Breaking News:

AS dan Filipina Punya Perjanjian Khusus, Militan ISIS akan Disapu dengan Senjata Baru Ini?

Tentara nasional Filipina telah mendapat bantuan perlengkapan senjata dari Amerika Serikat

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
Tribun Jogja/Khaerur Reza
Ilustrasi Senjata 

TRIBUNWOW.COM - Tentara nasional Filipina telah mendapat bantuan perlengkapan senjata dari Amerika Serikat (AS), Senin (5/6/2017).

Bantuan senjata tersebut adalah berupa ratusan senapan mesin, pistol dan peluncur granat.

Senjata bantuan dari AS tersebut kabarnya mampu menembakkan ribuan peluru per menit.

Bantuan tersebut oleh seorang komandan setempat akan digunakan untuk melawan militan Islam yang diperangi di Marawi, Mindanao.

Penyerahan bantuan ini diberikan kepada pihak Filipina dalam sebuah upacara di Manila.

Bantuan ini merupakan bagian dari program bantuan kontra-terorisme AS kepada Filipina dalam satu dekade ini.

Menyamar di ISIS, Jurnalis Prancis Tak Temukan Islam tapi Hal Mengejutkan Ini

Filipina dan AS telah menjadi sekutu dekat semenjak berpuluh-puluh tahun yang lalu.

Keduanya juga terikat sebuah perjanjian pertahanan imbal balik untuk saling melindungi satu sama lain jika diserang.

Peralatan yang diserahkan ini merupakan senjata baru, berupa empat senapan mesin berat, yang mampu menembaki ribuan peluru per menit, serta 300 senapa serbu dan 100 peluncur granat.

Nilai bantuan tersebut bernilai sekitar 150 juta dollar AS atau setara Rp 2 triliun.

"Peralatan ini akan meningkatkan kemampuan kontraterorisme (di Filipina) dan membantu melindungi (tentara) yang terlibat secara aktif dalam operasi kontraterorisme di Filipina selatan," kata sebuah pernyataan Kedutaan AS di Manila, dikutip dari KOMPAS.com.

Beredar Isu Indonesia-Malaysia-Filipina Akan Bentuk Negara Islam di Asia Tenggara?


Tentara Filipina
Tentara Filipina (New York Times)

Komandan Marinir Filipina Mayor Jenderal Emmanuel Salamat mengungkapkan jika para tentaranya akan menggunakan senjata tersebut dalam pertempuran melawan gerilyawan dari sayap Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang berlangsung di Marawi, kota di Pulau Mindanao, Filipina selatan.

Para militan tersebut telah mengibarkan bendera ISIS dan melakukan serangkaian serangan brutal di Marawi selama dua minggu terkahir.

Bentrokan yang terjadi antara para militan dan tentara serta polisi Filipina ini telah menewaskan 178 korban.

Kemlu Imbau WNI di Filipina Lebih Waspada

Situasi terkini yang terjadi di Filipina juga direspon oleh pihak Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia.

Kemlu sebelumnya telah memberikan imbauan kepada para Warga Negara Indonesia (WNI) di Filipina supaya lebih waspada di wilayah Marawi, Mindanao, Rabu, 24 Mei 2017.

Imbauan ini merupakan tindak lanjut dari pemberlakuan status darurat militer di di kota Marawi, Filipina Selatan, oleh Presiden Rodrigo Duterte.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, mengungkapkan jika kondisi Mindanao secara umum normal, meski telah diberlakukan status darurat militer.

Gerbang Marawi City, ibu kota provinsi Lanao del Sur, Filipina.
Gerbang Marawi City, ibu kota provinsi Lanao del Sur, Filipina. (zamboanga.com)

Ia mengungkapkan jika pertempuran terkonsentrasi di daerah Marawi, yang notabene bukan merupakan daerah WNI.

"Sejak beberapa bulan lalu KJRI Davao sudah mengeluarkan seruan kepada WNI di Fililipina selatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap situasi keamanan. Seruan tersebut belum dicabut," ucap Iqbal, dikutip dari KOMPAS.com. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
FilipinaAmerika SerikatManilaISISMarawi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved