Breaking News:

Kenali Gas Mematikan yang Menewaskan Warga Suriah, Efek-efeknya Sangat Mengerikan

Gas kimia Sarin yang menewaskan puluhan orang di Suriah ternyata lebih mengerikan dari yang dibayangkan.

Penulis: Ika Alya Iqlima Ghaisani
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
Mirror.co.uk
Asaad Hanna 

TRIBUNWOW.COM - Gas kimia Sarin yang menewaskan puluhan orang di Suriah pada hari Selasa (4/4/2017) ternyata sangat mengerikan.

Gas ini bereaksi dengan sangat cepat dan menewaskan 83 warga, termasuk setidaknya 20 anak-anak.

Mengiris Hati! Seperti Ini Kisah Pilu Korban Serangan Gas Sarin di Suriah

Para korban tampak tercekik dan pingsan setelah menghirup gas tak berwarna dan berbau ini.

Bahkan, korban lain sampai mengeluarkan busa dari mulut mereka.

Banyak foto mengerikan yang diunggah di media sosial menunjukkan anak-anak yang disiram selang oleh para penyelamat.

Amerika Serikat Kutuk Presiden Assad Atas Kejadian Gas Kimia di Suriah

Diberitakan, peristiwa ini terjadi setelah Presiden Suriah, Bashar Al-Assad melepaskan gas kimia ini di Khan Sheikhoun, provinsi Idlib, hari Selasa lalu.

Seorang anak kecil tergeletak di tanah setelah serangan gas di Idlib
Seorang anak kecil tergeletak di tanah setelah serangan gas di Idlib (Mirror.co.uk)

Seberapa mengerikannya gas kimia Sarin ini?

Dilansir dari Mirror.co.uk, inilah efek-efek yang ditimbulkan oleh gas Sarin setelah meledak dan terhirup oleh para korban.

1. Jika menghirup gas kimia Sarin dalam dosis yang sangat banyak, korbannya akan meninggal dalam waktu 60 detik saja.

2. Gejala awalnya adalah ingus yang keluar dari hidung, sesak pada bagian dada, dan penyempitan pupil mata.

3. Gas ini tak memiliki rasa atau bau, sehingga para korban tak akan sadar jika telah menghirupnya.

4. Dalam waktu dua menit saja, korban akan kehilangan kontrol fungsi tubuh mereka, muntah-muntah, hingga buang air besar (BAB).

5. Dua atau tiga menit kemudian, korban akan mulai kejang-kejang.

6. Dalam waktu 10 menit, efek ini diikuti dengan kejang otot yang membuat korban sulit bernafas.

7. Selanjutnya, korban akan mengalami koma dan kembali kejang-kejang secara berkala, atau bahkan mengalami kelumpuhan.

Pengakuan dokter tentang insiden tersebut

Organisasi hak asasi manusia, Amnesty International, menanyai seorang perawat yang bekerja di Rumah Sakit Al Rahma saat kejadian berlangsung.

"Baunya sampai kemari. Baunya mirip seperti makanan busuk. Kami menerima para korban serangan klorin sebelumnya. Tapi, ini benar-benar berbeda!" ungkap perawat itu.

"Para korban muntah-muntah, dari hidung dan mulut mereka. Warna muntahan mereka kuning, atau bahkan coklat," ia menjelaskan secara terperinci.

"Kelumpuhan di sistem pernafasan menyebabkan para anak-anak meninggal lebih cepat daripada para orang dewasa. Kami berusaha menginjeksi mereka, namun hasilnya nihil," lanjutnya.

"Para korban tak dapat menelan apapun. Mereka tak sadarkan diri, dan sama sekali tak memberi respon,"

Korban gas kimia
Korban gas kimia di Suriah (Mirror.co.uk)

Ahli gas kimia memberikan konfirmasi bahwa para korban tampaknya benar terkena gas Sarin.

Bahkan, banyak korban yang terpapar gas kimia ini saat sedang tidur nyenyak.

"Para korban dikirim ke rumah sakit terdekat. Mereka sampai di sini sekitar pukul 8 pagi," ujar seorang doktor yang bekerja di sebuah rumah sakit yang berada 48 kilometer dari lokasi kejadian.

"Banyak yang masih bisa diselamatkan. Ada dua orang yang sampai di sini dalam kondisi meninggal," tambahnya.

"Kondisi para korban bermacam-macam. Ada yang mengalami kelumpuhan otot dan kelumpuhan sistem pernafasan. Kami berusaha menggunakan obat penenang dan Atropine," tambahnya.

"Kami hanya memiliki satu anak-anak yang bertahan hidup," lanjutnya.

Tak ada trauma yang tampak jelas pada tubuh korban seperti darah atau pecahan peluru meriam.

Kondisi ini mendesak Keamanan PBB untuk segera memberikan jalan keluar yang melarang serangan dengan senjata kimia serta memberi fasilitas untuk menangkap para dalang di balik ini.
(Mirror.co.uk/TribunWow.com/Alya Iqlima)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Mirror.co.ukSuriahGas KimiaIdlib UtaraBashar al-Assad
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved