Breaking News:

Ramadan 2017

Kabar Terbaru Sumanto Si Pemakan Mayat, Perangainya Saat Ramadan Menyita Perhatian

Perilaku Sumanto si pemakan mayat tak jarang aneh dan menyita perhatian. Termasuk saat bulan Ramadan seperti ini.

Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Rendy Adrikni Sadikin
Tribun Jateng/Khoirul Muzaki
Sumanto 

TRIBUNWOW.COM - Masih ingat dengan Sumanto?

Ya, sosok lelaki pemakan mayat asal Purbalingga itu sudah bebas dari jeruji besi.

Semenjak keluar dari penjara 2006 silam, ia menghabiskan waktu di Pondok Rehabilitasi Mental An-Nur di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga.

Pria paruh baya ini dikenal sebagai sosok yang unik.

Perilakunya tak jarang aneh dan menyita perhatian.

Termasuk saat bulan Ramadan seperti ini.

Sumanto
Sumanto (Istimewa)

Dihimpun Tribunwow.com, berikut ulasan tentang perilaku Sumanto:

1. Berbicara ngelantur

Dikatakan Iwan, karyawan Pondok An Nur, Sumanto adalah sosok yang cerdas.

Hanya saja bicaranya sering kali melantur dan tak jelas.

Sebagaimana dikutip dari Tribun Jateng, Sumanto bahkan hafal di luar kepala lima ayat Pancasila.

"Daya ingat Sumanto sebetulnya kuat. Ia bisa menghafalkan hal-hal tertentu, tapi ada syaratnya. Biasanya, dia minta uang Rp 15 ribu untuk membeli rokok," tutur Iwan.

2. Sumanto berpuasa

Memasuki bulan Ramadan, umat Muslim berlomba-lomba beribadah puasa semaksimal mungkin.

Hal ini juga dilakukan oleh Sumanto.

Sayangnya, Sumanto yang dikenal sering ngelantur kadang juga lupa kalau dirinya tengah berpuasa.

Ibadahnya kumat-kumatan, terkadang puasa terkadang tidak.

Tak cuma itu, ia rupanya juga sering tergoda makanan yang dijajakan pedagang yang lewat di hadapannya.

Pernah sekali ia menghampiri pedagang siomay dan menghabiskan empat piring hidangan tersebut.

Action figure Sumanto
Action figure Sumanto (Istimewa)

Namun sayang, setelah kenyang dengan empat piring siomay, Sumanto langsung tertidur pulas.

"Sumanto bisa habis sampai empat piring somai. Kacaunya, setelah makan, ia langsung tertidur dan tidak membayarnya," kata Iwan seperti dilansir Tribunnews.

Tak pelak, pedagang itu kemudian menagih bayaran siomay pada pengasuh Pondok An-Nur, KH Supono.

3. Pergaulan dibatasi

Meski tak lagi berada di balik tembok penjara, Sumanto tak bisa begitu saja pergi ke tempat yang ia mau.

Hal ini lantaran pengelola pondok tak ingin hal yang tak diinginkan terjadi.

Pasalnya, dikatakan Iwan kepada Tribun Jateng, pernah suatu ketika Sumanto keluar.

Ia mendatangi warung dan berbelanja makanan serta rokok yang jumlah belanjanya mencapai Rp 600 ribu.

"Lagi-lagi, Sumanto tak mau membayar. Pemilik warung akhirnya menagih ke pak Kyai Sopono," ungkap Iwan.

4. Sumanto ikut isi ceramah

Meski berkepribadian sedikit menyimpang, Sumanto rupanya sering ikut pemimpin pondok KH Supono untuk berceramah.

Tak sekadar ikut, pria kelahiran Purbalingga ini juga diberi kesempatan memberi wejangan pada peserta pengajian.

"Kalau menyumbang jangan Rp 2.000,' seperti membayar orang kencing di terminal. Paling tidak Rp 20 ribu, syukur Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu,"kata Iwan menirukan ucapan Sumanto saat mengisi pengajian.

Sumanto bahkan mendapat amplop berisi honor dari pengajian tersebut.

Menariknya, kala menerima uang tersebut, Sumanto pasti langsung membasahi amplop kemudian menjemurnya.

"Amplopnya dicuci hingga basah, setelah itu uangnya dijemur dan amplopnya dibuang. Uang yang dijemur itu pernah juga kabur terbawa angin, namun Sumanto tidak mempedulikannya,"ungkap Iwan.

Tribunwow.com/Dhika Intan

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
SumantoRamadanPurbalingga
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved