Breaking News:

Pilgub DKI Jakarta

Tak Hanya Diusir, Djarot Pernah Alami 7 Penolakan di Beberapa Tempat, Berikut Daftarnya!

Pengusiran bagi Djarot sudah sering dirasakan, ia malah sering mengalami penolakan massa, terutama pada saat melakukan blusukan kampanye.

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNNEWS.COM/DENNIS
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat blusukan di Cakung, Jakarta Timur, Minggu (13/11/2016). 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengalami pengusiran saat menghadiri Haul Soeharto di Masjid At-Tin Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Sabtu (11/3/2017) malam.

Sejumlah massa mencoba mengadang rombongan calon petahanan Pilkada DKI Jakarta 2017 itu.

Tak hanya mengadang, massa pun meneriaki rombongan Djarot tersebut.

Teriakan pengusiran terus bergam saat Djarot memasuki halaman masjid hingga dirinya berada di koridor menuju masjid.

Dalam acara Haul Soeharto yang mengambil tema "Dzikir dan Shalawat Untuk Negeri" itu akan dihadiri oleh sejumlah ulama antara lain Ustadz Arifin Ilham, KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, dan Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab.

Selain itu akan hadir pula Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Titiek Soeharto, serta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Pengusiran tersebut bukan pengalaman pertama bagi Djarot, sebelumnya ia malah sering mengalami penolakan massa, terutama pada saat melakukan blusukan kampanye ke berbagai daerah di Jakarta.

Baca: Djarot Diusir di Haul Soeharto, #DjarotStrong Trending di Twitter!

Berikut rangkuman beberapa penolakan yang pernah dialami oleh Djarot Saiful Hidayat!

1. Djarot disambut karton penolakan warga saat blusukan di Kampung Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat ditolak kehadirannya oleh warga Kampung Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (3/11/2016).
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat ditolak kehadirannya oleh warga Kampung Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (3/11/2016). (Tribunnews.com/Dennis Destryawan)

Dilansir dari Tribunnews.com, calon wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat yang blusukan ke Kampung Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara, ditolak warga, Kamis (3/11/2016)

Djarot bersama rombongan, berjalan di gang selebar dua hingga tiga meter.

Setelah menyusuri perumahan, di ujung gang ternyata Djarot meninjau tempat sampah di pinggir laut yang menumpuk.

Namun, tak lama berselang sekelompok warga berteriak, "Tolak Ahok-Djarot".

Warga berdemo, berteriak sekaligus membentangkan karton bertuliskan "Kami Forum RT/RW dan Warga Masyarakat Nelayan Kalibaru Menolak Ahok dan Djarot".

Kemudian, Djarot sempat mencoba berdialog dengan warga.

Dia menjelaskan, tak ada niatannya untuk menggusur wilayah Kampung Nelayan.

2. Kampanye di dua titik Kembangan Utara batal karena Djarot dihadang

Dilansir dari Kompas.com calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, dia tidak jadi kampanye di titik kedua di Kembangan Utara pada 9 November 2016 lalu karena ada sekelompok orang yang menghadangnya.

Pada waktu itu, Djarot sedianya berdialog dengan warga di tiga sampai empat titik.

Di titik pertama, Djarot bertemu dan berdialog dengan warga.

Setelah itu, dia dan rombongan berjalan menyeberangi Kali Pesanggrahan untuk berdialog dengan warga di titik kedua.

Setelah menyeberang, sekelompok orang menghadang kedatangan Djarot.

3. Djarot tetap tersenyum meski ditolak warga di Sawah Besar

Kehadiran Djarot ditolak sekelompok warga saat kampanye di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Warga memasang spanduk penolakan dan menghalangi jalan Djarot.

Warga yang sudah berkumpul memasang spanduk dan karton yang berisikan penolakan terhadap Djarot.

Sekelompok warga tersebut juga menutup portal ke Jalan F.

Djarot tetap tersenyum dan santai meski ada penolakan sekelompok warga di depannya.

4. Ada sekelompok pengunjuk rasa jelang kedatangan Djarot di Bangka Raya

Sekelompok pemuda yang berjumlah belasan orang melakukan aksi unjuk raksa di Jalan Bangka Raya, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2016).
Sekelompok pemuda yang berjumlah belasan orang melakukan aksi unjuk raksa di Jalan Bangka Raya, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2016). (Nibras Nada Nailufar/Kompas.com)

Sekelompok pemuda yang berjumlah belasan orang melakukan aksi unjuk raksa di Jalan Bangka Raya, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2016).

Mereka membentangkan karton dengan isi penolakan terhadap kedatangan calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di depan minimarket, Jalan Bangka Raya.

Djarot pada waktu itu dijadwalkan akan berkampanye di Pasar Bangka yang terletak di seberang minimarket.

Mereka melakukan aksi damai dengan berorasi sejak pukul 10.00WIB.

Mereka mengatasnamakan diri mahasiswa Islam Indonesia.

5. Kegiatan kampanye Djarot di Cipinang dihadang sekelompok orang

Sekelompok warga menghadang kedatangan Djarot Saiful Hidayat di Kelurahan Cipinang, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (16/11/2016).
Sekelompok warga menghadang kedatangan Djarot Saiful Hidayat di Kelurahan Cipinang, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (16/11/2016). (Nursita Sari/Kompas.com)

Djarot blusukan ke permukiman warga di Kelurahan Cipinang, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (16/11/2016) sore.

Awalnya, kedatangan Djarot disambut baik oleh warga setempat.

Dia diajak bersalaman dan berfoto bersama.

Namun, di tengah jalan, sekelompok orang menghadang Djarot.

Mereka menolak kedatangan Djarot dan para pendukungnya.

Mereka meminta Djarot dan pendukungnya untuk memutar balik.

Mereka meneriakkan takbir dan shalawat.

6. Djarot sempat dihadang saat kampanye di Petamburan

Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengunjungi permukiman warga RW 09, Kelurahan Petamburan, Tanah abang, Jakarta Pusat, yang terletak di pinggir rel kereta, Jumat (25/11/2016).
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengunjungi permukiman warga RW 09, Kelurahan Petamburan, Tanah abang, Jakarta Pusat, yang terletak di pinggir rel kereta, Jumat (25/11/2016). (Nursita Sari/Kompas.com)

Djarot Saiful Hidayat mengunjungi permukiman warga Kelurahan Petamburan, Tanah abang, Jakarta Pusat, yang terletak di pinggir rel kereta, Jumat (25/11/2016).

Saat tiba, Djarot langsung berdialog dengan warga RW 09 yang terletak di pinggir rel kereta.

Warga menyambut baik kehadiran Djarot dan meminta Djarot membangun rumah deret dan RPTRA.

Setelah itu, Djarot berjalan menyusuri rel kereta, menyeberang dan masuk ke wilayah Kelurahan Bendungan Hilir dengan menyusuri gang-gang kecil.

Kemudian, Djarot kembali menyeberang rel kereta dan hendak blusukan kembali di wilayah Kelurahan Petamburan.

Namun, sekelompok orang sudah menghadang kedatangan Djarot.

Mereka tidak mengizinkan Djarot dan rombongan untuk blusukan di sana.

Penghadang Djarot juga sempat berdebat dengan beberapa simpatisan.

Mereka tidak ingin Djarot melintas di wilayahnya. Untuk menjaga situasi tetap kondusif, Djarot dan rombongan memilih memutar balik dan melanjutkan blusukannya di Kelurahan Bendungan Hilir, seberang rel kereta.

7. Spanduk penolakan terbentang di Karet, Setiabudi

Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berkampanye di RW 7 Kampung Jawa, Karet, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2017)
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berkampanye di RW 7 Kampung Jawa, Karet, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2017) (Kompas.com/Kurnia Sari Aziza)

Kali ini, beberapa warga Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, membentangkan spanduk penolakan saat Djarot berkampanye di sana, Selasa (17/1/2017).

Namun sebagian besar warga RW 7, Kampung Jawa, Karet, tetap menerima kampanyenya.

Bahkan, Djarot diajak makan oleh warga setempat setelah melewati kumpulan orang yang menolaknya.

Di sana, Djarot melahap nasi goreng dan mi goreng bikinan warga.

Sebelumnya, 15 orang yang mengaku warga Setiabudi membawa spanduk dan menghadang kampanye Djarot.

Tak ada orasi atau pun kalimat penolakan yang disampaikan orang-orang tersebut, sebab, barisan polisi terlihat menghadang pengunjuk rasa yang mendekati Djarot.

Ada 5 spanduk yang terpasang di sana.

Spanduk-spanduk tersebut ditulisi kalimat penolakan, yakni "Warga Setiabudi Menolak Gubernur Kafir", "Penghina Al Quran Perusak Persatuan Bangsa", dan "Tidak Ada Tempat bagi Penista Agama di Setiabudi". (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Djarot Saiful HidayatJakartaPilkada Jakarta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved