Kisah Menteri Sri Mulyani Ambil Rapor Sekolah Anak 'Tampar' Orangtua

TRIBUNWOW.COM - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menceritakan bentuk kasih sayang kepada anak-anaknya.

Saat anak-anaknya duduk di bangku sekolah, ia selalu menyempatkan untuk hadir mengambil rapor dan berdiskusi dengan wali murid meskipun saat itu dirinya adalah seorang menteri.

Kepala sekolah bahkan ingin memotret dirinya untuk ditunjukkan kepada orang tua murid lain seraya mengatakan bahwa seorang menteri saja masih sempat mengambil raport anaknya.

Hal yang terlihat sepele, karena sebenarnya bisa diwakilkan ke orang lain karena sibuk bekerja, namun ia tidak melakukannya.

• Curhatan Sri Mulyani Usai Berakhirnya Tax Amnesty, Begini Isinya!

Alasannya peran orangtua sangat penting dalam meningkatkan performa siswa.

Sayangnya peran orangtua Indonesia dalam pendidikan masih minim.

"Sebanyak 80 persen orang tua tidak pernah memberikan masukan dalam pengambilan keputusan di sekolah, dan sebanyak 30 persen tidak pernah berdiskusi dengan guru," tulisnya dalam foto yang diunggah di akun Instagram @smindrawati.

Padahal keterlibatan orang tua adalah cara yang murah namun efektif dalam meningkatkan kinerja sistem pendidikan

Dari hal-hal kecil tersebut, menurutnya adalah satu cara untuk mengelola sumber daya manusia yang berintegritas dan kompetitif.

Ia mengungkapkan hal tersebut tatkala menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis Universitas Negeri Semarang, Kamis (30/3/2017).

Berikut ini isi orasi ilmiah lengkap Sri Mulyani dalam acara tersebut.

"Pada orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis Universitas Negeri Semarang, saya menyampaikan tentang bagaimana mengelola sumber daya manusia yang berintegritas dan kompetitif.

Dalam acara yang digelar pada tanggal 30 Maret 2017 ini, sekaligus juga meresmikan nama Prof Satmoko yang digunakan sebagai nama gedung Laboratorium LPTK Terpadu dan nama Prof Retno Sriningsih Satmoko diabadikan sebagai nama gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M).

Pendidikan adalah passion saya.

Saat saya kecil bapak ibu selalu membicarakan pekerjaannya sebagai dosen.

Peran orang tua sangat sentral dalam meningkatkan performa murid.

Sekolah dan orang tua harus menjadi partner dalam pendidikan anak.

Sayangnya peran orang tua Indonesia dalam pendidikan masih minim.

Sebanyak 80 persen orang tua tidak pernah memberikan masukan dalam pengambilan keputusan di sekolah, dan sebanyak 30 persen tidak pernah berdiskusi dengan guru.

Padahal keterlibatan orang tua adalah cara yang murah namun efektif dalam meningkatkan kinerja sistem pendidikan

Waktu anak-anak saya masih duduk di bangku sekolah, meskipun saya telah menjadi menteri, setiap kali ambil raport saya selalu hadir dan berdiskusi dengan bapak/ibu gurunya.

Pada saat itu, sang kepala sekolah ingin memotret saya untuk memperlihatkan foto tersebut kepada orang tua murid yang lain dan menunjukkan bahkan Menteri saja masih sempat mengambil rapot anaknya.

Karena banyak orang tua murid yang mengambil rapot didelegasikan kepada orang lain.

Pendidikan adalah suatu proses terus menerus dari rumah, sekolah, ke masyarakat dan kembali lagi ke rumah lagi, semuanya adalah proses belajar bagi seorang pelajar yang nantinya akan menjadi manusia Indonesia yang tangguh

Pemerintah, melalui APBN, juga berperan dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia.

Beberapa output prioritas di sektor pendidikan yang telah berhasil dihasilkan di tahun 2016 dengan total penyerapan anggaran Rp370 T adalah sebagai berikut: Kartu Indonesia Pintar untuk 20,7 juta siswa, Beasiswa Bidikmisi untuk 324 ribu siswa, Bantuan Operasional sekolah untuk 8 juta siswa, Pembangunan dan rehab 28,4 ribu ruang kelas, Tunjangan guru untuk 873 ribu guru, dan lain-lain."

• Tingkah Kocak Dua Srikandi Kabinet Jokowi, Susi Pudjiastuti Gemas Cubiti dan Gelitiki Sri Mulyani

Orasi ilmiah tersebut dikutip dari Instagram Siri Mulyani @smindrawati.

Dalam unggahan tersebut, Sri Mulyani mendapat 2,861 likes dan puluhan komentar bernada kekaguman dari netizen.(TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)