Breaking News:

Momen Jokowi 'Semprot' Kepala Daerah hingga Menteri-menterinya

Sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terkenal kalem, tiba-tiba saat sambutan berucap dengan nada tinggi, ternyata karena hal ini.

Penulis: Tinwarotul Fatonah
Editor: Tinwarotul Fatonah
KOMPAS.COM
Presiden Joko Widodo. 

TRIBUNWOW.COM - Sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terkenal kalem, tiba-tiba saat sambutan berucap dengan nada tinggi.

"Yang namanya prioritas, yang namanya fokus, itu di bawah tiga (program anggaran) saja. Atau kalau masih sulit, ya di bawah lima lah. Jangan semuanya menjadi prioritas," ujar Jokowi dengan nada tinggi, seperti yang dikutip dari Kompas.com, Rabu (26/4/2017) saat membuka pidato acara Musrenbang Nasional 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta Pusat.

Jokowi menganggap APBD dan APBN selama ini belum bisa fokus.

"Saya ingin ingatkan bahwa kita ini sudah bertahun-tahun. Anggaran kita tidak pernah fokus. Perencanaan kita tidak pernah fokus dan tidak memiliki prioritas yang jelas," ujar Jokowi.

 Jokowi melihat kebanyakan lembaga mulai dari kementerian, lembaga, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota masih mengalokasikan anggaran ke banyak pos.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Memimpin Rapat Terbatas Membahas tentang Dosen Non PNS pada Perguruan Tinggi Negeri Baru di Kantor Presiden, Rabu (06/01/2016).
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Memimpin Rapat Terbatas Membahas tentang Dosen Non PNS pada Perguruan Tinggi Negeri Baru di Kantor Presiden, Rabu (06/01/2016). (TRIBUNNEWS.COM/Laily Rachev/Setpres)

Suara Jokowi Meninggi saat Pidato di Depan Menteri dan Peserta Musrenbang Nasional

"Ini kebiasaan kita. Ini rutinitas yang mengulang-ulang. Ya, saya lihat hampir di semua daerah begitu. APBD saya baca, APBN saya baca," lanjut Jokowi di hadapan seluruh kepala daerah, jajaran menteri Kabinet Kerja dan kepala lembaga negara.

 Menurutnya, belum ada terobosan baru melainkan sekadar melakukan rutinitas yang terus berulang setiap tahunnya.

 "Saya yakin hasilnya akan nampak. Tapi ya kalau mengulang-ulang, rutinitas saja, hasilnya? Ya lupakan saja," ujar Jokowi.

Jokowi mencontohkan, pemerintah pusat kini memprioritaskan pembangunan infrastruktur dan keterbukaan investasi.

 Dengan demikian, fokus anggaran hanya ke dua program itu saja selain belanja tetap semisal belanja pegawai dan sebagainya.

Tak hanya waktu itu saja Jokowi menyinggung tentang kinerja kepala daerah.

Akhirnya! Jokowi Angkat Bicara Soal Jabatan Menteri Untuk Ahok!

Pada tahun 2016 lalu, Jokowi juga pernah menyinggung kepala daerah dengan pesannya yang bernada 'nyelekit', seperti dilansir dari Kompas.com.

"Jangan mentang-mentang bupati baru, wali kota baru, gubernur baru, mobilnya juga baru. Janganlah," ujar Jokowi dalam acara Rapat Kerja Pemerintah di Istana, Jumat (8/4/2016).

Presiden menekankan supaya kepala daerah harus menekan belanja modal.

Presiden Jokowi didampingi Mensesneg menerima Pansel Hakim MK dipimpin ketua Dr. Harjono, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/4) pagi.
Presiden Jokowi didampingi Mensesneg menerima Pansel Hakim MK dipimpin ketua Dr. Harjono, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/4) pagi. (Rahmat/Humas Sekretariat Kabinet)

Pengadaan mobil dinas masuk ke dalam belanja modal.

Karena itu, Presiden meminta para kepala daerah untuk fokus kepada pembangunan yang efeknya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.

Infrastruktur adalah salah satunya.

Jokowi juga pernah marah, seperti yang diberitakan Kompas.com pada 2 Maret 2016 lalu.

Meski Sepele Jangan Lakukan Hal Ini Kepada Jokowi, Lihat Kesigapan Paspampres

Jokowi merasa terganggu dengan perbedaan pendapat antar-menterinya di luar ruang rapat.

"Presiden prihatin terhadap beberapa peristiwa belakangan ini, seolah-olah antar-menteri sudah saling 'menyerang' di ranah publik," kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Presiden Johan Budi SP di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/3/2016).

Padahal, Jokowi sering menginstruksikan kepada menterinya untuk tidak berdebat di luar ruang rapat. Namun, faktanya, masih ada menteri yang tidak penuh menjalankan instruksi tersebut.

Beberapa menteri mengkritik kinerja atau kebijakan menteri lainnya melalui media massa atau media sosial.

"Tentu Presiden tidak happy dengan situasi seperti itu, Presiden 'marah', dan tolong (kegaduhan) ini dihentikan," ucap Johan. (TribunWow.com/Tinwarotul Fatonah)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
JokowiJohan BudiMusrenbang Nasional
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved