Breaking News:

Cerita Lengkap Afi Nihaya Soal Kegemarannya hingga Persoalan Kebangsaan, Bikin Kagum!

Tampil di hadapan mahasiswa dan civitas akademika lainnya, Afi terlihat santai dan menceritakan hal ini.

Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Tinwarotul Fatonah
Kontributor Malang, Andi Hartik
Asa Firda Inayah, pemilik akun facebook Afi Nihaya Faradisa, remaja asal Banyuwangi yang statusnya viral di facebook saat ditemui di Kota Malang, Jumat (19/5/2017). 

TRIBUNWOW.COM - Sosok Asa Firda Inayah alias Afi Nihayah mulai dikenal publik.

Hal ini tentunya bermula dari tulisannya di laman Facebook tentang keberagaman yang menjadi viral.

Senin (29/5/2017) hari ini, siswa SMA asal Banyuwangi, Jawa Timur itu hadir dalam sebuah acara bertajuk "Talkshow Kebangsaan".

Acara itu dilangsungkan di Auditorium Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tampil di hadapan mahasiswa dan civitas akademika lainnya, Afi, sapaan akrabnya, terlihat santai.

Meski begitu, ia tetap bersemangat dan menggebu-gebu kala menjelaskan beberapa hal yang ditanyakan moderator.

Afi yang mengelola akun Facebook dengan jumlah pengikut sekitar 500 ribu itu mengaku sudah aktif menulis sejak 2016 silam.

Tulisan Siswa SMA soal Keberagaman Lagi-lagi Viral di Dunia Maya hingga Banjir Pujian

Tulisannya yang juga jadi viral ternyata bukan cuma "Warisan" yang baru-baru ini jadi perbincangan.

Afi menjelaskan tulisan pendeknya yang mengisahkan seorang anak yang tak mengoperasikan gadget selama 10 hari juga sempat populer.

Lebih lanjut, Afi kemudian menjelaskan tentang "Warisan".

Dikatakannya, tulisan tersebut merupakan bentuk keresahan terhadap keberagaman yang ada di Indonesia.

"Poin utamanya adalah kita harus hidup rukun bersama dengan warisan masing-masing," terang Afi yang tampil mengenakan busana semi formal bernuansa hitam dan abu-abu tersebut.

Menurutnya, warisan yang dimiliki seseorang punya dua pengertian.

"Warisan yang tidak bisa kita pilih yakni jenis kelamin, warna kulit, ras dan sebagainya. Sementara warisan yang bisa kita pilih setelah kita memiliki hak adalah agama dan keyakinan," kata siswa SMA Negeri 1 Gambiran itu.

Dihujat hingga Diancam, Afi Kembali Bikin Tulisan Sindiran yang Menohok!

"Karena setelah kita lahir tentunya kita memiliki hak untuk mengubah itu (keyakinan)," tambahnya.

Afi lantas menyayangkan tentang keputusan beberapa orang yang ingin mengubah keyakinan dalam perjalanan hidupnya.

"Jika saya sekarang beragama Islam kemudian saya melakukan pencarian dan saya merasa agama yang benar adalah Kristen pasti saya mau memeluk agama Kristen. Katanya itu bukan warisan melainkan pilihan tapi kok saya dihujat dihina dan ditekan untuk tetap memeluk agama saya."

"Itu tidak hanya berlaku untuk pemeluk agama Islam, tapi semua agama pasti meyakini kebenaran masing-masing. Jadi lingkungan akan menekan kita saat kita memutuskan berganti pilihan maka pilihan itu saya sebut warisan," tambahnya.

Afi sendiri memilih Islam sebagai agama yang dianutnya.

Ia meyakini kepercayaan tersebut sebagai warisan untuknya.

"Saya memilih menjadi muslim atas pilihan saya sendiri. Tapi saya juga tidak memungkiri bahwa orang lain yang terlahir sebagai Kristen, Hindu, Budha, Kong Hu Cu, mereka juga meyakini hal yang sama terhadap agamanya," terang Afi.

"Itulah keyakinan yang saya pilih. Warisan yang saya pertahankan karena saya merasa itu yang paling benar. Tapi saya tidak menyalahkan kebenaran versi orang lain," tambahnya lagi.

Afi Unggah Tulisan Tak Disangka Ini Setelah Didatangi GP Ansor dan Banser NU!

Sementara itu, Afi rupanya adalah sosok siswa SMA yang cerdas.

Tak cuma itu, ia bahkan memiliki kegemaran membaca buku.

Dalam seminggu Afi mengatakan dirinya bisa membaca tiga buku sekaligus.

Meski begitu, ia mengaku kebiasaannya itu bukanlah hal yang mengagumkan.

"Biasa saja karena saya memang menyukai buku," katanya.

Simak videonya berikut:

Memiliki kegemaran membaca, lantas apakah tulisan Afi menjadi refleksi dari buku-buku yang ia baca?

Jawabannya bisa ya dan tidak.

"Yang saya tulis adalah gabungan variasai dari apa yang sudah saya baca dari buku, internet dan yang paling banyak adalah pengamatan terhadap sekitar," terang Afi.

"Jadi saya tidak cuma jadi pelaku. Tapi pelaku dan pengamat. Saya suka berfikir pada dasarnya," kata dia.

Di sisi lain, kebiasaannya menulis di Facebook tentu menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.

Dikatakan Afi, meski begitu keluarganya tetap memberikan dukungan penuh untuk kegiatan positifnya itu.

"Mereka mendukung, tapi sebelumnya memang membatasi," terang Afi.

Sementara itu, soal persoalan kebangsaan yang tengah dihadapi Indonesia, Afi pun memiliki pendapatnya sendiri.

"Persoalan kebangsaan dewasa ini adalah masalah keberagaman," ucap Afi.

Menurut Afi, keberagaman yang sudah menjadi kodrat bangsa Indonesia tersebut sebenarnya bisa memberikan manfaat tersendiri.

Terkait Terorisme, Afi Tuliskan Hal yang Menyentak Nurani terkait Agama!

"Keberagaman itu menjadi berkah jika kita dewasa dalam menyikapinya. Sayangnya tidak semua orang seperti itu," kata Afi.

Untuk itu, ia berharap agar masyarakat tidak saling menghakimi agama maupun suku yang lainnya.

"Kita tidak boleh memaksakan agama dan kepercayaan kita pada orang lain," ucap dia.

Sementara untuk upaya memperbaiki bangsa, Afi kekeuh akan tetap menyebarkan hal positif lewat tulisan.

Hal itu seperti yang sudah dilakukannya selama ini.

"Dari hal yang paling fundamental dengan menanamkan pesan positif melalui tulisan," terang Afi. (Tribunwow.com/Dhika Intan)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Afi Nihaya FaradisaUniversitas Gadjah Mada (UGM)FacebookBanyuwangi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved