Breaking News:

Ramadan 2017

Fakta Tentang Pemantauan Hilal yang Jadi Tanda Awal Puasa Ramadan 2017 Dimulai Besok!

Berdasarkan sidang isbat, Jumat (26/5/2017), hilal dipantau di empat titik di tanah air.

Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
Warta Kota/Alex Suban
Petugas Tim Hisab Rukyat Provinsi DKI Jakarta mengamati posisi hilal 

TRIBUNWOW.COM - Ramadan 2017 segera dimulai.

Penentuan awal Ramadan tentu tak begitu saja diputuskan.

Jumat (26/5/2017) sore tadi, Kementerian Agama Republik Indonesia sudah menggelar sidang isbat.

Dari sidang yang digelar di Auditorium HM. Rasjidi, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jl. MH. Thamrin 6, Jakarta Pusat tersebut diputuskan awal Ramadan tiba pada Sabtu (27/5/2017) besok.

"Seluruh peserta sidang isbat malam ini sepakat bahwa malam ini adalah awal salat Tarawih dan besok, Sabtu sudah memasuki awal Ramadan," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat(26/5/2017), seperti dilansir Tribunnews.com.

Resmi! Pemerintah Tetapkan Puasa Pertama Besok

Dikatakan Lukman, hilal dipantau di empat titik di tanah air.

Empat titik tersebut meliputi NTT, Sulawesi Utara, Jawa Timur dan Kepulauan Seribu.

Petugas mengaku melihat hilal dari empat titik tersebut.

Mereka pun sudah diambil sumpahnya.

Sehingga, awal Ramadan dipastikan Sabtu esok.

Tarawih Perdana, Djarot Akan Ikut Jamaah di Masjid yang Pembangunannya Diselesaikan Ahok Ini

"Berdasarkan hasil laporan itulah maka awal Ramadan ditetapkan jatuh pada hari Sabtu," kata Menag Lukman.

Ketinggian hilal, lanjut Menag Lukman sudah berada di ketinggian 8,51 derajat dan umur hilal sudah 14 jam, 53 menit.

Sebelumnya, Humas Kemenag, Sugito melalui keterangannya, Jumat (26/5/2017) mengatakan penetapan awal Ramadan bakal dilakukan lewat dua perhitungan.

Perhitungan tersebut meliputi Rukyatul Hilal dan data Hisab yang dikumpulkan oleh pihaknya.

"Seperti biasa, sidang akan tertutup. Kami berharap hasilnya sesuai dengan harapan masyarakat dan dapat dijalankan bersama-sama," kata dia.

Sementara itu, sejumlah fakta terjadi di balik pemantauan hilal untuk menentukan awal puasa Ramadan tahun ini.

Dihimpun Tribunwow.com, berikut rangkumannya:

1. Tim Astrofotografi Universitas Brawijaya gagal pantau hilal

Jumat (26/5/2017) tim Astrofotografi Universitas Brawijaya rencananya akan memantau hilal untuk menentukan awal puasa tahun ini.

Pantauan KOMPAS.com, pemantauan sedianya akan dilangsungkan di gedung SMA Islam Sabilillah, Kota Malang.

Dua teleskop jenis losmandy gemini 2 dan teleskop jenis celestron sudah dipersiapkan untuk melakukan pengamatan.

Namun sayang, rencana tesebut urung dilangsungkan lantaran hujan turun di lokasi pemantauan.

"Hilal tidak bisa dilihat. Pasti tidak bisa dilihat. Kendala utamanya cuaca," kata Ketua Tim Astrofotografi Universitas Brawijaya, Rudy Yuwono.


Sejumlah siswa SMA Islam Sabilillah, Kota Malang saat belajar memantau hilal penentuan Bulan Ramadhan melalui bioskop oleh Tim Astrofotografi Universitas Brawijaya di SMA Islam Sabilillah Kota Malang, Jumat (26/5/2017).
Sejumlah siswa SMA Islam Sabilillah, Kota Malang saat belajar memantau hilal penentuan Bulan Ramadhan melalui bioskop oleh Tim Astrofotografi Universitas Brawijaya di SMA Islam Sabilillah Kota Malang, Jumat (26/5/2017). (KOMPAS.com/Andi Hartik)

Dijelaskan Rudy, hilal memang sering tak terlihat jika dipantau di Indonesia.

Hal ini lantaran kondisi cuaca di tanah air yang banyak mengandung uap air.

"Makanya akan sulit untuk dilihat," jelasnya.

2. Hilal sebenarnya bisa dilihat menggunakan mata telanjang

Dikatakan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, sebagaimana disiarkan KOMPAS.com, hilal sebenarnya bisa dilihat menggunakan mata telanjang.

Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi jika ingin melihat bulan sabit tersebut secaa langsung.

- Posisi elongasi (jarak bulan dan matahari) minimal 6,4 derajat.

Jumat (26/5/2017) jarak elongasi tersebut sudah mencapai 9 derajat sehingga menungkinkan untuk hilal terlihat.

- Ketinggian hilal agar bisa terlihat oleh mata telanjang minimal 3 derajat.

"Kedua, ketinggiannya minimal 3 derajat. Nah pada saat magrib nanti ketinggian sudah 8 derajat, jadi sudah cukup tinggi. Jadi berdasarkan kriteria visibilitas hilal ini mungkin untuk bisa dilihat dengan mata telanjang," kata Thomas saat dihubungi, Jumat (26/5/2017).

- Pilih tempat tanpa penghalang arah pandang ke barat.

Kemudian, ikuti arah terbenamnya matahari.

"Ufuknya bisa terlihat dengan jelas, tidak terhalang oleh pepohonan, atau gedung. Untuk hilal awal Ramadhan, posisinya kira-kira di sebelah kiri atas posisi matahari terbenam," ucap Thomas.

3. Penampakan hilal

Observatorium Bosscha melakukan pengamatan hilal pada Jumat (26/5/2017) sore.

Pengamatan dilangsungkan di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

"Kami sebenarnya sudah bisa mengamati bulan sejak pukul 8 pagi tadi karena kami punya alat pengamatan khusus," kata Pengamat dari Observatorium Bosscha, Muhammad Yusuf, seperti dikutip dari KOMPAS.com.

Hilal penanda awal Ramadhan 2017
Hilal penanda awal Ramadhan 2017 (Observatorium Bosscha)

Dari pengamatan yang dilakukan sepanjang hari, hilal pun terlihat.

"Saat matahari terbenam, ketinggian hilal 7 derajat 24 menit," ungkap Muhammad Yusuf.

Dengan fakta tersebut, hilal sudah tampak jelas dan memenuhi syarat untuk dijadikan patokan awal Ramadhan 2017. (Tribunwow.com/Dhika Intan)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Kementerian AgamaThamrinJakarta PusatSulawesi Utara
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved