotion Division KMI kepada KompasOtomotif .
Klarifikasi Main Dealer Kawasaki PT.SBM
(Kompas Otomotif/Stenly Ravel)
Berita ini sebelumnya telah dipublikasikan Kompas.com dengan judul: Beli Kawasaki, Malah Dipaksa Beli Apparel, Konsumen Kecewa.