Bikin Adem! Ketika Ahok dan Anies Kompak Tanggapi Kasus Penolakan Salat Jenazah
Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Anies Baswedan, kompak memberikan tanggapan,
Penulis: Wulan Kurnia Putri
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Anies Baswedan, kompak memberikan tanggapan, terkait dengan adanya penolakan melakukan shalat jenazah untuk warga yang mendukung calon non-Muslim pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dikutip dari Kompas.com, Ahok meminta kasus meninggalnya Nenek Hindun tak lagi dibesar-besarkan.
Mantan Bupati Kabupaten Belitung Timur itu sempat melayat ke rumah Hindun, pada Senin (13/3/2017) pagi.
"Saya kira sudahlah kita ikuti ajaran agama saja yang benar, jangan dipolitisir. Teman teman media juga jangan tulis lagi (berita mengenai meninggalnya Hindun), tutup saja kasus ini," kata Ahok.
"(kasus) ini adalah hal yang memalukan buat bangsa kita, enggak usah cerita-cerita lagi lah. Yang penting sekarang kita doakan supaya almarhumah dilapangkan jalan kuburnya," tambah Ahok.

Hal senada juga disampaikan oleh Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ke-26 di Kabinet Kerja, Anies Baswedan.
Anies menyatakan sedianya urusan politik tidak dicampur adukan dengan permasalahan agama.
"Jadi kita semua jalankan ini sebagai kewajiban kepada jenazah. Tidak ada urusannya sama politik dan jangan disatukan. Bahaya," ujar Anies di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2017).
Anies menambahkan, harusnya iklim demokrasi di Indonesia tidak dirusak oleh isu semacam itu.
Menurut cucu pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan tersebut, pilkada adalah ajang bagi warga untuk memilih calon pemimpin, yang bisa mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.

Kisah Nenek Hindun
Kisah meninggalnya Nenek Hindun menjadi viral di beberapa media sosial.
Dikutip dari Tribunnews.com, Jenazah almarhumah Hindun bin Raisan (77) tidak disalatkan di mushalla Al Mukmin, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Baca: Ahok Datangi Keluarga Almarhumah Nenek yang Tak Disalatkan, Ini yang Dilakukannnya
Putri bungsu almarhumah, Sunengsih alias Neneng menduga, hal itu karena pilihan politik sang ibunda pada 15 Februari 2017.
Pada 15 Februari lalu, sang ibunda masih terbaring lemah karena penyakit pengkapuran tulang dan darah tinggi.
Akhirnya petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) membantu Hindun dalam proses pencoblosan.
Baca: Sikap-Sikap Kesatria Djarot Saat Hadapi Pengusiran di Haul Soeharto
Baca: Pengurus Gerindra Duren Sawit Membelot Dukung Ahok, Partai Siap Ambil Langkah Hukum
Hindun kemudian mencoblos pasangan nomor nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok - Djarot Saiful Hidayat.
Neneng menyatakan, jika ibundanya adalah penggemar Ahok.
Ayahnya yang meninggal pada 2012 lalu, juga penggemar berat PDIP, dan Bung Karno.
Baca: Top 5 News: dari Pengurus Gerindra Membelot Hingga Djarot Diusir
Hindu menyukai Ahok, karena ia tahu bahwa Suami Veronica Tan itu menggratiskan sekolah.
Hindun mengetahui hal tersebut, karena putra Neneng yang duduk di bangku kelas 1 SMP, sudah tidak lagi membayar uang sekolah sejak tahun 2012.

Hindun Tidak Dishalatkan di Mushalla Al Mukmin
Jenazah Hindun tidak dishalatkan di mushalla Al Mukmin,.
Padahal, mushalla tersebut hanya terletak sekitar 200 meter dari kediamannya.
Neneng meminta kepada ustaz Muhammad Safi'i, agar ibundanya dishalatkan di musholla.
Namun sang ustaz malah menjawab "Nggak usah Neng, percuma nggak ada orang, di rumah saja, nanti gue yang mimpin."
Neneng menduga pernyataan itu dilontarkan karena pilihan sang ibunda.
Namun ia tidak pernah mengklarifikasi pada sang ustaz atas dugaannya itu.

Jawaban Ustaz Muhammad Safi'i
Neneng mendatangi kediaman Ustaz Muhammad Safi'i memberitahukan bahwa sang ibunda dalam kondisi gawat.
Setelah mendengar cerita Neneg, Ustaz Muhammad Safi'i membuatkan ramuan untuk Hindun.
Hindun sudah beberapa bulan tidak bisa jalan karena penyakit pengkapura dan darah tinggi, akhirnya menghembuskan nafas terakhir setelah dibaluri ramuan dari sang ustaz.
Baca: Akhirnya Aming Ungkap Alasan Perceraiannya, Pengakuannya Bikin Sedih
"Setelah almarhum meninggal, saya bilang ke Neneng, sudah nggak usah nangis, mending kita urusin," katanya.
Muhammad Safi'i mengaku ikut mengurus segala sesuatunya terkait jenazah.
Mulai dari mengumumkan di mushalla, hingga pemandian jenazah.
Baca: Fotografer Ini Posting Foto Ayu Ting Ting, Netizen: Capek Ya Ngeditnya di Setiap Sisi?
Namun saat Neneng minta sang ibunda di shalatkan di musholla, ia menyarankan agar shalat jenazah dilakukan di rumah.
"Karena waktu itu hujan deras, bukan karena apa-apa, dan waktu itu sudah sore, anak-anak (warga) tidak ada, jadi shalatnya di rumah saja, saya yang ikut mengurus, saya tanggungjawab, " ujarnya.
Muhammad Safi'i juga membantu mencari ambulans, agar jenazah bisa dibawa ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo.
Baca: Pernyataan Imam Masjid Istiqlal Tentang Mensalatkan Jenazah Ini Mengejutkan
"Itu juga ambulansnya ambulan Anies - Sandi, bukan ambulans dari RT sini," katanya.
Ternyata bantuan dari sang ustaz ditanggapi lain oleh Neneng.
Neneng menganggap, Ustaz Safi'i menyarankan agar sang ibunda tidak dishalatkan di musholla, karena Hindun adalah pendukung Ahok- Djarot.
Baca: Romantis! Beginilah Cara Calon Suami Ucapkan Selamat Ulang Tahun Pada Laudya Cyntya Bella
Muhammad Safi'i mengaku kecewa atas tuduhan tersebut.
"Seumur-umur saya baru kali ini (dituduh). Padahal sebelumnya almarhum bapaknya (Neneg) saya juga yang mengurus, saya juga jadi bingung, sekarang banyak (wartawan) yang mencari saya," katanya.
"Tidak betul (tuduhan Neneng), kewajiban orang Islam (terhadap jenazah) itu mendoakan, menshalatkan dan memakamkan," ujarnya.
(Kompas.com / Tribunnews.com / TribunWow.com / Wulan Kurnia Putri)