Satu Keluarga Ditembaki
Terbongkar! Ternyata Ini Alasan Mobil Terobos Razia hingga Satu Keluarga Dihujani Peluru
Drama penembakan satu keluarga dalam mobil di Lubuklinggau, Sumatera Selatan terjadi pada Selasa (18/4/2017) lalu.
Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Drama penembakan satu keluarga dalam mobil di Lubuklinggau, Sumatera Selatan terjadi pada Selasa (18/4/2017) lalu.
Mobil Honda City warna hitam bernomor polisi BG 1488 ON dihujani tembakan oleh seorang polisi.
Dalam mobil tersebut terdapat rombongan keluarga berjumlah tujuh orang.
Akibat kejadian ini, seorang ibu bernama Surini (55) tewas setelah terkena timah panas.
Awalnya, mobil tersebut tak mau diberhentikan saat polisi menggelar razia.
Tak Seperti yang Kita Pikirkan, Ini Jawaban Kartini Kecil ketika Ditanya Cita-citanya
Bahkan, saat mencoba untuk kabur mobil tersebut hampir menabrak anggota kepolisian.
Kenapa mobil tersebut harus hindari razia polisi hingga hampir menabrak petugas dan pengguna jalan saat itu?
Pertanyaan tersebut akhirnya menemukan titik terang.
Propam Polda Sumatera Selatan telah melakukan investigasi terhadap anggota keluarga yang selamat.
Seorang pengemudi, Indra, mengaku kabur dari razia polisi lantaran takut ditilang.
"Memang pengemudi ini sengaja menghindar razia supaya tidak terkena sanksi. Karena yang bersangkutan juga tidak memiliki SIM. Yang kedua mobil tersebut tertempel plat mobil palsu," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/4/2017), sebagaimana dikutip dari Tribunnews.
Sebagaimana sudah diberitakan sebelumnya, berdasarkan penyelidikan, pelat nomor yang digunakan mobil tersebut rupanya palsu.
"Pelat mobil sedan tersebut setelah dicek ternyata palsu."
Beda dengan Direktur, Humas Bilang Lippo Group Dukung Rumah DP Nol Persen Hoax
"Pelat aslinya adalah B (Jakarta) dan bukan BG (Sumsel). Dan diketahui mobil tersebut merupakan milik sebuah yayasan yang berada di Jakarta," ucap Kapolda Sumsel, Irjen Pol Agung Budi Maryoto saat jumpa pers di Polda Sumsel, Rabu (19/4/2017).
Di sisi lain, Rikwanto menyatakan seharusnya masyarakat tidak melarikan diri jika petugas melakukan razia.
"Jadi, yang merasa dirinya sewaktu ada razia itu ada kesalahan, pasti akan menghindar. Tinggal cara menghindarnya."
"Seyogyanya kalau hanya pelanggaran tidak punya SIM atau surat kendaraan mati pajaknya atau bodong, tidak seharusnya melarikan diri sampai seekstrem seperti itu. Karena sanksinya juga paling tidak ditilang atau paling tidak kendaraannya disita. Tidak sampai seekstrem itu," ujarnya.
Tak cuma soal alasan pengemudi melarikan diri, fakta lain juga terungkap terkait status polisi yang memberondong tembakan ke mobil tersebut.
Brigadir KE, anggota Sabhara Mapolres Lubuklinggau, terduga penembak ternyata masih memiliki hubungan saudara dengan korban.
Alasan Ruhut Sitompul Undur Diri dari DPR Padahal Duduk Doang Dapat 5 Milyar
Hal itu diketahui berdasarkan informasi yang beredar di rumah duka.
"Mereka baru tahu keluarga setelah kejadian ini. Bahwa keluarga KE dan Surini masih ada hubungan keluarga," ungkap Kapolres Lubuklinggau AKBP Hajat Mabrur Bujangga.
Meski masih berhubungan keluarga dan berprofesi sebagai polisi, Brigadir KE tetap akan menerima sanksi hukum.
"Sanksi terberat bisa disel. Tapi kita lihat perkembangan selanjutnya. Bisa jadi lebih berat lagi. Bisa jadi PDTH, tapi kita tunggu hasil selanjutnya saja," tutur Hajat.
KE dikenal baik oleh rekan-rekan satu pekerjaannya.
Karena sikapnya yang tak pernah aneh-aneh pula, ia dipercaya membawa senjata api.
"Dia (KE) tidak pernah nyeleneh, dia dikenal baik oleh para temannya. Kita tidak menghukumnya. Itulah sebabnya dia dipercaya megang senpi, karena dia baik," ungkap Kasie Propam Mapolres Lubuklinggau Iptu Awaludin. (Tribunwow.com/Dhika Intan)