Masa Lalu Mengejutkan Pilot Sarah, Pilot Wanita dengan Foto Salat di Kokpit Pesawat Jadi Viral
Dalam foto tersebut ditampilkan sang kopilot sedang melakukan ibadah salat di dalam kokpit pesawat Airbus A330.
Editor: Rimawan Prasetiyo
TRIBUNWOW.COM - Sebuah foto yang menunjukkan kopilot wanita maskapai Garuda Indonesia, Sarah Widyanti Kusuma (29) menjadi viral di media sosial.
Menjadi viral karena apa yang terlihat di foto itu bukan hal yang biasa dilihat oleh netizen.
Ya, dalam foto tersebut ditampilkan sang kopilot sedang melakukan ibadah salat di dalam kokpit pesawat Airbus A330.
Foto yang di-posting oleh pilot senior Capt Jaka Pituana melalui akun Facebook miliknya itu menuai banyak pujian.
Bikin Haru, Rekaman Video Pelayanan Pramugari Garuda Indonesia pada Seorang Nenek
Berdasarkan keterangan, foto diambil saat Jaka dan Sarah sedang dalam penerbangan dari Denpasar, Bali menuju Guangzhou, China.
Mantan SPG
Sejak kecil, Sarah sebenarnya tak pernah bermimpin menjadi pilot.
Malah ia bercita-cita menjadi seorang astronot.
Namun, jalan hidup mengarahkannya untuk merintis karier sebagai pilot.

Jauh hari sebelum menjadi pilot, wanita kelahiran 3 Maret 1988 ini pernah menjadi kontestan Indonesian Idol, bahkan pernah menjadi sales promotion girl atau SPG.
Video Viral! Untung Ahok Tanyakan Hal Ini dan Seorang Wanita Terselamatkan
Itu cerita dulu.
Wanita pilot termuda
Sarah sempat tercatat sebagai wanita pilot termuda di Tanah Air.
Sarah mengikuti pendidikan pilot di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Jawa Barat, pada tahun 2005 melalui jalur beasiswa.
Menurut Sarah, keputusannya memiliki jadi seorang pilot terjadi saat dirinya masih duduk pada bangku kelas III SMU.
Bersekolah di STPI Curug yang berbasis semi militer membuat Sarah harus membiasakan diri menjalani latihan fisik.
Viral! Video Kocak Hanya Khusus Dibaca Setiap Tanggal Tua, Berminat Mencoba?
Hal tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi Sarah.
Pasalnya, dari satu angkatan dia merupakan satu-satunya siswi dari 34 siswa.
Oleh sebab itu, dia pun seringkali harus mengesampingkan sisi femininnya.
Sarah menerbangkan pesawat komersil untuk kali pertama pada tahun 2010 silam.
Dia mengenang, kala itu pesawat yang diterbangkannya adalah Boeing 737-300 seri classic, kemudian dia mulai menerbangkan Boeing seri Next Generation dan Airbus.
Saat menerbangkan pesawat, Sarah mengaku dirinya merasa mengemban tanggung jawab yang begitu berat sebab di dalam pesawat ada ratusan nyawa.
Lalu, adakah pengalaman terburuk yang pernah dialami Sarah saat menerbangkan pesawat?
Sarah menjawab, tentu saja ada.
Menurutnya, pengalaman saat harus mendarat di cuaca buruk adalah pengalaman yang tak akan dilupakannya.
Ngakak! Bule Ini Viral Gara-gara Pakai Tas Anyaman Model Emak-emak
Sebab, dia tidak bisa melihat apapun di landasan karena tertutup hujan lebat.
"Pengalaman saat itu mendarat di Yogyakarta dengan landasan yang jelek dan kondisi hujan dan badai. Radar cuaca di atas sudah mengindikasikan cuaca buruk. Selain itu, landasan di Yogyakarta kecil dan minim fasilitas. Saat itu malam hari," kenang wanita yang menghabiskan masa kecil di Biak, Papua, beberapa waktu lalu.
Sarah mengaku dirinya kini sedang mengejar cita-cita menjadi seorang kapten pilot dengan mengikuti pendidikan khusus.
Menurut Sarah, menjadi seorang kapten pilot adalah impian terbesarnya sebagai seorang penerbang.
Semudah menyetir mobil
Bagi Sarah, menerbangkan pesawat itu semudah menyetir mobil manual. Hanya saja, panel atau tombolnya lebih banyak.
”Peran kita terutama ketika take off dan landing. Selebihnya autopilot dan diarahkan oleh air traffic controllers. Remnya, gasnya, sama kayak bawa mobil,” kata Sarah.
Kendaraan apa pun di tangan Sarah memang terasa sangat mudah dikemudikan.

Jika punya waktu libur dua hingga tiga hari, Sarah sudah melesat pergi untuk menyelam.
Mengejutkan! Sempat Viral, Begini Analisis dan Fakta dari #BoikotInul di Twitter Versi Media Evello
Seusai menyelam, ia akan mengambil alih kemudi speed boat.
Sarah tak pernah menganggap tugasnya berat.
Ketika para pramugari masih melayani penumpang sebelum tinggal landas, Sarah biasanya sudah merampungkan semua keperluan untuk terbang.
Sambil menunggu penumpang siap, Sarah mengisi waktu luangnya dengan membaca di kokpit.
Setelah pesawat mengangkasa, Sarah sibuk menjalin komunikasi dengan air traffic controllers dan berusaha mencari jalan teraman ketika terjadi cuaca buruk.
Jika seluruh tugas telah dijalani, ia biasa menikmati perjalanan dengan melihat bintang, menatap daratan, dan merenungi hidup.
”Hidup itu kayak main film. Hari ini enggak mungkin sama dengan hari sebelumnya. Harus ada totalitas. Tuhan menciptakan manusia itu mau jadi apa. Masih belajar menuju ke sana,” ujar Sarah.
Jika sudah tiba di suatu kota dan beristirahat minimal 15 jam di hotel, Sarah akan mengisi waktu dengan menonton film, berenang, dan tidur.
Hanya sesekali ia menyempatkan diri melihat suasana kota sambil mencari makan.
Ia menonton film apa saja, termasuk film India dan film komedi Indonesia.
Baginya, film menjadi senjata ampuh untuk mengobati rasa galau.
Ketika film Habibie dan Ainun diputar di bioskop, Sarah buru-buru menontonnya.
Soalnya ia mengidolakan Habibie dan menggenggam impian untuk menciptakan pesawat buatannya sendiri.
”Pilot itu cuma operator pesawat. Masih keren yang nyiptain pesawatnya,” tambah Sarah.
Dibawa jatuh
Dalam hidup, Sarah selalu tertantang meraih sesuatu yang lebih baik daripada yang disediakan.
Ketika hendak mendaftar untuk Jurusan Teknik Pesawat Udara di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, ia tiba-tiba terpikat pada pilihan lain, yaitu Jurusan Penerbang.
Ia lalu menjalani rangkaian tes, termasuk tes bakat, yang membawanya terbang untuk pertama kali.
Pada ketinggian 3.000 kaki, instruktur tiba-tiba mematikan mesin dan sesaat membiarkan pesawat latih itu jatuh bebas.
”Baru nerbangin pesawat pertama kali sudah dibawa jatuh,” ujarnya.
Sarah lolos ujian mental itu dan kemudian menjalani pendidikan gratis sebagai calon pilot selama dua tahun dua bulan.
Ia menjadi satu-satunya siswa perempuan.
Aksi Heroik Dua Wanita Ini Viral di Medsos
Sarah berjuang keras agar kekuatannya ketika berlari atau di saat push up bisa menyamai rekan-rekannya yang cowok.
Begitu lulus pada Februari 2009, ia menjadi pilot Garuda dan mulai terbang pada 2010.
Ketika ditanya rute yang ditempuh saat pertama kali membawa pesawat berpenumpang, Sarah tertawa dan menjawab, ”Saya lupa.”
Satu hal yang tak pernah dilupakannya adalah ketika kapten pesawat pura-pura meninggal dunia dan untuk pertama kalinya ia menerbangkan pesawat tanpa panduan.
”Rasanya benar-benar harus bertanggung jawab sama penumpang. Ternyata saya bisa menerbangkan pesawat sendiri,” tambahnya.
Sejak kecil, Sarah sudah akrab dengan dunia penerbangan.
Ia sering kali diajak ke tempat kerja ayahnya yang bertugas di bagian teknik penerbangan.
Sempat lima tahun mengikuti ayahnya tinggal di Biak, Papua, Sarah berharap suatu saat bisa membuka sekolah untuk anak-anak kurang mampu di sana.
Agar suatu hari kelak, mereka bisa terbang juga bersama Sarah untuk menggapai mimpi....
Di antara "ayam jago"
Ketika Sarah masih di dalam kandungan, sang ibu sudah terbiasa berhadapan dengan binatang liar, seperti biawak, di pedalaman Biak.
Sarah lantas bertumbuh menjadi gadis kecil yang pemberani, periang, dan tomboi.
Jika ayahnya sedang memperbaiki mesin, Sarah kecil ikut-ikutan sibuk dengan membalikkan sepeda mininya.
Sifat tomboi itu ternyata berlanjut ketika ia menjadi satu-satunya siswa perempuan di STPI.
Di STPI, Sarah harus tampil seperti ayam jago, julukan bagi anak laki-laki siswa STPI.
Rekan-rekannya akan meledek setiap kali dia ingin menangis.
”Lu cengeng banget, sih, baru kayak gitu,” ujar Sarah menirukan ucapan rekan-rekannya kala itu.
Ketika rekan-rekannya mengagumi kecantikan pramugari saat tes kesehatan bareng, Sarah hanya berujar, ”Iya cantik-cantiklah, enggak ada yang dihukum!”
Seorang sahabatnya lantas menimpali, ”Tenang Sarah, kamu tetap paling cantik di ketinggian one up to three thousand feet ha-ha-ha....”
Ketinggian jelajah terbang Sarah kala itu memang di antara 1.000-3.000 kaki.
Kebalikannya, setelah Sarah menjadi pilot, rekan-rekan sesama lulusan STPI menuntutnya untuk tampil lebih ”cewek”.
Mereka sampai membelikannya gaun hingga sepatu hak tinggi.
Pramugari di Garuda Indonesia juga selalu mendorong Sarah agar berdandan.
Dari awalnya bergaya kasual dengan jins dan kaus, Sarah mulai merias wajah.
”Pramugari bilang jangan terlihat kucel dong. Make up dikit karena bawa nama Garuda dan bangsa,” kata Sarah.(Tribun Timur/Kompas)