Pernyataan Imam Masjid Istiqlal Tentang Mensalatkan Jenazah Ini Mengejutkan
"Aliran politik apapun itu tidak mengganggu orang untuk disalatkan. Yang penting orang itu muslim betul," tutur Nasaruddin Umar.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Imam Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengimbau agar umat Islam mensalatkan jenazah muslim/muslimah.
Jika hal itu tidak dilakukan, maka semua warga di wilayah tersebut seluruhnya berdosa.
Baca: Manggung di Solo, Celana Vokalis Sheila On 7 Ini Curi Perhatian Penonton!
"Jangan sampai kita tidak mensalati mereka, nanti kita berdosa itu. Berdosa suatu massal. Kalau ada orang yang hanyut di sungai tidak ada yang mendamparkan, maka kita berdosa semua kampung yang dilewati itu," ujar Nasaruddin Umar kepada Tribunnews.com di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/3/2017).
Umar mengungkapkan selama orang pernah mengucap kalimat sahadat, maka ia sudah menjadi muslim.
Baca: Ahok Datangi Keluarga Almarhumah Nenek yang Tak Disalatkan, Ini yang Dilakukannnya
"Asal orang itu sudah bersyahadat, itu sudah muslim. Jadi tidak perlu dipertentangkan lagi. Bahkan orang-orang yang ragu pun disalati juga. karena mensalati orang muslim itu wajib hukumnya," tutur Nasaruddin Umar.
Ia menegaskan jika kewajiban mensalatkan ini, tidak boleh mengganggu kewajiban seorang muslim memperlakukan jenazah saudaranya sesama muslim.
"Aliran politik apapun itu tidak mengganggu orang untuk disalatkan. Yang penting orang itu muslim betul," tutur Nasaruddin Umar.

Pengakuan Sang Anak
Seorang warga Jakarta, bernama Hindun meninggal dunia pada Selasa, 7 Maret 2017 lalu.
Menurut keterangan dari Sunengsih, putri bungsu Hindun, sebelum meninggal ibunya sempat dirawat di rumah sakit.
Karena kondisisnya yang terbaring lemah, sang ibu didatangi oleh petugas pemilihan setempat.
Baca: Tengah Malam Bus Garuda Mas Menyelonong Masuk Hutan Jati Blora, Mirip Kejadian Tahun 2012
Namun pilihan sang ibu ternyata tidak terjaga kerahasiaannya.
Pilihan Hindun disaksikan oleh petugas yang membantu Hindun dalam mencoblos.
Saat itu, Hindun mencoblos pasangan nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat.
Hindun menghembuskan nafas terakhirnya pukul 13.00 WIB.
Baca: Ups, Raffi Ahmad Keceplosan Sebut Nagita Tengah Hamil
Neneng lantas menuju ke rumah Ustaz Muhammad Syafi'i, untuk meminta jenazah sang ibu disalatkan di Musala Al Mukmin.
Namun jawaban ustaz Syafi'i membuat Neneng menjadi terkejut.
"Percuma Neng. Nggak ada orang, udah di rumah saja (salatnya), nanti gue yang mimpin," ujar Neneng mengulangi pernyataan sang ustaz.
Neneng menduga pernyataan ustaz tersebut karena ibunya memilih Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Namun Neneng tidak pernah mengklarifikasi pada ustaz Syafi'i atas dugaannya tersebut.

Klarifikasi Ustaz
Ustaz Syafi'i mengaku bahwa Neneng datang ke rumahnya untuk meminta dirinya mengurus jenazah ibu Neneng.
"Setelah almarhum meninggal, saya bilang ke Neneng, sudah nggak usah nangis, mending kita urusin," kata Syafi'i ditemui Tribunnews.com di kediamannya, Jumat (10/3/2017).
Ustaz Syafi'i pun mengungkapkan dirinya ikut serta dalam mengumumkan di Musala dan memandikan jenazah.
Namun Syafi'i menyarankan agar jenazah ibunya disalatkan di rumah ketika Neneng meminta agar jenazah ibunya disalatkan di musala.
Baca: Romantis! Beginilah Cara Calon Suami Ucapkan Selamat Ulang Tahun Pada Laudya Cyntya Bella
Menurut Syafi'i, saat itu kondisinya hujan deras dan tidak ada banyak orang.
"Karena waktu itu hujan deras, bukan karena apa-apa, dan waktu itu sudah sore, anak-anak (warga) tidak ada, jadi shalatnya di rumah saja, saya yang ikut mengurus, saya tanggungjawab, " ujarnya.
Muhammad Safi'i juga ikut membantu mencarikan ambulans untuk membawa jenazah ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo.
"Itu juga ambulansnya ambulan Anies - Sandi, bukan ambulans dari RT sini," katanya.
Baca: Raja Salman Tinggalkan Bali, Anggota TNI Langsung Dangdutan
Bahkan Syafi'i ikut sampai ke pemakaman dan memimpin doa di sana.
Ia mengaku kecewa atas tuduhan yang dilontarkan oleh Neneng.
"Seumur-umur saya baru kali ini (dituduh). Padahal sebelumnya almarhum bapaknya (Neneg) saya juga yang mengurus, saya juga jadi bingung, sekarang banyak (wartawan) yang mencari saya," katanya.
"Tidak betul (tuduhan Neneng), kewajiban orang Islam (terhadap jenazah) itu mendoakan, menshalatkan dan memakamkan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Tribunwow.com/Fachri Sakti Nugroho)