Breaking News:

Miris! Di Balik Pesona Bali, Ternyata Ada Kisah Pilu dari 10 Anak Buleleng di Dalamnya

Sebanyak 10 siswa jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Buleleng tidak dapat menyelesaikan jenjang pendidikannya alias di-drop out.

Editor: Galih Pangestu Jati
Tribun Bali/Cisilia Agustina
Ilustrasi siswa SD 

TRIBUNWOW.COM - Sebanyak 10 siswa jenjang Sekolah Dasar (SD) di Dusun Kaje Kauh, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng tidak dapat menyelesaikan jenjang pendidikannya alias di-drop out.

Salah satu faktor penyebabnya tidak lain adalah untuk memperbaiki kebutuhan ekonomi keluarga.

Mereka terpaksa absen dari sekolah dan lebih memilih untuk membantu orangtua bekerja, ketimbang harus mengenyam pendidikan di bangku sekolah.

Kepala Dusun Kaje Kauh, Nyoman Kerta Masiada menyebutkan total jumlah pelajar yang putus sekolah di daerah tersebut, dari tahun 2013 hingga Mei 2017 sebanyak 10 anak.

Alat Berat Hidup saat Tidak Bekerja, Ketika Didekati Ternyata Begini yang Terjadi pada Operatornya!

Pelajar putus sekolah itu terjadi rutin setiap tahun, dan status mereka seluruhnya adalah siswa yang di DO.

"Rata-rata mengenyam pendidikan di SDN 4 Sudaji. Mereka drop out karena terlalu sering absen dari sekolah. Alasannya ya paling banyak karena disuruh bantu-bantu orangtua bekerja di ladang," katanya beberapa waktu lalu.

Diakui Masiada, berbagai upaya  sejatinya telah sering ia dilakukan.

Salah satunya, bekerja sama dengan pihak sekolah melakukan upaya pendekatan kepada pihak keluarga agar menomor satukan sekolah.

Nahas, bukannya mendapatkan dukungan, langkah yang ditempuh oleh Masiada justru mendapat kecaman dari para orangtua siswa.

"Ya para orangtua siswa menuding kalau saya dan pihak sekolah sengaja menghalang-halangi keinginan siswa untuk memperbaiki perekonomian keluarga," keluhnya. 

Hubungan Masih Memanas, Malaysia Tolak Main di Korut karena Takut Diracun?

Hal senada juga diungkapkan Kepala Sekolah SDN 4 Sudaji, Nyoman Mertana.

Ia mengatakan, permasalahan yang selama ini dialami oleh siswa sehingga pihaknya terpaksa melakukan drop out adalah kurangnya kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan.

Faktor itulah yang membuat para orangtua lebih cenderung menyuruh sang anak bekerja ketimbang bersekolah.

"Biar sudah ada program pendidikan gratis, hingga beasiswa bagi siswa miskin, kebutuhan tambahan ini lah yang membuat anak-anak jadi berhenti bersekolah," terangnya. 

Sumber: Tribun Bali
Tags:
BaliBulelengAnak Sekolah Dasar
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved