Terungkap! Tentara Amerika Lukiskan Sosok Saddam Hussein yang Tak Diketahui Dunia
Bagaimana sosok Saddam Hussein sebenarnya? Apa saja yang ia lakukan di hari-hari terakhirnya sebelum eksekusi?
Penulis: Ika Alya Iqlima Ghaisani
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM - Saddam Hussein adalah presiden Irak yang kelima.
Namanya dikenal sebagai pemimpin yang mengerikan, brutal, barbar, dan diktator.
Apa rasanya menghabiskan waktu berbulan-bulan dengan monster?
Apakah ada setitik kebaikan yang ditunjukkannya?
Itulah yang harus dirasakan oleh 12 penjaga Amerika pada musim panas tahun 2006 lalu.
Mereka harus menjaga Saddam Hussein selama berbulan-bulan sebelum eksekusi matinya pada tanggal 30 Desember.
Kisah Pilu Sofyan Tsauri, Mantan Teroris yang Sulit Dapat Kerja dan Pernah Diracun di Penjara
Bagaimana sosok Saddam Hussein sebenarnya?
Apa saja yang ia lakukan di hari-hari terakhirnya sebelum eksekusi?
Semuanya mengalir lewat kata-kata yang dirangkai oleh Will Bardenwerper dalam buku terbarunya.
Buku The Prisoner in His Palace: His American Guards, and What History Leaves Unsaid, berisi wawancara dua belas penjaga yang disebut The Super Twelve itu.

Bardenwerper sendiri merupakan mantan opsir angkatan darat yang bertugas di Provinsi Anbar.
Ia adalah satu dari 12 tentara kesatuan 551 Polisi Militer Amerika.
Lewat buku ini, ia mengisahkan bagaimana The Super Twelve harus menjaga Saddam tetap hidup, aman, dan bahagia.
Terdengar aneh, bukan?
Ditemukan Uang Rp 14 Miliar di Markas Teroris Marawi, Siapa yang Penyokong Dananya?
Saddam dipenjara di Baghdad di usianya yang ke-69.
Bardenwerper bercerita bahwa penjara yang digunakan adalah istana yang dibangun pimpinan Irak itu sendiri.
Selama berada di penjara, hal-hal yang dilakukan pria jahat ini cukup unik.
Bardenwerper menulis bahwa pemimpin Irak itu menikmati saat-saat ia merawat kotoran di sebuah sudut luar areanya.
Ia bahkan suka menyirami ilalang.
"Ia melakukannya seakan-akan ilalang itu adalah bunga-bunga yang cantik," tulis Bardenwerper dalam bukunya, seperti dikutip oleh NDTV.
Sebagai pria yang pernah tinggal di istana dengan toilet terbuat dari emas, Saddam rupanya pria yang simpel.
Ia cukup tenang berada di sel penjaranya.
Duduk di kursi teras dan menulis di sebuah meja dengan bendera Irak kecil menjadi kegiatan sehari-harinya.
Rokoknya, Cohiba, disimpan rapi di sebuah boks tisu basah kosong.
Tak hanya itu, Saddam juga sangat pemilih dalam hal makanan.
Untuk sarapan, ia akan makan omelet terlebih dahulu.
Kemudian dilanjutkan dengan kue muffin, dan ditutup dengan buah-buahan.
Mengutip New York Post, ada satu hal penting yang harus diketahui The Super Twelve.
Jika omeletnya robek, Saddam tak akan mau memakannya.
Ada satu catatan penting yang mereka pelajari selama hidup berdampingan dengan pembunuh massal ini.
Saddam sangat suka makanan manis.
"Ini membuatnya tidak begitu mengintimidasi," tulisnya.
Beredar Isu Indonesia-Malaysia-Filipina Akan Bentuk Negara Islam di Asia Tenggara?
Apalagi, Saddam juga sangat tertarik dengan kehidupan The Super Twelve.
Beberapa dari mereka memiliki anak.
Saddam sering berkelakar tentang pengalamannya sebagai seorang ayah.
Ia juga bercerita soal Uday, putranya, yang membuat Saddam marah besar.
Ternyata, dalam kejadian itu, Uday membunuh banyak orang di sebuah pesta.
"Saking marahnya, aku membakar semua mobilnya," ujar Saddam kepada para penjaga.
Yang dimaksud pemimpin Irak ini adalah mobil Rolls-Royce, Ferrarri, dan Porsche yang dimiliki Uday.
Saddam bahkan suka bersepeda.
Ia menyebut sepedanya 'kuda poni'.
Mantan otokrat ini juga punya suara tawa mirip Dracula yang ada di acara Sesame Street.
Tak hanya itu, Saddam juga sangat menyukai lagu-lagu milik Mary J Blige.

"Ia akan berhenti mengganti siaran radio jika ia mendengar lagu Mary J Blige," tulis Bardenwerper.
Menghabiskan waktu berbulan-bulan bersama membuat mereka saling mengenal satu sama lain.
Saddam dan 12 tentara itu menjalin hubungan dengan baik.
Mereka menganggapnya sebagai figur seorang kakek.
"Saddam memiliki kehidupan yang sangat baik di penjara," ungkap seorang penjaga.
Saking dekatnya Saddam dengan para penjaga, mereka bahkan melihat sisi kemanusiaan Saddam sangat tinggi.
Hal itu terjadi ketika sang petugas medisnya, Doc Ellis, akan pergi selama satu minggu.
Ellis berasal dari St Louis.
Deddy Corbuzier: Saya Sudah Lama Mati Jika Islam Itu Terorisme atau ISIS
Ia bercerita bahwa kakaknya kemungkinan besar akan meninggal karena obat-obatan.
Untuk itu, ia berpamitan kepada Saddam.
Tak terduga, Saddam memeluk pria ini dan berkata, "Tenang saja, aku di sini akan menjadi kakakmu,"
Hingga akhirnya, mereka harus berpisah dengan Saddam Hussein yang jauh dari sosok Saddam Hussein yang dunia tahu.
"Sangat sulit membunuh seseorang yang kamu tahu daripada menembak orang asing dengan jarak 200 meter," ungkap Bardenwerper, seperti dikutip oleh NPR.
"Aku tak mengatakan bahwa hal itu mudah, tapi ini sangat berbeda dengan orang yang bersamamu selama 24 jam sehari," tutupnya.
Sebelum hukuman gantung dimulai, Saddam memeluk The Super Twelve.
Mereka membawa sosok kebapakan ini kepada sang algojo.
Dari tempat mereka berpisah, The Super Twelve tak dapat melihat tali gantung Saddam.
Mereka hanya bisa mendengar suara pintu menutup.
Dan berpisah selamanya dengan Saddam Hussein. (TribunWow.com/Alya Iqlima)