Putri Imam Masjid di Manado Diculik: Saya Lihat Tangannya Diikat dan Mulutnya Disumbat
Ketika hari semakin larut malam, Yamin kian tidak tenang. Apalagi ponsel sang putri justru ditinggalkan di rumah.
Editor: Mohamad Yoenus
lihat foto
TRIBUNWOW.COM, MANADO -- Yamin Wahab (54), warga Kelurahan Tuminting, Lingkungan Empat, Tuminting, tergesa-gesa mendatangi kantor Mapolresta Manado, Rabu (26/4/2017) sekitar pukul 18.00 Wita.
Ia datang melaporkan dugaan kasus penculikan yang menimpa anaknya, Nuraini Wahab (24).
"Dia keluar dari rumah pada hari Kamis (20 April, red), Pak. Katanya ingin online di (kantor) Telkom," ujar pria yang bekerja sebagai imam masjid itu.
Ketika hari semakin larut malam, Yamin kian tidak tenang. Apalagi ponsel sang putri justru ditinggalkan di rumah.
"Saya mau telepon tapi handphone-nya tidak dibawa," ujar dia lirih.
Rasa khawatir yang menyelimutinya membuat Yamin tak bisa tertidur semalaman.
"Malam itu saya tidak bisa tidur. Semua teman-temannya sudah saya hubungi tapi tidak ada yang tahu," aku Yamin.
Jumat (21/4/2017), Yamin mengatakan di ponsel milik anaknya yang ada di rumah, masuk kiriman foto via whatsapp (WA) dari orang yang tidak dikenal.
Di foto itu, putrinya sedang diikat dan mulutnya ditutup menggunakan lakban.
"Saya lihat tangan putri saya diikat di belakang dan mulutnya disumbat pakai lakban," beber dia.
Tak hanya sampai di situ, pada 24 dan 25 April, Yamin kembali mendapatkan pesan singkat. Isinya meminta uang tebusan Rp 700.000.
"Saya juga dimintai uang Rp 700.000, katanya jika ingin anak saya selamat," urai dia.
Tak mau hal buruk terjadi pada putrinya, Yamin kemudian datang ke Polresta Manado melaporkan kejadian ini.
Kapolresta Manado Kombes Hisar Siallagan telah memerintahkan anggotanya datang ke rumah korban guna menyelidiki laporan ini.
"Laporannya sudah kami terima. Saya juga sudah perintahkan anggota untuk datang mengecek kebenarannya. Satu hal yang pasti kasus ini masih sementara kami selidiki," tandasnya.(tribunmanado/nielton durado)
