Breaking News:

Mengejutkan! Nama Ahok Diubah Menggunakan Bahasa Arab, Begini Ceritanya

Ahok ternyata mengetahui maksud dari panggilan Yaqut tersebut dan membalas panggilan Yaqut.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Wulan Kurnia Putri
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, saat berkunjung ke Redaksi Harian Kompas untuk bersilaturahim sekaligus menyampaikan sosialisasi program kerja Kantor Harian Kompas di Palmerah, Jakarta, Jumat (10/5/2013). 

TRIBUNWOW.COM - Calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pasangan nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat menyambangi Kantor Gerakan Pemuda Ansor, di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017).

Dalam pertemuan tersebut, Ahok dan Djarot disambut oleh Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas dan anggota Barisan Ansor Serba Guna (Banser).

Namanya Diusulkan Sebagai Nama Masjid Raya Jakarta, Begini Komentar Ahok yang Mengejutkan

Sebelum menyampaikan sambutuan, Yaqut sempat memanggil Ahok dengan bahasa arab.

Yaqut memanggil Ahok dengan panggilan 'Nurul Qomar'.

"Selamat datang Pak Basuki Nurul Qomar," kata Yaqut seperti dikutip dari Kompas.com.

Nurul Qomar merupakan bahasa arab yang memiliki arti cahaya purnama.

Karena Sepak Terjangnya, Ahok Diberi Gelar Sunan Oleh GP Ansor

Ahok ternyata mengetahui maksud dari panggilan Yaqut tersebut dan membalas panggilan Yaqut.

"Nurul Qomar-nya saja yang bahasa Arab. Basuki-nya enggak," balas Ahok.

Yaqut juga menyapa Djarot dan mengungkapkan bahwa GP Ansor sudah mencari tahu rekam jejak Djarot ketika menjabat sebagai Wali Kota Blitar.

"Di Blitar sana beliau sahabat karib rois Suriah kita. Maka kalau kita jatuh cinta kepada Pak Djarot itu hal biasa," ujar Yaqut.

Ingin Teguhkan Pancasila

Dalam pertemuan tersebut, Ahok memberikan pesan kepada GP Ansor melalui tulisan tangannya di piagam yang disediakan oleh penyelenggara acara.

"Tetap pertahankan Islam yang rahmatan lil alamin dan wujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat karena pemerintahan yang bijak sesuai Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika," tulis Ahok dalam piagam yang tercantum tanggal 10 Rajab 1438 H atau 7 April 2017 tersebut.

Cagub dan cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat bersama Ketua GP Ansor Yaqut Chalil dan Ketua PW GP Ansor DKI Abdul Azis di Jalan Kramat Raya, Junat (7/4/2017).
Cagub dan cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat bersama Ketua GP Ansor Yaqut Chalil dan Ketua PW GP Ansor DKI Abdul Azis di Jalan Kramat Raya, Junat (7/4/2017). (KOMPAS.com/JESSI CARINA)

GP Ansor dan Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang memegang teguh Pancasila sebagai ideologi negara.

Hal tersebut diungkapkan oleh Djarot dalam kesempatan pertemuan hari itu.

Terpopuler: Ruhut Sitompul Dapat Rp 5 Miliar hingga Gadis Penjaga Kedai Kopi Digilir 3 Pria

"Kami juga berjuang untuk mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT bahwa Indonesia dikaruniai berbagai macam keragaman, pluraritas sehingga dengan sangat bijak oleh para nenek moyang kami dibuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Ada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Itu semua yg menyatukan NKRI dan kemudian kerumuskan dalam UUD 45," ungkap Djarot. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)Djarot Saiful HidayatCalon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved