Novel Baswedan Disiram Air Keras
Berobat ke Singapura, Begini Kondisi Terkini Novel Baswedan!
Keadaan kesehatan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mulai membaik.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Keadaan kesehatan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mulai membaik.
Novel masih dirawat di Rumah Sakit National Eye Centre (SNEC) hingga hari Minggu (23/4/2017).
Dilansir dari Warta Kota, dua mata Novel mulai membaik, terutama bola matanya yang bagian kanan.
Berdasarkan hasil pemantauan tim dokter per Sabtu (22/4/2017), mata sebelah kanan Novel sudah terjadi pemulihan signifikan.
7 Cara Selamat dari Serangan Petir, Nomor 5 Para Pria Biasanya Ngeyel
Tim dokter berharap pengobatan bisa menyentuh perbaikan kornea mata dalam beberapa hari ke depan.
Taufik Baswedan mengatakan bahwa kondisi sang adik juga sudah semakin membaik, tetapi untuk maka kirinya yang masih belum menunjukkan perkembangan baik, Minggu (23/4/2017).
Dokter ahli mata di Singapura pun melakukan empat tindakan pada mata Novel Baswedan.
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, mengatakan bahwa hari ini dokter akan melakukan empat tindakan tersebut.
Mulai dari pemeriksaan tekanan mata, pemberian eye drop, analisis langsung terhadap dua bola mata, dan memberikan cairan kimia untuk mengetahui kondisi mata melalui indikator warna, Senin (24/4/2017).
Febri mengatakan, tekanan mata Novel terus menunjukkan perbaikan.
Menyedihkan! Begini 5 Fakta Sedih tentang Natasha Rossdiana, Korban Tewas Tabrakan Maut di Mampang!
Tekanan pada mata kanan sudah mencapai 16, sementara untuk mata kiri sudah mencapai 18.
Tindakan selanjutnya adalah tindakan pengetesan huruf dan angka, mata sebelah kanan Novel pun sudah bisa membaca sampai dengan level 6, sedangkan mata kiri masih di level 45, yang artinya hanya huruf besar yang bisa terlihat.
Febri kembali menjelaskan bahwa pengetesan huruf dan angka levelnya makin kecil itu makin bagus.
Febri menambahkan, secara umum kondisi Novel stabil.
Dokter mengatakan dalam waktu satu minggu ke depan perbaikan konjungtiva mata kanan diharapkan telah menyentuh kornea sedangkan pertumbuhan untuk mata kiri masih lambat.
Penyerang Novel Baswedan belum dibekuk, ada wacana akan dibentuk Tim Pencari Fakta
Penyerangan terhadap Novel Baswedan hampir menginjak dua pekan lamanya, tetapi pihak polisi belum bisa mengungkap siapa pelaku dan dalangnya.
Lagi, Satu Korban Penembakan Polisi di Lubuklinggau Mengembuskan Napas Terakhir!
Betti Alisjahbana, mantan anggota panitia seleksi (Pansel) pimpinan KPK menilai, bahwa sudah saatnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan dukungan lebihnya terhadap proses pengungkapan kasus penyiraman air keras tersebut.
"Sekarang sudah 12 hari sejak penyerangan terhadap Novel, dan sejauh ini kita belum lihat kemajuan yang berarti, saya pikir ini saatnya pemerintahan Presiden Jokowi memperkuat tim yang melakukan penyelidikan," ujar Betti usai menghadiri diskusi di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta Selatan, Minggu (23/4/2017).
Betti juga berharap agar bisa segera dibentuk Tim Pencari Fakta (TPF) yang tidak hanya diisi oleh orang-orang terbaik di Polri saja, tetapi juga dari lembaga negara lain maupun dari masyarakat umum, yang punya kemampuan lebih di bidangnya.
Agar bisa membantu mempermudah pengungkapan kasus ini.
Betti percaya bahwa di Indonesia banyak orang-orang hebat seperti di polri maupun Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), mengingat banyaknya kasus teror yang bisa diungkap dalam waktu yang relatif singkat.
Ia juga meminta agar kasus ini tidak dianggap sebagai kasus kriminal biasa, karena ini sudah termasuk teror terhadap pemberantasan korupsi.
Gara-gara Melakukan 2 Hal Inikah Para Pendaki Gunung Prau Tersambar Petir?
Kasus ini seharusnya ditangani sebagaimana kasus teror lainnya.
Jika kasus penyerangan terhadap Novel tidak terungkap, maka kasus serupa sangat mungkin terjadi terhadap penegak hukum lainnya atau aktivis anti-korupsi.
Dengan demikian, hal itu sama saja dengan pembiaran terhadap kemunduran pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Ini adalah teror untuk pemberantasan korupsi. Dampaknya tidak hanya pada KPK, tapi juga kepada orang orang yang aktif terhadap pemberantasan korupsi," tuturnya. (Warta Kota/TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)